Gathering Atresia Bilier 2025, Semangat Sembuh Ubah Paradigma Warna Kuning Pada Bayi

Para orang tua dan pasien dari berbagai daerah bertemu dan sharing pengalaman masing masing dengan kondisi terkini pada buah hatinya.

Penulis: Wiwit Purwanto | Editor: Wiwit Purwanto
surya.co.id/wiwit purwanto
SEMANGAT SEMBUH - Wajah semangat terlihat dari para orangtua peserta Gathering Atresia Bilier, “Dari kita, untuk Indonesia menuju Indonesia bebas Atresia Bilier ” di Gedung Prodia Surabaya, Minggu (9/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Atresia Bilier, adalah gangguan pada saluran empedunya rusak. Bahkan kantong empedu bisa menghilang atau mengecil
  • Para orang tua dan pasien dari berbagai daerah bertemu dan sharing pengalaman masing masing dengan kondisi terkini pada buah hatinya.
  • Mereka adalah para orang tua dan pasien dengan kolestasis, atau penyakit gangguan saluran empedu pada bayi.

 

SURYA.co.id Surabaya – Wajah wajah semangat terlihat dari para orangtua peserta Gathering Atresia Bilier, “Dari kita, untuk Indonesia menuju Indonesia bebas Atresia Bilier ” di Lantai 9 Gedung Prodia Surabaya, Minggu (9/11/2025).

Mereka adalah para orang tua dan pasien dengan kolestasis, atau penyakit gangguan saluran empedu pada bayi.

Pada kesempatan ini para orang tua dan pasien dari berbagai daerah bertemu dan sharing pengalaman masing masing dengan kondisi terkini pada buah hatinya.

Para peserta Gathering Atresia Bilier ini mendapat suntikan semangat dan tambahan pengetahuan tentang deteksi dini atresia bilier oleh narasumber yakni Dr dr Bagus Setyoboedi SpA, SubSp.GH(K), Kepala Divisi Hepatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUD dr Soetomo FK Unair Surabaya, dr Rendi Aji Prihaningtyas, M.Ked.Klin,SpA dan dr Sjamsul Arief, SpA, MARS, Subsp.GH(K).

Dalam gathering ini para orangtua bebas untuk menanyakan atau bercerita pengalamannya dalam menjalani perawatan hingga sembuh dan menjadi bayi yang sehat.

Baca juga: Inovasi Smart Phototherapy Airbilinest Karya Unair Mulai Dijual, Bisa Bantu Penanganan Bayi Kuning

Mereka juga bisa berkonsultasi langsung dengan dokter hingga doorprize menarik untuk peserta yang beruntung.

dr Bagus mengungkapkan saat ini pemerintah tetap memberikan dukungan, “Ini adalah perjuangan panjang dan dukungan pemerintah tetap ada,” katanya.

Selain itu dalam gathering kali ini pihaknya juga berpartner dengan tim bedah untuk rencana jangka panjang mereorganisasi tindakan lebih jauh di RSU dr Soetomo.

Namun target dalam acara kali ini kata dr Bagus adalah bagaimana orangtua yang hadir di kegiatan ini beisa menjadi provider kita, dan bisa memberikan informasi yang benar terkait Atresia Bilier ke keluarga dan teman temannya. 

“Kalau informasi ini tersampaikan dengan benar maka dapat diketahui secara dini tentang Atresia Bilier dan pengobatan akan bisa optimal,” lanjutnya.

Baca juga: Angka Stunting Naik Lagi Jadi 10,6 Persen, Pemkab Sidoarjo Minta Tim TPPS Bergerak Cepat

Pihaknya juga beberapa kali melakukan kegiatan pengabdian masyarakat, baik itu melalui webinar atau secara langsung dengan melibatkan dokter di daerah. 

“Targetnya mengubah paradigma bahwa kuning itu yang biasa biasa saja ternyata tidak, harus lebih waspada,” tukasnya.

Ahmad salah satu peserta asal Surabaya mengaku mengetahui kelaian pada anaknya saat usia 1,5 bulan. “Kelihatan kuning dimata, BAB nya pucat,” katanya.

Awalnya ia memeriksakan kondisi anaknya ke Puskesmas lalu disarankan ke RSI A Yani hingga dirujuk ke RSU dr Soetomo.

“Sekarang sudah 13 bulan, sudah ada banyak perubahan dan makin sehat,” katanya.

Baca juga: FK Unair Gandeng Pakar Dunia Audiologi Anak dari Jerman, Dorong Skrining Pendengaran Bayi Baru Lahir

Dr Bagus menambahkan Atresia Bilier, adalah gangguan pada saluran empedunya rusak. Bahkan kantong empedu bisa menghilang atau mengecil.

“Pada awalnya proses hambatan pada saluran empedu. Kalau bisa di perbaiki kerusakan hati bisa dihindarkan asal tidak terlambat, kuncinya jangan terlambat,” tegas dr Bagus.

Ia juga mewanti wanti agar waspada kuning dan tinja pucat pada bayi lebih dari dua minggu.

Menurutnya, deteksi dini adalah langkah terbaik agar bisa ditangani dan dapat pengobatan terbaik.

Dulu masih kata dr Bagus, penyakit ini dikira atresia bilier adalah penyakit turunan atau sudah ada sejak dilahirkan, tapi bukan, ini adalah penyakit yang berproses, dan bisa dilakukan pencegahan dini dan diperbaiki agar jangan sampai betul-betul terjadi kebuntuan pada saluran empedu.

Sementara itu dr Rendi menambahkan dengan pertemuan atau gathering atresia bilier, pihaknya mensosialisasikan ke masyarakat tentang penyakit ini.

Sekaligus meminta mereka para pelaku ini menjadi provider ke masyarakat lainnya.

Bahwa penyakit kuning ini bukan hal biasa, yang disebabkan kurang minum atau sembuh dengan dijemur.

Ia menambahkan, deteksi dini atresia bilier penting dilakukan. Jika sudah lebih dari usia dua minggu bayi tampak kuning atau warna BAB makin pucat maka harus diwaspadai.--

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved