Kematian Wanita Bertato Asal Kediri, Dianiaya Kekasih Padahal Lemas Akibat 2 Hari Belum Makan

Dari hasil penyidikan terungkap, korban sebelumnya sempat mengeluhkan kondisi tubuhnya kepada rekan kerjanya di sebuah kafe. 

Penulis: Isya Anshori | Editor: Deddy Humana
surya/isya anshori
REKA ADEGAN - Satreskrim Polres Kediri menggelar reka ulang adegan pembunuhan perempuan bertato asal Plosoklaten Kediri yang ditemukan di pinggir jalan Kabupaten Blitar, Selasa (19/8/2025). 

SURYA.CO.ID, KEDIRI - Fakta baru terungkap dari kasus pembunuhan perempuan muda bertato yang ditemukan tewas di tepi Jalan Nasional Blitar-Malang, tepatnya di Desa Popoh, Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar pada awal Juli 2025 lalu. 

Korban diketahui sempat mengeluh lemas karena tidak makan dua hari dan singgah di sebuah kos sebelum akhirnya meninggal di tangan kekasihnya.

Fakta tersebut diketahui usai Satreskrim Polres Kediri menggelar rekonstruksi di Sport Hall Sarja Arya Racana Mako Polres Kediri, Selasa (19/8/2025) pagi. 

Rekonstruksi menghadirkan tersangka MCH (28), warga Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri yang kini mendekam di tahanan untuk proses hukum lebih lanjut. 

Kanit Pidum Satreskrim Polres Kediri, Iptu Endra Maret Setyawan menjelaskan, reka ulang adegan digelar sejak pukul 10.00 WIB dengan menghadirkan tersangka.

Sebanyak 52 adegan diperagakan untuk mengurai kronologi lengkap peristiwa tragis ini.

Korban adalah DO (20), perempuan asal Desa Punjul, Kecamatan Plosoklaten. Identitasnya sempat tidak diketahui saat jasadnya ditemukan karena tidak ada dokumen pribadi. Ciri khas berupa tato di tubuh korban akhirnya membantu polisi memastikan identitasnya.

Dari hasil penyidikan terungkap, korban sebelumnya sempat mengeluhkan kondisi tubuhnya kepada rekan kerjanya di sebuah kafe. 

Pada Minggu (6/7/2025), DO bercerita kepada temannya bernama Rumini bahwa ia belum makan selama dua hari dan merasa lemas. Tak lama setelah itu, tersangka MCH menjemputnya menggunakan sepeda motor Honda Beat.

"Setelah itu ia dijemput oleh pelaku, kemudian mereka berboncengan pergi ke arah Nganjuk untuk menonton karnaval," jelas Endra usai rekonstruksi. 

Namun dalam perjalanan, pasangan itu terlibat cekcok. Pelaku menuduh korban memiliki hubungan dengan pria lain. 

Cemburu yang memuncak membuat tersangka kehilangan kendali. Ia kemudian beberapa kali memukul korban saat dibonceng sehingga korban semakin lemas.

Sebelum peristiwa itu, korban bahkan sempat diantar ke sebuah kos di Kecamatan Gurah lantaran kondisi fisiknya makin lemah dengan napas tersengal. 

Namun karena pemilik kos khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan, pelaku diminta membawa korban pulang. Bukan kembali ke rumah, MCH justru berkeliling tanpa tujuan hingga ke wilayah Blitar, tempat korban akhirnya ditemukan meninggal.

"Korban sempat singgah di sebuah kos sebelum akhirnya pelaku membawanya jalan-jalan ke wilayah Blitar. Pelaku melakukan kekerasan lagi dan menarik hoodie yang mengakibatkan korban meninggal dunia akibat saluran pernapasan tersumbat," terang Endra.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved