Inovasi Smart Phototherapy Airbilinest Karya Unair Mulai Dijual, Bisa Bantu Penanganan 'Bayi Kuning'

PT Medika Karya Airlangga mengembangkan alat kesehatan inovatif bernama Smart Phototherapy System Airlangga Bilirubin Nesting atau Airbilinest.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: irwan sy
Unair
AIRBILINEST - Alat kesehatan inovatif bernama Smart Phototherapy System Airlangga Bilirubin Nesting atau Airbilinest dari PT Medika Karya Airlangga. Alat ini kini resmi diproduksi massal dan mulai dipasarkan secara luas untuk membantu penanganan bayi kuning atau hiperbilirubinemia, salah satu penyebab utama kematian pada bayi baru lahir di Indonesia. 

SURYA.co.id | SURABAYA — Universitas Airlangga (Unair) Surabaya melalui perusahaan rintisan PT Medika Karya Airlangga berhasil mengembangkan alat kesehatan inovatif bernama Smart Phototherapy System Airlangga Bilirubin Nesting atau Airbilinest.

Alat ini kini resmi diproduksi massal dan mulai dipasarkan secara luas untuk membantu penanganan bayi kuning atau hiperbilirubinemia, salah satu penyebab utama kematian pada bayi baru lahir di Indonesia.

Direktur PT Medika Karya Airlangga, Syah Reza Budi Azhari, menjelaskan proses inovasi Airbilinest bermula dari hasil penelitian yang dilakukan oleh tim riset Fakultas Kedokteran Unair bersama para akademisi dan praktisi medis.

“Penelitian ini menyoroti tingginya angka kebutuhan alat fototerapi yang efektif, aman, dan mudah diakses, khususnya di wilayah-wilayah terpencil yang minim fasilitas perawatan neonatal,”ujar pria yang juga alumnus Fakultas Vokasi Unair, Kamis (22/5/2025).

Melihat kebutuhan tersebut, para peneliti mulai merancang alat terapi sinar biru yang tidak hanya efektif menurunkan kadar bilirubin, tetapi juga mempertimbangkan kenyamanan dan keamanan bayi.

Prototipe awal dikembangkan di laboratorium Unair dan terus disempurnakan hingga akhirnya diadopsi oleh PT Medika Karya Airlangga untuk diproduksi secara komersial.

“Airbilinest menjadi jawaban atas kebutuhan mendesak teknologi medis yang lebih efisien dan efektif, terutama untuk penanganan bayi baru lahir,” ujarnya.

Ia menjelaskan sejak awal pendiriannya pada tahun 2022, PT Medika Karya Airlangga memang fokus mengembangkan alat kesehatan, dimulai dari inovasi fototerapi untuk tatalaksana hiperbilirubinemia.

Perusahaan ini digagas oleh para periset Unair yang juga menjabat sebagai dewan komisaris, yakni dr Mahendra Tri Arif Sampurna SpA(K) PhD, Andi Hamim Zaidan SSi MSi PhD, dan Prof Muhammad Nafik Hadi Ryandono SE MSi.

Hiperbilirubinemia merupakan kondisi meningkatnya kadar bilirubin dalam darah bayi, menyebabkan kulit dan mata tampak kuning.

Data WHO menunjukkan sekitar 3 persen dari 120 juta bayi yang lahir setiap tahun mengalami kondisi ini, dan hampir 1 juta bayi meninggal dunia karena tidak mendapatkan penanganan tepat waktu.

Chief Technology Officer (CTO) PT Medika Karya Airlangga , Valentinus M Aaron Q menambahkan Airbilinest hadir sebagai alat fototerapi berbasis lampu LED sinar biru yang dapat dikontrol melalui aplikasi di ponsel, memungkinkan pengaturan intensitas cahaya sesuai kebutuhan bayi secara real-time.

Karena bersifat portabel, alat ini sangat cocok digunakan di puskesmas daerah, rumah sakit kecil, bahkan di lokasi bencana.

“Selain memberikan terapi, alat ini juga menciptakan lingkungan menyerupai rahim yang nyaman untuk bayi, terutama bayi prematur. Kami juga menyertakan bantalan khusus untuk mendukung penguatan otot dan mencegah luka dekubitus,” ungkap pria yang juga alumnus Fakultas Sains dan Teknologi Unair ini.

Airbilinest dilengkapi material serat optik hipoalergenik yang lembut dan aman, serta dirancang untuk meminimalkan paparan sinar biru di siang hari.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved