MBG di Trenggalek Telan Rp 1,7 Miliar Per Hari Gunakan Potensi Lokal, Kecuali Telur Dan Daging Ayam

Sayangnya, produksi bahan-bahan pokok lainnya belum bisa memenuhi permintaan pasar, misalnya untuk telur dan daging ayam.

surya/Sofyan Arif Candra Sakti (Sofyan)
BAHAN LOKAL - Para pekerja membersihkan peralatan memasak di dapur SPPG Desa Karangsoko, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek, Minggu (28/9/2025). Pemkab Trenggalek memastikan pemenuhan bahan baku MBG menggunakan potensi lokal. 

SURYA.CO.ID, TRENGGALEK - Pemkab Trenggalek memilik satuan tugas (satgas) untuk percepatan penyelenggaraan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibentuk berdasarkan surat keputusan (SK) Bupati Trenggalek.

Satgas tersebut mempunyai sejumlah tugas, salah satunya untuk memastikan bahan baku yang digunakan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) berasal dari potensi lokal.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Kabupaten Trenggalek, Saeroni menuturkan, di Kabupaten Trenggalek ada 174.115 sasaran MBG.

"Jika setiap porsinya mendapatkan alokasi Rp 10.000 maka setiap hari ada uang Rp 1,7 miliar yang berputar dari pemenuhan MBG ini," kata Saeroni, Minggu (28/9/2025).

Saeroni menjelaskan saat ini memang baru 51.621 sasaran yang sudah dilayani, namun seiring berjalannya waktu, Saeroni meyakini 174.115 sasaran tersebut akan terlayani semua.

Dengan besarnya nilai ekonomi yang berputar dari program tersebut, pemkab berupaya agar anggaran yang digelontorkan pemerintah pusat melalui MBG bisa terserap optimal di Trenggalek.

Salah satu caranya adalah dengan mempertemukan dapur SPPG dengan penyuplai bahan-bahan pokok yang dibutuhkan untuk MBG. Baik itu suplier beras, peternak ayam pedaging, ayam petelur, hingga produsen susu sapi.

"Seperti (SPPG) di Kecamatan Munjungan, suplier berasnya dipastikan dari Kecamatan Munjungan sendiri yang mengambil dari hasil panen petani-petani lokal," ucap Saeroni.

Sayangnya, produksi bahan-bahan pokok lainnya belum bisa memenuhi permintaan pasar, misalnya untuk telur dan daging ayam.

"Contohnya telur, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saja kita harus mendatangkan dari luar kota karena memang produksi kita kurang," lanjutnya.

Namun data dari Dinas Peternakan, produksi bahan-bahan baku tersebut terus mengalami peningkatan baik itu telur, daging ayam, serta beras.

"Yang cukup sulit adalah sayur dan buah, karena memang tidak ada petani kita yang menanam sayur dan buah tersebut. Hanya buah-buahan tertentu seperti pisang yang ada sepanjang tahun di Trenggalek," pungkasnya. *****

 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved