Marak Kasus Dugaan Keracunan MBG, Dinkes Sebut 66 SPPG di Bojonegoro Punya Izin SLHS

Fakta mengejutkan diungkap Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, Jatim, bahwa seluruh SPPG yang sudah beroperasi belum memiliki SLHS

Penulis: Misbahul Munir | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Misbahul Munir
SIDAK - Kepala Dinkes Bojonegoro Ninik Susmiati saat sidak sejumlah dapur SPPG di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Menurutnya, 66 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang sudah beroperasi di Bojonegoro, belum satu pun yang mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). 

SURYA.CO.ID, BOJONEGORO - Fakta mengejutkan diungkap Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim). 

Bahwa, sebanyak 66 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang sudah beroperasi di Bojonegoro, belum satu pun yang mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

Hal tersebut diungkap oleh Kepala Dinkes Bojonegoro, Ninik Susmiati

Dia menyebutkan, semua SPPG yang telah beroperasi belum ada yang mempunyai sertifikat SLHS.

Padahal, dapur-dapur tersebut, setiap hari memproduksi dan mendistribusikan ribuan porsi MBG ke sekolah-sekolah.

“Yang operasional ada 66. Belum ada yang punya SLHS,” ungkap Ninik, selasa (7/10/2025).

Baca juga: BREAKING NEWS - Puluhan Siswa di Kedungadem Bojonegoro Diduga Keracunan MBG : Mual hingga Lemas

Baca juga: Bupati Bojonegoro Murka Akibat Ratusan Siswa Diduga Keracunan MBG : Jangan Rusak Rakyat Saya

SLHS ini, menjadi syarat wajib bagi usaha di bidang pangan.

SLHS sebagai bukti bahwa restoran, katering, maupun penyedia layanan makanan telah memenuhi standar kebersihan dan sanitasi sesuai regulasi, serta menjamin mutu dan keamanan pangan bagi konsumen.

Ninik menegaskan, sesuai surat edaran resmi Badan Gizi Nasional (BGN), seluruh SPPG wajib segera mengurus sertifikat tersebut, tenggat waktu yang diberikan adalah hingga akhir Oktober 2025.

Mantan Asisten III Setda Bojonegoro itu mengingatkan, agar setiap mitra penyelenggara SPPG tidak memulai operasional tanpa SLHS.

“Kalau edaran dari BGN, akhir Oktober harus sudah punya SLHS,” tegasnya.

Baca juga: Ratusan Siswa di Kedungadem Bojonegoro Diduga Keracunan MBG, Dinkes Sidak 2 Dapur SPPG

Baca juga: Dugaan Keracunan MBG di Bojonegoro, Ini Kesaksian Siswa SDN Tumbrasanom

Ninik juga menekankan, agar keberadaan dapur MBG tidak hanya terkonsentrasi di kota, melainkan merata hingga wilayah pinggiran atau perbatasan seperti Kecamatan Sekar dan Kedewan.

"Menjangkau juga yang di pelosok. Jangan menumpuk di kota dan daerah dekat kota, dan yang paling penting sebelum operasi, harus punya SLHS," pungkasnya.

Sebelumnya, kasus dugaan keracunan akibat konsumsi menu MBG di Kabupaten Bojonegoro kian marak. 

Berdasarkan catatan, sedikitnya lima sekolah di tiga kecamatan mengalami insiden serupa sepanjang dua pekan terakhir.

Sumber: Surya
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved