Anak Bunuh Ibu Kandung di Jember

Kapsun Jadi Saksi Anak Bunuh Ibu Kandung di Jember, Ungkap Detik-Detik Kejadian Tragis

Kapsun jadi saksi anak bunuh ibu kandung di Jember, Jatim, pelaku gunakan vulkanisir, motif diduga tekanan mental serta masalah ekonomi .

Penulis: Imam Nahwawi | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Imam Nahwawi
SAKSI KUNCI - Kapsun, adik korban saat di Mapolsek Jenggawah, Jember, Jawa Timur, Rabu (5/11/2025). Dia menjelaskan soal kejadian anak bunuh ibu kandung di Desa Kertonegoro, Jember. 
Ringkasan Berita:
  • Kapsun saksi anak bunuh ibu kandung di Jember, Jatim, sempat diserang saat melerai.
  • Pelaku gunakan besi vulkanisir, motif diduga karena tekanan mental dan masalah ekonomi.
  • Polisi masih dalami jumlah pukulan, keluarga korban belum bisa beri keterangan lengkap.

 

SURYA.CO.ID, JEMBER - Kapsun (54), adik korban, menjadi saksi kunci dalam kasus pembunuhan ibu kandung oleh anaknya sendiri di Dusun Kertonegoro Selatan, Desa Kertonegoro, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember, Jawa Timur (Jatim). 

Kapsun menyaksikan langsung keponakannya memukuli kepala kakak perempuannya, Susanti (62), hingga tewas menggunakan besi vulkanisir.

Kapsun sempat mencoba melerai pelaku yang bernam Imam Gujali (35), namun ia justru diserang. Beruntung, Kapsun berhasil menghindar dan menggunakan bambu sebagai alat perlindungan.

“Saya dorong pakai bambu agar menjauh dari korban. Serangannya tidak mengenai saya,” ujar Kapsun, Rabu (5/11/2025).

Baca juga: Fakta-fakta Dibalik Kasus Anak Bunuh Ibu Kandung di Jember

Lima Orang di Lokasi, Tak Ada yang Berani Melerai

Menurut Kapsun, ada lima orang di lokasi kejadian, namun tidak satu pun berani melerai pelaku. 

Ia menyebut, pelaku baru pulang ke rumah malam hari, dan langsung memukuli ibunya sekitar 10 menit setelah tiba.

“Pelaku ambil besi dari dalam rumah, karena memang milik keluarga,” jelasnya.

Kapsun mengaku tidak menyangka kakaknya tewas secara tragis, karena hubungan ibu dan anak sebelumnya terlihat harmonis.

“Tidak pernah ada pertengkaran. Tidak pernah dengar pelaku ngeluh,” tambahnya.

Motif: Tekanan Mental dan Masalah Ekonomi

Kanit Reskrim Polsek Jenggawah, Aiptu Akhmad Rinto, mengungkapkan bahwa motif pembunuhan diduga karena pelaku kesal kerap dimarahi oleh ibunya. 

Pelaku belum mendapatkan pekerjaan, dan masih bergantung secara ekonomi.

“Tersangka merasa dikucilkan setelah bercerai lima tahun lalu, dan berpisah dari anak istrinya,” jelas Rinto.

Polisi masih mendalami jumlah pukulan benda tumpul yang mengenai korban. 

Keterangan dari keluarga korban belum lengkap, karena masih dalam kondisi trauma.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved