Sajikan Kopi Saring Ala 1990-an, Toko Kerabat Jombang Tawarkan Hangatnya Keakraban Masa Lalu
“Dulu, di tahun 1990-an, orang ngopi di toko kecil. Sederhana, tetapi suasananya akrab. Itu yang saya coba hidupkan lagi,” ucap Rafli
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, JOMBANG - Tempat ngopi dengan olahan minuman modern dilengkapi WiFi menjadi trend masa kini, tetapi tidak lantas memunahkan warung kopi model lama. Satu yang langka dari sekian banyak warkop modern itu ada di Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
Begitu melihat toko dengan plang nama 'Toko Kerabat' di sana, pengunjung bisa merasakan atmosfer berbeda. Aroma kopi saring menyeruak dari bangunan sederhana.
Letaknya tidak jauh dari kompleks Tebuireng, kawasan yang dikenal sarat nilai religius dan pendidikan. Tempat ini seakan menjadi perhentian kecil bagi siapa pun yang ingin menikmati hangatnya kopi dalam balutan suasana nostalgia.
Berbeda dari kebanyakan kafe modern yang menjamur, pemiliknya, Muhammad Rafli Rifki Reza, justru mengusung nuansa tempo dulu. Nama “toko” dipakai, bukan coffee shop atau kedai kopi. Menurutnya, istilah itu mengandung kenangan.
“Dulu, di tahun 1990-an, orang ngopi di toko kecil. Sederhana, tetapi suasananya akrab. Itu yang saya coba hidupkan lagi,” ucap Rafli, Selasa (30/9/2025).
Ciri khas utama Toko Kerabat adalah metode penyajiannya. Kopi diseduh dengan cara saring manual, tanpa bantuan mesin canggih. Cara lama ini dipercaya menghadirkan rasa yang lebih jujur, sekaligus membawa memori masa lalu.
Menunya pun sederhana dan terjangkau, mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 13.000, sehingga bisa dinikmati lintas kalangan.
Dari banyak pilihan, Es Kopi Susu Saring menjadi ikon utama. Minuman ini paling sering dipesan pengunjung, baik anak muda maupun orang tua.
Ada pula menu “Kopag” atau Kopi Pagi yang dipadukan dengan bubur ayam hangat berkuah gurih. Kombinasi ini menjadi favorit mereka yang datang pagi-pagi usai Subuh.
Tidak hanya kopi, Toko Kerabat juga menyiapkan bubur ayam sebagai teman sarapan dan aneka sundukan khas angkringan di malam hari.
Hidangan sederhana ini membuat suasana semakin bersahabat, apalagi ketika dinikmati sambil ngobrol santai atau sekadar mengamati orang lalu-lalang.
Jam operasionalnya unik, yakni buka dua kali sehari. Pagi pukul 05.30 WIB-11.00 WIB, dilanjutkan sore hingga tengah malam pukul 16.00 WIB - 24.00 WIB. Pola ini membuat Toko Kerabat tidak pernah sepi.
Pagi hari dipadati peziarah dan warga sekitar, sementara malam hari menjadi ruang santai bagi santri hingga anak muda.
Hatta, salah satu pelanggan setia, mengaku selalu menyempatkan mampir setiap pagi. “Buburnya gurih, kopinya nendang. Tempatnya sederhana, tetapi bikin betah. Rasanya beda dengan kafe modern,” ujarnya.
Testimoni serupa datang dari Azhar yang menilai Toko Kerabat lebih dari sekadar tempat ngopi. “Di sini kayak rumah kedua. Bisa ngobrol, dengar musik lawas, atau sekadar duduk sendiri,” kata Azhar.
Rafli menegaskan bahwa Toko Kerabat tidak pernah menargetkan diri menjadi tempat hits. “Kami ingin menghadirkan ruang yang akrab. Ngopi di sini bukan soal gaya hidup, tetapi soal cerita, pertemuan, dan memori,” ungkapnya.
Filosofi inilah yang membuat tempat ini punya daya tarik tersendiri di tengah persaingan kafe modern. Kehadiran Toko Kerabat seolah menjadi oase kecil di tengah perkembangan zaman.
Di kawasan Cukir yang kental dengan tradisi religius, ia hadir menawarkan ruang sederhana tempat orang bisa berbagi cerita, melepas lelah, atau sekadar menyesap secangkir kopi saring yang hangat.
Dengan perpaduan menu merakyat, harga terjangkau, dan suasana penuh keakraban, Toko Kerabat membuktikan bahwa tradisi ngopi adalah bagian dari budaya, bukan sekadar trend sesaat. *****
Ngopi
kopi saring jadul di Jombang
warkop lama tanpa Wifi
Toko Kerabat di Jombang
budaya minum kopi
Jombang
SURYA.co.id
Keluarga Besar Darul Ulum Jombang Gelar Salat Gaib untuk Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo |
![]() |
---|
Bayar Rp 1,3 Miliar Tetapi Izin Tidak Pernah Keluar, Perusahaan Asing Di Jombang Terpaksa Disegel |
![]() |
---|
Dorong Perekonomian Lewat Wisata, Raperda Baru Jadi Roadmap Wisata Jombang 20 Tahun Ke Depan |
![]() |
---|
Ancaman Menkeu Purbaya untuk Pertamina: Anggaran Bisa Dipotong Jika BBM Impor Berlanjut |
![]() |
---|
Dari Jombang, Santri Denanyar Ukir Prestasi di Lomba Kaligrafi Internasional Khat Maghribi di Kanada |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.