Tenggelam Massal di Bangkalan

Pasca 6 Santri Tenggelam Di Kolam Galian C, Polres Bangkalan Selidiki Legalitas Tambang Bukit Jaddih

Kapolres mengikuti olah TKP kedua, Jumat (21/11/2025) dan memperhatikan kubangan air buah aktivitas kegiatan tambang galian C di sana.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
surya/ahmad faisol (edo)
BERBAHAYA - Kapolres Bangkalan, AKPB Hendro Sukmono didampingi Wakapolres Kompol Hj Hosna Nurhidayah beserta Kasat Reskrim APK Hafid Dian Maulidi mengamati kawasan Bukit Jaddih, Desa Parseh, Kecamatan Socah, di mana 6 bocah santri tenggelam, Kamis (20/11/2025) lalu. 

Ringkasan Berita:
  • Kapolres Bangkalan memerintahkan penyelidikan atas legalitas tambang galian C di sekitar kawasan Bukit Jaddih setelah 6 santri tenggelam.
  • Enam santri bocah tenggelam di kolam bekas galian C yang ditinggalkan, dan polisi menutup lokasi itu untuk sementara waktu.
  • Kapolres juga meminta masyarakat menunjukkan empat dengan tidak memviralkan video dan foto-foto kejadian itu di medsos.

 

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Penyelidikan kasus tenggelamnya enam santri bocah dari Ponpes Jabal Quran di Bangkalan, Kamis (20/11/2025), akhirnya merembet kemana-mana.

Polisi mendapat informasi bahwa kolam di mana keenam korban tenggelam, merupakan bekas galian C yang kemudian menampung air hujan.

Lokasi kubangan air itu menjadi tempat bermain terakhir bagi enam bocah santri, hanya sekitar 400 meter ke arah Timur ponpes.

Kapolres Bangkalan, AKBP Hendro Sukmono menegaskan akan menginstruksikan penyelidikan legalitas tambang galian C di Desa Parseh, Kecamatan Socah itu.

Kapolres mengikuti olah TKP kedua, Jumat (21/11/2025) dan memperhatikan kubangan air hasil kegiatan tambang galian C di sana.

Bekas guratan ‘tangan’ kendaraan eskavator pada tebing kubangan air itu menjadi titik awal untuk memulai langkah penyelidikan. 

“Saya meminta Kasat Reskrim dan Kanit Tipiter (Tindak Pidana Tertentu) untuk memastikan kegiatan tambang itu, apakah statusnya legal atau ilegal. Termasuk siapa yang bertanggung jawab atas pengelolaan lokasi yang menjadi TKP 6 santri tenggelam,” tegas Hendro didampingi Wakapolres Bangkalan, Kompol Hj Hosna Nurhidayah dan Kasat Reskrim AKP Hafid Dian Maulidi.

Olah TKP kedua oleh personel gabungan Inafis Satreskrim Polres Bangkalan, Inafis Ditreskrimum Polda Jatim, dan Detasemen Gegana Satuan Brimob Polda Jatim itu menguak sederet fakta. 

Salah satunya, tubuh tiga korban di antaranya ditemukan pada kedalaman 1,5 meter atau setinggi dada orang dewasa. 

“Dua tahun lalu lokasi itu masih ada kegiatan penambangan. Namun saat ini, kami sedang mendalami karena bisa melihat masih ada kegiatan di sini,” tutur Alumnus Akpol 2025 itu.

Sejak ditemukannya 6 jasad santri pada Kamis petang, kepolisian langsung membentangkan police line pada portal yang menjadi satu-satu akses menuju lokasi kubangan air.

“Kami tutup terkait TKP-nya. Tetapi berkaitan hal-hal lain, kami dalami,” tegas mantan Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya itu. 

Larang Viralkan Video Kejadian

Hendro juga meminta masyarakat tidak memviralkan video-video maupun foto tentang kondisi dari jenazah sebagai wujud rasa empati kepada para keluarga korban.

“Di satu sisi, ini sebuah peringatan untuk kita semua bahwa tidak boleh sembarangan membiarkan anak-anak bermain di lingkungan ini. Kami sampaikan kepada kapolsek dan pengurus pondok, nanti kita siapkan tulisan larangan. Supaya masyarakat sekitar bisa lebih berhati-hati,” pungkasnya.

Sementara Pengasuh Ponpes Jabal Quran, Ustaz Muwafik mengungkapkan, pihaknya untuk sementara ini akan menyelesaikan terlebih dahulu kewajiban-kewajiban yang harus dilaporkan kepada pihak kepolisian. 

“Setelah itu kami akan melakukan takziyah kepada para wali santri yang putra-putranya meninggal dunia,” singkat Muwafik kepada SURYA. *****

 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved