Koperasi Merah Putih dan Asta Cita

Koperasi Merah Putih Digadang Jadi Tonggak Pangan Desa, Ahmad Rizki: Gerakkan Ekonomi Bottom-Up

Program Koperasi Merah Putih digadang-gadang menjadi tonggak ketahanan pangan di desa. Ketua DPW PAN Jatim, Ahmad Rizki Sadig, optimis

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Youtube Harian SURYA
Tangkap layar podcast Anggota Komisi XI DPR RI sekaligus Ketua DPW PAN Jatim, Ahmad Rizki Sadig, dengan Harian SURYA 

SURYA.CO.ID - Program Koperasi Merah Putih, merupakan program gagasan Presiden Prabowo Subianto, sejak masa kepemimpinannya. 

Program ini digadang-gadang akan menjadi tonggak ketahanan pangan di desa sekaligus memberikan efek multiplier yang signifikan bagi masyarakat desa, terutama dalam mencegah urbanisasi pemuda.

Anggota Komisi XI DPR RI sekaligus Ketua DPW PAN Jatim, Ahmad Rizki Sadig, menyampaikan keyakinan kuatnya terhadap program yang diluncurkan sekitar lima bulan lalu ini.

Ia menyoroti peran Koperasi Merah Putih dalam memotong rantai distribusi yang panjang dan tidak tepat sasaran.

“Saya punya keyakinan karena kalau ini berjalan secara maksimal."

"Ada koperasi yang di dalamnya karena ada keberpihakan pemerintah dalam mendistribusikan subsidi-subsidi yang berhubungan dengan pupuk, benih, obat dan lain sebagainya tidak lagi dilewatkan dari jalur distribusi yang terlalu panjang tapi langsung ke koperasi Desa Merah Putih,” ujar Rizki-sapaan akrabnya, dalam podcast bersama SURYA.CO.ID.

Hal ini, menurutnya, akan membuat petani menerima subsidi dari tangan pertama dan harganya menjadi lebih murah.

Kepastian Pasar dan Pemotongan Rantai Tengkulak

Lebih lanjut, program ini juga menjamin kepastian pasar bagi petani.

Pemerintah telah menginstruksikan Bulog untuk wajib membeli berapapun stok produk beras dari petani dengan harga pokok yang telah ditentukan.

Baca juga: Raup Omzet Rp 250 M, Ini Rahasia Ponpes Sunan Drajat Lamongan Jadi Role Model Koperasi Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih akan menjadi kepanjangan tangan yang menampung hasil panen.

“Koperasi enggak perlu takut karena wajib Bulog untuk membeli. Jadi sudah punya pembelinya,” tegasnya.

Selain itu, Koperasi Merah Putih diharapkan dapat mengatasi masalah tingginya harga barang bersubsidi di tingkat masyarakat, seperti tabung gas LPG 3 kg, yang selama ini dinikmati keuntungannya oleh tengkulak.

“Subsidi-subsidi yang diberikan pemerintah yang merasakan adalah para tengkulak-tengkulak ini bukan kepada masyarakat,” katanya. Dengan Koperasi Desa, jalur distribusi diharapkan menjadi lebih pendek.

Kredit Modal dan Tantangan Bisnis Plan

Untuk masalah modal, Pemerintah telah menyediakan plafon kredit sekitar Rp 1 miliar untuk setiap desa melalui bank-bank Himbara.

Namun, Rizki menekankan bahwa dana ini bukanlah dana siap pakai, melainkan plafon yang disediakan dan hanya bisa dicairkan melalui pengajuan proposal business plan yang jelas.

“Dia harus belajar bagaimana membuat business plan... Ini mau digunakan untuk apa?” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa kendala terbesar saat ini adalah pengurus koperasi masih bingung atau ragu dalam menyusun rencana bisnis yang matang.

Potensi Unggulan dan Regenerasi SDM

Koperasi di desa juga didorong untuk memiliki kekhasan, tidak hanya berfokus pada pangan.

Contohnya, di Kabupaten Mojokerto, ada koperasi yang berhasil mengelola pariwisata dengan mengandalkan swadaya dan gotong royong masyarakat. Koperasi juga dapat membina UMKM lokal.

Rizki berharap, generasi muda dapat terlibat aktif dalam kepengurusan koperasi.

"Yang harus dilatih kebiasaan mengelola koperasi dengan model-model zaman dulu itu yang harus di-delete," katanya.

Dukungan Partai dan Visi Pertumbuhan Ekonomi 8 persen

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN), ia menjelaskan bahwa partainya memiliki visi untuk mendukung kemandirian pangan.

Seluruh anggota DPR dari Fraksi PAN diinstruksikan untuk memantau pelaksanaan program ini dan mensinergikan dengan kementerian/lembaga yang menjadi mitra di komisi masing-masing.

Rizki optimis, jika program ini berjalan maksimal, perputaran dana yang selama ini terpusat di atas akan turun ke tingkatan pedesaan.

“Saya bisa pastikan dana yang biasanya nampungnya di atas di perputaran yang kita kenal selama ini hanya di beberapa gelintir orang itu akan turun di tingkatan pedesaan. Jadi bottom up-nya jadi ekonomi bisa bergerak,” ujarnya.

Hal ini, lanjutnya, akan menjadi kunci untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen yang dicanangkan Presiden, karena mayoritas pertumbuhan ekonomi Indonesia, yakni 47 persen, berasal dari konsumsi masyarakat.

“Ini program baik. Kita harus dukung sama-sama. Saya termasuk secara personal menganggap bahwa ini sebuah program yang patut diapresiasi dan patut kita doakan bersama supaya sukses,” pungkasnya.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved