Cegah Paparan Judi Online Pada Anak, Diskominfo Jember Beri Literasi Digital Pada Murid SD

Diskominfo mengajarkan literasi digital itu melalui aneka permainan anak-anak. Mulai dari bermain ular tangga, engklek hingga kartu

Penulis: Imam Nahwawi | Editor: Deddy Humana
surya/imam nawawi
LITERASI DIGITAL - Kegiatan literasi digital di SD Katolik Maria Fatima Jember, Selasa (18/11/2025) Kegiatan itu untuk mencegah anak menjadi korban judi online (judol). 
Ringkasan Berita:
  • Diskominfo Jember memberikan pelatihan literasi digital pada para pelajar dari 5 Sekolah Dasar agar anak-anak tidak terjebak judi online atau judol.
  • Pelatihan itu memberi pembekalan pada anak-anak agar tidak terjebak judol berkedok game online di gawai serta menekankan pendampingan dari orangtua.
  • Salah satu cara menyampaikan literasi digital adalah mengajak anak-anak mengikuti permainan tradisional agar tidak kecanduan bermain gawai.

 

SURYA.CO.ID, JEMBER - Pencegahan dari paparan judi online (judol) juga diberikan kepada pelajar melalui pelatihan literasi digital, seperti yang dilakukan Pemkab Jember dalam kegiatan di murid Sekolah Dasar (SD) Katolik Maria Fatima, Selasa (18/11/2025)

Hal itu dilakukan supaya anak-anak bisa lebih bijak dalam memanfaatkan ruang digital, agar tidak jadi korban judol maupun penipuan lewat internet.

Selama kegiatan tersebut, Diskominfo Jember juga melibatkan Relawan Teknologi Komunikasi dan Informatika (RTIK), serta komunitas informasi masyarakat, guna memberikan pelatihan terhadap anak.

Diskominfo mengajarkan literasi digital itu melalui aneka permainan anak-anak. Mulai dari bermain ular tangga, engklek hingga kartu.

"Harapannya dengan permainan itu bisa mudah diterima pesan dan edukasi yang kami sampaikan. Karena pembelajaran dilakukan sesuai kharakter anak," ujar Kepala Bidang Aspirasi dan Layanan Informasi Publik Diskominfo Jember, Rachmat Agung.

Menurutnya, pelatihanini sengaja diberikan kepada anak usia sekolah dasar, sebab mereka kelompok rentan jadi korban judol.

"Problemnya mereka bukan karena suka berjudi, tetapi karena tidak tahu kalau ada situs untuk judi dan beranggapan itu hanyalah game online," kata Agung.

Selain itu, masih banyak kasus bullying dan penipuan online yang menyerang anak-anak. Sehingga pelatihan literasi digital sejak usia dini sangat diperlukan.

"Ini yang membuat kami tergerak bersama relawan TIK, untuk memberikan pelatihan terhadap anak-anak yang selama ini orangtuanya memberikan gadget ketika mereka rewel," kata Agung.

Peran Guru dan Orangtua

Agung mengatakan, kegiatan ini tidak hanya memberikan pelatihan keamanan digital bagi anak-anak. 

Tetapi juga mengedukasi guru dan orangtua supaya mengawasi putra-putrinya saat bermain gawai. "Ketika berinteraksi dimedia sosial, orangtua itu juga mendampingi putra-putrinya," ulasnya.

Mengingat anak kelahiran 2015 ke atas itu, sudah dihadapkan dengan kemajuan teknologi. Agung menilai, anak-anak tidak tahu kehidupan sebelum adanya internet.

"Mereka belum mengalami fase perkembangan (internet). Sehingga beranggapan internet sudah seperti sekarang. Itu yang perlu kami bekali, kalau di internet ada yang negatif," imbuhnya.

Sebatas informasi, Diskominfo mengelar literasi digital tersebut di lima SD dan lima pondok pesantren kawasan Jember kota. ****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved