Tutup JCFF 2025, Khofifah Optimistis Produk Kopi dan Kakao Jatim Makin Dikenal Luas di Pasar Global

Gubernur Khofifah menyatakan optimisme komoditas kopi dan kakao asal Jawa Timur makin luas menembus pasar global. 

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: irwan sy
Pemprov Jatim
KOPI JATIM - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menutup perhelatan Java Coffee and Flavors Fest (JCFF) 2025 di kawasan Kota Lama Surabaya, Selasa (26/8/2025). Ia menyatakan optimisme komoditas kopi dan kakao asal Jawa Timur makin luas menembus pasar global. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan optimisme komoditas kopi dan kakao asal Jawa Timur makin luas menembus pasar global. 

“Jatim adalah salah satu produsen penting kopi dan kakao nasional. Kedua komoditas ini tidak hanya menopang ekonomi petani, tetapi juga memperkuat daya saing daerah di pasar global,” ujar Gubernur Khofifah saat menutup perhelatan Java Coffee and Flavors Fest (JCFF) 2025 di kawasan Kota Lama Surabaya, Selasa (26/8/2025).

JCFF 2025 yang berlangsung selama tiga hari ini mencatat lebih dari 26 ribu pengunjung dengan transaksi bisnis mencapai Rp100 miliar.

Mengusung tema 'Crafting Futures Through Local Flavors', JCFF menampilkan potensi kopi, kakao, dan rempah Jawa Timur sebagai komoditas unggulan sekaligus identitas budaya daerah.

Khofifah menjelaskan, Jawa Timur masuk empat besar produsen kopi nasional dengan luas areal 122.623 hektare dan produksi mencapai 78.688 ton dan berkontribusi pada ekspor kopi se-Jawa tercatat 87 persen.

Produksi itu terbagi atas robusta yang berkembang di dataran menengah–rendah serta arabika yang tumbuh di dataran tinggi dan memiliki potensi premium untuk ekspor.

Beberapa sentra utama kopi Jatim di antaranya Bondowoso dengan Java Ijen Raung Coffee, Jember yang menjadi pusat penelitian kopi dan kakao (Puslitkoka), serta Malang, Pasuruan, Lumajang, Situbondo, dan Banyuwangi.

Selain kopi, kakao juga menjadi andalan perkebunan Jatim dengan areal 50.096 hektare dan produksi 23.599 ton.

Sentra kakao tersebar di Blitar, Trenggalek, Ponorogo, Pacitan, Tulungagung, dan Malang Selatan.

Sejumlah daerah bahkan telah mengembangkan hilirisasi menjadi produk olahan cokelat bernilai tambah.

Menurut Khofifah, JCFF merupakan strategic flagship event yang mempertemukan petani, UMKM, akademisi, dunia usaha, dan wisata heritage dalam satu ekosistem.

“JCFF adalah ruang kolaborasi. Kita ingin kopi, cokelat, dan rempah Jatim tidak hanya berhenti sebagai komoditas, tetapi lahir menjadi produk bernilai tambah melalui riset, inovasi, dan teknologi,” ujarnya.

Pemprov Jatim, lanjut dia, berkomitmen mendukung petani dan pelaku UMKM dengan fasilitasi pembiayaan, pelatihan, serta akses pasar global.

Kepada para petani dan pelaku UMKM, Gubernur Khofifah mengharapkan agar terus menjaga kualitas, inovasi, dan konsistensi.

Khofifah juga berpesan kepada para akademisi, peneliti dan generasi muda agar terus melalukan riset, inovasi, dan teknologi.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved