Integrasikan JLS Dengan Flyover, Cara Bupati Bojonegoro Urai Macet dan Kembangkan Kawasan Selatan

Sebab ke depan, arah pengembangan kawasan di Bojonegoro akan digeser dan diprioritaskan ke wilayah Selatan

Penulis: Misbahul Munir | Editor: Deddy Humana
surya/Misbahul Munir
PROYEK JLS - Pemkab Bojonegoro mematangkan wacana pembangunan Jalan Lingkar Selatan (JLS) yang akan terintegrasi dengan flyover. 

SURYA.CO.ID, BOJONEGORO – Pemkab Bojonegoro tengah mematangkan wacana pembangunan Jalan Lingkar Selatan (JLS) yang akan terintegrasi dengan flyover.

Ini menjadi solusi jangka panjang untuk mengurai kepadatan lalu lintas di beberapa titik di kawasan pusat Kabupaten Bojonegoro

Selain itu, skema tersebut menjadi langkah strategis untuk rencana pengembangan kawasan yang akan bergeser ke wilayah Selatan. 

Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono mengungkapkan, sebagai langkah serius pihaknya telah menggandeng Pusat Kajian Lembaga Pengembangan dan Kerjasama Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta guna menyusun studi kelayakan pembangunan.

Menurutnya, selama ini kawasan pusat Kabupaten Bojonegoro menjadi jalur yang dilewati truk-truk besar yang melintas menuju Jawa Tengah.

"Karena itu, diperlukan jalan lingkar sebagai pengalihan arus kendaraan agar tidak menumpuk di pusat kota," ujar Wahono, Senin (18/8/2025).

Nantinya, lanjut Wahono, keberadaan JLS dan flyover ini diharapkan tidak hanya mengurangi kemacetan. Tetapi juga meningkatkan kenyamanan, keamanan, serta mempercepat pertumbuhan ekonomi di kawasan Selatan Bojonegoro.

Sebab ke depan, arah pengembangan kawasan di Bojonegoro akan digeser dan diprioritaskan ke wilayah Selatan. Ruang di kawasan utara telah terbatas akibat adanya aliran Sungai Bengawan Solo.

“Harapannya jalan lingkar ini tidak sekadar bermanfaat hari ini, tetapi juga menjadi investasi tata kota untuk masa depan," sambungnya.

Wacana pembangunan jalan lingkar dan flyover di Bojonegoro sejatinya sudah bergulir sejak lama.

Namun pada masa kepemimpinan Bupati Setyo Wahono bersama Wakil Bupati Nurul Azizah, rencana tersebut mulai ditindaklanjuti serius dengan melibatkan kajian akademis sebagai pijakan awal.

 "Tentu pembangunan harus tetap memperhatikan aspek sosial dan kearifan lokal masyarakat,” tutupnya.

Sementara Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Binamarga dan Penataan Ruang (PU BMPR), Chusaifi Ivan mengungkapkan bahwa proses realisasi pembangunan jalan lingkar tersebut saat ini masih  tahap study kelayakan. Ada pun rencana untuk titik lokasi berikut penganggaran belum ditentukan.

"Tahun ini masih studi kelayakan atau feasibility study. Titik atau trase juga masih menunggu hasil dari feasibility study, " kata Ivan. *****

 

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved