Lombang Unting-Unting Kangkung di Penataban Banyuwangi, Kenalkan Potensi Daerah

Warga menggelar lomba ‘unting-unting’ atau mengikat kangkung untuk kenalkan potensi yang ada,

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.co.id/Aflahul Abidin
KANGKUNG - Warga menggelar lomba unting-unting atau mengikat kangkung. Kegiatan yang berlangsung di Lapangan Penataban, Kabupaten Banyuwangi, Rabu (19/11/2025) tersebut diikuti banyak warga. Mulai dari yang masih muda hingga lanjut usia. 

Ringkasan Berita:
  • Warga Kelurahan Penataban, Kecamatan Giri, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menggelar lomba unting-unting atau mengikat kangkung, Kamis (20/11/2026). Lomba ini untuk mengenalkan potensi yang ada karena selama ini wilayah tersebut dikenal sebagai sentra kangkung
  • Lomba tersebut juga bagian dalam mempromosikan identitas Penataban.
  • Ketua Asli Banyuwangi, Yuda Teguh Siswanto menjelaskan, kegiatan unting-unting kangkung sengaja dipilih karena menyimpan nilai budaya dan edukasi

 

SURYA.CO.ID, BANYUWANGI - Mayoritas warga Kelurahan Penataban, Kecamatan Giri, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, bertani kangkung. Sehingga daerah ini dikenal dengan sentra penghasil sayur kangkung. 

Warga menggelar lomba ‘unting-unting’ atau mengikat kangkung untuk kenalkan potensi yang ada,

Kegiatan yang berlangsung di Lapangan Penataban, Rabu (19/11/2025) tersebut diikuti banyak warga. Mulai dari yang masih muda hingga lanjut usia.

Baca juga: KRONOLOGI Jasad Pemancing Ditemukan Tak Bernyawa di Pinggir Sungai Banyuwangi

Warga yang hadir tampak bersemangat menyaksikan kelihaian para peserta dalam mengikat kangkung dengan cepat dan rapi, sambil memberikan sorak dukungan.

Lomba unting-unting ini diselenggarakan oleh Asosiasi Lurah Indonesia (Asli) Banyuwangi sebagai bagian dari upaya mendorong kelurahan-kelurahan menggali dan menampilkan potensi khas daerah masing-masing.

Lestarikan Tradisi Lokal Penataban

Habibah (33), salah satu peserta, mengaku baru pertama kali mengikuti lomba tersebut.

Meski sempat gugup, ia merasa bangga bisa ikut melestarikan tradisi lokal Penataban. 

“Menyenangkan. Bukan hanya lomba, tapi cara mengenalkan budaya unting-unting ke masyarakat luar,” ujarnya.

Peserta lainnya, Mbah Zaenab (71), gerakannya terlihat sangat cekatan. Maklum saja, dia telah bekerja sebagai buruh unting-unting sejak puluhan tahun lalu.

“Saya sudah mengikat kangkung sejak muda, mungkin lebih dari tiga puluh tahun. Senang masih ada yang menghargai pekerjaan ini,” katanya.

Tradisi Unting-unting di Penataban

Lurah Penataban, Komariah menyampaikan, lomba tersebut merupakan bagian dalam mempromosikan identitas Penataban.

Dikatakannya, Penataban selama ini dikenal sebagai sentra kangkung dan tradisi unting-unting adalah bagian dari kehidupan masyarakat. 

“Kami ingin menunjukkan bahwa Penataban punya ikon yang tidak kalah menarik dengan daerah lain. Ini bentuk mengangkat kearifan lokal,” jelasnya.

“Kami juga ingin agar anak-anak muda belajar. Agar keterampilan ini tetap hidup dan menjadi kebanggaan bersama,” sambung Komariah.

Ketua Asli Banyuwangi, Yuda Teguh Siswanto menjelaskan, kegiatan unting-unting kangkung sengaja dipilih karena menyimpan nilai budaya dan edukasi. 

“Kita sering hanya tahu beli kangkung seharga dua ribu rupiah. Padahal ada proses panjang, ada ketekunan yang harus dihargai,” ujarnya.

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved