Melon Bernilai Ekonomi Tinggi, Wabup Kediri Berharap jadi Inspirasi Lahirnya Generasi Petani Muda

Rabu (5/11/2025), keberhasilan budidaya melon hidroponik itu ditandai dengan panen perdana bersama Wakil Bupati Kediri, Dewi Mariya Ulfa.

Penulis: Isya Anshori | Editor: Deddy Humana
surya/isya anshori (isyaanshori)
PANEN MELON - Wakil Bupati Kediri, Dewi Mariya Ulfa mengikuti panen melon hidroponik di Desa Darungan, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Rabu (5/11/2025). Kediri masih membutuhkan lebih banyak generasi petani muda dengan inovasi segar di bidang pertanian. 

Ringkasan Berita:
  • Pemkab Kediri melakukan panen perdana melon hidroponik di atas lahan pemda yang disulap menjadi lokasi budidaya tanaman agrokultural.
  • Budidaya melon secara modern dan praktik diharapkan bisa menginspirasi generasi muda Kediri menerjuni sektor pertanian.
  • Dari persentase rata-rata usia petani muda di Kediri masih di bawah 20 persen karena sekitar 38 persen merupakan petani di atas usia 55 tahun.

 

SURYA.CO.ID, KEDIRI - Lahan kosong milik Pemkab Kediri di Desa Darungan, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri sudah disulap menjadi area pertanian modern. Dari pemanfaatan lahan itu, sekarang sudah menghasilkan komoditas agrokultur yaitu melon secara hidroponik.

Rabu (5/11/2025), keberhasilan budidaya melon hidroponik itu ditandai dengan panen perdana bersama Wakil Bupati Kediri, Dewi Mariya Ulfa.

Selain melakukan panen, Mbak Dewi juga  menyerahkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) kepada kelompok tani. 

Mbak Dewi mengapresiasi inovasi pertanian yang dilakukan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kediri yang berhasil memanfaatkan tanah menganggur pemda menjadi kawasan produktif yang menghasilkan komoditas bernilai tinggi.

"Alhamdulillah, lahan milik Pemkab yang sebelumnya tidak dimanfaatkan, kini bisa digunakan untuk budidaya melon hidroponik. Ada tiga jenis yang kami panen hari ini yaitu Inthanon, Honey Globe, dan Golden," ungkap Mbak Dewi usai panen.

Dengan luas lahan sekitar 800 meter persegi, area pertanian ini menampung 2.300 pohon melon dengan estimasi hasil panen mencapai 3,5 ton. 

Harga jual di tingkat petani diperkirakan mencapai Rp 25.000 per KG, menjadikannya salah satu komoditas bernilai ekonomi tinggi di Kabupaten Kediri.

Menurut Dewi, sistem hidroponik menjadi terobosan penting di sektor pertanian. Teknologi ini tidak memerlukan tanah sebagai media tanam, melainkan serabut kelapa dan sistem pengairan otomatis yang dikendalikan melalui smartphone. 

"Airnya pun berasal dari sumur yang disuling dan dicampur nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Jadi semua sudah terukur dan modern, bahkan pengairannya bisa dikontrol dari ponsel," jelasnya.

Mbak Dewi juga menekankan pentingnya melibatkan petani muda atau petani milenial dalam pengembangan pertanian modern. Di Kabupaten Kediri, ia menyebut ada sekitar 226.104 petani dari 1,6 juta jiwa. Di mana petani muda masih sedikit dibanding dengan petani yang senior. 

Dewi merinci petani di usia 15-24 tahun masih 0,80 persen, usia 25-34 di angka 7 persen, kemudian usia 35-44 masih 19 persen, dan usia 45-54 ada 27 persen, sementara untuk petani di atas usia 55 ada 38 persen. "Artinya anak muda di Kabupaten Kediri masih enggan untuk terjun di dunia pertanian," beber Mbak Dewi. 

Untuk itu panen melon kali ini bisa menjadi contoh nyata bahwa bertani bisa dilakukan dengan cara praktis dengan teknologi canggih.

"Harapan kami, anak-anak muda dan siswa SMK pertanian bisa ikut terlibat. Bertani tidak harus ke sawah membawa cangkul. Dengan sistem seperti ini, mereka bisa belajar bahkan sambil sekolah sudah bisa produktif," harapnya.

Dewi menambahkan, iklim dan kondisi tanah di Kabupaten Kediri sangat mendukung pengembangan melon hidroponik

Pemasaran Melon Lewat Bandara Dhoho

Sumber: Surya
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved