Bangunan Ponpes di Sidoarjo Ambruk

Berduka Atas Musibah Al Khoziny Sidoarjo, Ribuan Santri Mbah Kholil Bangkalan Gelar Shalat Ghaib

Suasana duka itu juga tergambar di lingkungan Ponpes Syaikhona Kholil, Kelurahan Demangan, Kota Bangkalan Selasa (30/9/2025) petang

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
surya/ahmad faisol
SHALAT GAIB - Ribuan santri Ponpes Syaikhona Kholil, Kelurahan Demangan, Kota Bangkalan menggelar shalat ghaib dan doa tahlil bersama, Selasa (30/9/2025) untuk mendoakan para korban ambruknya Mushola Al-Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Senin (20/9/2025) lalu. 

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Musibah yang merenggut santri di mushala Al-Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Senin (20/9/2025) sore, menjadi duka bersama para santri dan masyarakat.

Suasana duka itu juga tergambar di lingkungan Ponpes Syaikhona Kholil, Kelurahan Demangan, Kota Bangkalan Selasa (30/9/2025) petang. 

Ribuan santri terdiri 1000 santri laki dan 1000 santri perempuan di tempat terpisah menggelar shalat gaib dan doa tahlil menjelang masuk waktu Shalat Maghrib sebagai empati atas tragedi ambruknya mushala Al-Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Senin (20/9/2025) sore.

Pengasuh Ponpes Syaikhona Kholil, KH Nasih Aschal mengungkapkan, shalat ghaib bersama ribuan satri sebagai penghormatan sekaligus mendoakan kepada korban meninggal dunia dalam kejadian itu.

“Kami doakan semoga selalu diberikan tempat terbaik di sisi Allah. Kedua, ini bentuk empati kami kepada Ponpes Al-Khoziny termasuk kepada santri dan wali santri, semoga musibah ini segera berlalu,” ungkap Kiai Nasih.

Cicit dari Syaikhona Mohammad Kholil itu mengajak seluruh masyarakat berniat, hari ini adalah suasana yang mengharuskan seluruh masyarakat berempati. Jangan kemudian dengan peristiwa ini malah muncul sesuatu yang negatif.

“Ini adalah musibah, tentu ada human error, ada kesalahan. Biarlah itu berproses seiring berjalannya waktu. Namun hari ini kita harus tunjukkan empati kita, bahwa musibah ini di luar skenario dan kehendak manusia, ini kembali kepada kehendak Illahi Robbi. Sehingga kita harus berdoa, saling memberikan support semoga kejadian ini lekas terselesaikan,” harapnya.

Salah seorang santri yang meninggal dunia berasal dari Bangkalan, yakni Maulana Alvan Ibrahimavic (14), warga Kampung Tangkel, Desa Lomaer, Kecamatan Blega. 

Jenazah Alvan dibawa di rumah duka Selasa dini hari, sekitar pukul 00.27 WIB dengan kawalan Polsek Blega. Almarhum Alvan langsung dikebumikan sekitar pukul 01.27 WIB.

“Campur tangan semua pihak diharapkan, terutama pemerintah sangat wajib untuk bisa menghadirkan suasana kebatinan yang semakin membuat kita bersimpati dan berempati. Karena ini adalah kejadian luar biasa,” pungkas Kiai Nasih. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved