Kendalikan Inflasi Jelang Nataru 2026, Pemkab Lamongan Gelar High Level Meeting 2025

Pemkab Lamongan gelar High Level Meeting (HLM) 2025 untuk mengendalikan inflasi jelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: irwan sy
hanif manshuri/surya.co.id
HIGH LEVEL MEETING. Pemkab Lamongan sedang memainkan strategi lewat high level meeting (HLM) dalam rangka mengendalikan inflasi jelang perayaan Hari Raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 di Pendopo Lokatantra, Selasa (11/11/2025) 

Ringkasan Berita:
  • Pemkab Lamongan gelar HLM 2025 (11/11) untuk kendalikan inflasi jelang Natal 2025 & Tahun Baru 2026 (Nataru).
  • Inflasi Lamongan terkendali (y-on-y 2,83 persen), tapi HLM perlu dilakukan karena potensi lonjakan harga saat Nataru.
  • Strategi pengendalian inflasi Lamongan meliputi Close Loop Economy, Lamongan Menanam Pangan, dan kerja sama antar daerah (sister city Gerbangkertosusila).
  • Pemkab terapkan 4K (Ketersediaan, Keterjangkauan, Kelancaran Distribusi, Komunikasi) dan memastikan stok beras sangat aman.

 

SURYA.co.id | LAMONGAN - Pemkab Lamongan gelar High Level Meeting (HLM) 2025 di Pendopo Lokatantra, Selasa (11/11/2025).

Menurut Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, HLM tersebut dimaksudkan untuk mengendalikan inflasi jelang perayaan Hari Raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

Baca juga: Pemkab Lamongan Dorong Sinergikan KDMP dan SPPG Wujudkan Program MBG

Dikatakan, dalam stabilisasi inflasi memerlukan pemahaman mendalam tentang berbagai faktor penyebab, yang mencakup data produksi, pasokan, distribusi barang, biaya transportasi, dan harga di pasar lokal.

HLM sangat penting untuk mengintegrasikan data dan informasi dari berbagai kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah agar dapat merumuskan kebijakan yang terkoordinasi dan efektif.

"Pengendalian inflasi adalah tanggung jawab bersama. Upaya pengendalian tersebut dapat diawali melalui HLM, karena arah dan integrasi data bisa dilakukan," katanya.

Pada Oktober 2025 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Jawa Timur sebesar 2,69 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,23.

Di Lamongan melalui sister city tercatat inflasi sebesar 0,43 (bulan ke bulan) dan 2,83 (tahun ke tahun).

Kelompok penyumbang inflasi terbesar adalah cabe rawit, cabe merah, minyak goreng, dan lainnya.

"Angka inflasi masih terkendali, namun kita harus terus menekan agar tidak terjadi lonjakan. Terlebih saat Nataru berpotensi terjadi inflasi yang tinggi," tambahnya.

Kolaborasi dengan Koperasi Merah Putih

Pemkab Lamongan akan memainkan strategi menekan inflasi dengan Close Loop Economy kolaborasi Koperasi Merah Putih & WASILA Efisiensi rantai pasok, stabilisasi harga, daya tahan global.

Juga melalui gerakan Lamongan Menanam Pangan, tanam serentak cabai, bawang, hortikultura perkuat ketahanan pangan rumah tangga, optimalisasi Cadangan Pangan Daerah Sinergi Bulog-DKPP-Disperindag Gunakan Early Warning System (BPS & BI).

"Kita kerja sama antar daerah (Gerbangkertosusila) perluas pasokan lintas daerah kurangi disparitas harga dan distribusi lancar," ujarnya.

Kemudian, integrasi data dan dashboard TPID, sinkronkan SIGAP dengan Dashboard TPID Pengambilan keputusan cepat, presisi, berbasis data, forum komunikasi publik TPID publikasi harga dan stok secara terbuka cegah spekulasi dan panic buying bangun kepercayaan masyarakat.

Revitalisasi pasar tradisional fokus kenyamanan dan ketertiban pasar dorong transaksi digital dan pengawasan harga, kolaborasi BPS & TPID bangun indikator mikro daerah dasar kebijakan berbasis bukti (evidence-based).

Sumber: Surya
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved