Belasan Pejabat di Bondowoso Jadi Korban Scamming, Modus Gunakan Foto dan Nomor WhatsApp Baru

15 pejabat Bondowoso di Jatim menjadi korban scamming. Modus pelaku menggunakan foto dan nomor WhatsApp baru, lalu minta transfer uang.

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Sinca Ari Pangistu
SCAMMING - Salah seorang warga Bondowoso saat menunjukkan beberapa kali kerap menerima pesan WhatsApp yang mengatasnakaman pejabat, Sabtu (8/11/2025). Belasan pejabat di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, menjadi korban penipuan scamming sepanjang tahun 2025. 

Ringkasan Berita:
  • 15 pejabat Bondowoso, Jatim, jadi korban scamming, pelaku pakai foto dan nomor WhatsApp baru.
  • Modus minta transfer uang ke staf dan orang terdekat, satu korban sempat kirim Rp 2 juta.
  • Diskominfo tempel stempel hoaks, warga juga jadi sasaran penipuan serupa.

 

SURYA.CO.ID, BONDOWOSO - Sebanyak 15 pejabat teras di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur (Jatim), menjadi korban penipuan scamming sepanjang tahun 2025. 

Modus pelaku adalah menggunakan nomor WhatsApp baru dengan foto profil para pejabat, lalu mengirim pesan acak untuk meminta transfer uang.

Modus Gunakan Foto Pejabat dan Nomor Baru

Kepala Bidang Statistik dan Persandian Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Bondowoso, Harini Pujiati, menyebutkan bahwa pelaku menyasar kepala OPD, kepala bidang hingga camat. 

“Selama tahun 2025 ada 15 orang pejabat yang nama dan foto profil dipakai untuk penipuan,” ujar Harini, Sabtu (8/11/2025).

Pesan yang dikirim pelaku umumnya berisi permintaan transfer atau pinjaman uang, ditujukan kepada staf, sesama pejabat atau orang-orang terdekat korban.

Satu Korban Terlanjur Transfer Rp2 Juta

Harini mengungkapkan, ada satu staf yang sempat mentransfer uang sebesar Rp 2 juta, karena mengira pesan tersebut berasal dari pejabat yang dikenalnya. 

Namun, jumlah korban sebenarnya belum bisa dipastikan, karena banyak yang tidak melapor.

Diskominfo Tempel Stempel Hoaks

Diskominfo Bondowoso menindaklanjuti dengan membuat berita klarifikasi dan stempel hoaks pada nomor-nomor WhatsApp penipu, lalu menyebarkannya untuk mencegah korban baru.

Namun, Harini mengakui, pihaknya belum memiliki alat khusus untuk menghentikan modus ini secara teknis.

“Korban juga tidak melapor ke polisi,” tambahnya.

Warga Juga Jadi Sasaran

Tak hanya pejabat, warga biasa juga menjadi sasaran. 

Abduh, warga Desa Grujugan Kidul, menyebut tetangganya sempat dikirimi pesan WhatsApp palsu yang meminta uang. 

Beruntung, karena rumah mereka berdekatan, permintaan itu langsung dikonfirmasi dan tidak sampai terjadi transfer.

Abduh heran bagaimana pelaku bisa mengetahui nomor-nomor orang terdekat dari pemilik foto. 

“Itu saya tak paham, kok bisa tahu nomor orang terdekatnya ya,” ujarnya.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved