Wulan mengatakan, saat itu Asisten III Pemkab Jember meminta para mahasiswa untuk tidak pulang, dengan harapan mereka tetap melanjutkan KKN.
"Saat itu perangkat desa, camat dan kepolisian telah melakukan olah TKP," ucap Wulan.
Selama KKN, Mahasiswa Universitas Jember nerhubungan baik dengan masyarakat
Menurut Wulan, selama mengabdi di desa kawasan Lumajang, mahasiswa tersebut memiliki hubungan baik dengan masyarakat setempat.
Hal tersebut terlihat, ketika mahasiswa KKN tersebut dilakukan penarikan, banyak warga setempat menangis sedih akan perpisahan tersebut.
"Saat pemulangan, sempat terjadi hujan tangis juga. Artinya kalau (pencurian kendaraan) akibat keteledoran mahasiswa dan kurang berhubungan baik dengan masyarakat, saya kira tidak. Kondusif banget untuk menjalankan program," tuturnya.
Wulan melanjutkan, tempat kejadian perkara pencurian kendaraan sepeda motor milik mahasiswa KKN di Desa Alun-alun, Kecamatan Ranuyoso, memang sangat rawan lokasinya.
"Karena di belakang kantor desa itu kebun. Jadi proses pembobolannya itu lewat tembok belakang itu, tepat di tempat tidur para mahasiswi," ungkap Wulan.
Sepeda motor yang dicuri maling itu, imbuh Wulan, sebetulnya berada di dalam ruangan, bukan di halaman kantor desa.
"Lokasi sepeda motor adik-adik itu di ruangan samping kamar mandi kantor desa," paparnya.
Berdasarkan keterangan para saksi, Wulan mengatakan, pelaku masuk lewat jendela ruangan untuk menuju lokasi kendaraan milik mahasiswi KKN.
"Naik ke jendela, dengan mengunakan tangga milik tetangga. Setelah itu, membawa kabur kendaraan tersebut dengan cara membobol tembok parkiran," terangnya.