Kilang Minyak Pertamina-Rofsnet Tuban Mandek 10 Tahun, Anggota DPR RI Desak Pemerintah Bertindak

Padahal kebutuhan nasional mencapai 1,6 juta barel per hari. Akibatnya, lebih dari 60 persen BBM masih harus diimpor

Penulis: Muhammad Nurkholis | Editor: Deddy Humana
istimewa
KILANG MINYAK - Anggota DPR RI, Ratna Juwita Sari menyampaikan pandangan terkait proyek pembangunan kilang minyak Pertamina-Rofsnet Tuban yang tidak kunjung beroperasi. Ia mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah nyata. 

SURYA.CO.ID, TUBAN - Anggota DPR RI, Ratna Juwita Sari menagih janji pemerintah untuk menyelesaikan pembangunan kilang minyak Grass Root Refinery (GRR) Tuban yang sudah lama mandek.

Pasalnya sudah hampir 10 tahun sejak didirikan, proyek kilang minyak di Kabupaten Tuban ini masih belum juga beroperasi. “Pemerintah harus jujur apa hambatannya dan segera ambil langkah nyata,” ujar Ratna, Senin (13/10/2025).

Lebih lanjut Ratna membandingkan proyek kilang di Tuban dengan proyek Refinery Development Master Plan Balikpapan yang ditargetkan bisa beroperasi akhir tahun ini.

“Kalau Balikpapan bisa, seharusnya Tuban juga bisa. Ini soal keseriusan pemerintah,” imbuhnya.

Politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menilai, pembangunan kilang minyak GRR sangat penting agar Indonesia tidak terus bergantung pada impor BBM.

Sementara dari data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), produksi minyak Indonesia saat ini sekitar 590.000 barel per hari.

Padahal kebutuhan nasional mencapai 1,6 juta barel per hari. Akibatnya, lebih dari 60 persen BBM masih harus diimpor.

Untuk itu Ratna meminta pemerintah dapat mempercepat proses final investment decision (FID) dan menjelaskan kendala proyek GRR kepada masyarakat.

“Kilang Tuban ini proyek penting untuk masa depan energi dan ekonomi rakyat. Jangan dibiarkan berlarut-larut,” pungkasnya.

Sebagai informasi, kilang GRR Tuban dikerjakan oleh Pertamina bersama perusahaan Rusia, Rosneft melalui perusahaan patungan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP).

Kilang ini ditargetkan bisa mengolah 300.000 barel minyak per hari dan menghasilkan berbagai jenis bahan bakar dan produk Petrokimia. Saat ini, proyek masih menunggu keputusan investasi akhir sebelum masuk tahap pembangunan. ****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved