40 Anak di Jember Positif Campak Karena Belum Imunisasi, UNICEF Tegaskan Sudah Masuk KLB

"Sisanya itu tidak pernah mendapatkan imunisasi karena sudah dewasa, sehingga tidak ingat dan tidak terkaji," tutur Rita

Penulis: Imam Nahwawi | Editor: Deddy Humana
PPID Jember
IMUNISASI CAMPAK - Petugas Puskesmas melakukan penyuntikan imunisasi untuk siswa SDN 01 Bagorejo Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember, Senin (25/8/2025). Sebanyak 40 anak di Jember positif terpapar campak. 

SURYA.CO.ID, JEMBER - Perburuan kasus campak di Jatim menjadi sangat intensif sejak pemberlakuan Kejadian Luar Biasa (KLB) di Sumenep. Sekarang pun terungkap, jumlah anak yang terjangkit campak di Kabupaten Jember terus mengalami kenaikan. 

Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember mencatat hingga September 2025, total ada 40 anak positif campak. Menurut Kepala Bidang Pengendali penyakit Dinkes Jember, dr Rita Wahyuningsih, hal tersebut berdasarkan 148 laporan terduga campak.

"Kemudian sampel mereka kami ambil untuk dibawa ke PTL. Dari hasil sampel tersebut kami temukan ada 40 kasus positif campak," kata Rita, Rabu (3/9/2024).

Menurutnya, puluhan data tersebu, bisa jadi pasien  menderita penyakit lain menyerupai campak atau memang campak.

Dan dari 148 data laporan terduga penderita campak, Rita mengungkapkan 50 persen belum menerima imunisasi sama sekali. "Anak-anak itu belum dapat imunisasi sama sekali, baik mulai bayi sampai saat usia sekolah," ungkapnya.

Sementara 35 persen lainnya, tambahnya, sudah menerima imunisasi tetapi masih belum lengkap.

"Sisanya itu tidak pernah mendapatkan imunisasi karena sudah dewasa, sehingga tidak ingat dan tidak terkaji," tutur Rita.

Rita mengungkapkan, kasus terbanyak terduga campak ada di Kecamatan Ajung, berdasarkan laporan pada Mei 2025.

"Kondisinya sekarang baik, mungkin pasien belum diimunisasi. Tetapi kekebalan kelompoknya siap," tuturnya.

Karena itu, Dinkes Jember akan melakukan pemetaan sebaran kasus agar imunisasi dapat dilakukan tepat sasaran.

"Kembali ke wilayah masing-masing, bisa dilakukan bidan dan petugas Puskesmas. Imunisasi dari pemerintah kan sangat fleksibel, bisa pagi hari, atau siang hari atau malam hari. Kalau perlu jemput bola," ucap Rita.

Sementara dr Armunanto, Health Specialist UNICEF di Indonesia mengatakan, Jember sudah masuk KLB kasus campak di Jatim karena populasinya cukup besar.

"Jika Jember bisa mengatasi KLB ini, akan memberikan kontribusi besar untuk keberhasilan Pemerintah Jawa Timur. Sebab populasi Jawa Timur ini terbesar kedua secara nasional," tanggapnya.

Beruntung, kata Armunanto, para penyintas campak di Jember tidak ada yang berakhir dengan kematian. Hal ini tidak lepas dari peran petugas medis yang melakukan penanganan cepat.

"Mudah-mudahan dengan kesadaran bersama dan kolaborasi, akan mempercepat imunisasi terhadap anak di Jember," imbuh Armunanto. *****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved