THR 2025

Buntut Kabar THR Ojol 2025 Cair Uang Tunai: Mitra Was-was dan Pengemudi Lama Minta Diprioritaskan

Penulis: Arum Puspita
Editor: Musahadah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

THR OJOL CAIR - Ilustrasi THR (kiri) Pengemudi Ojol di Kabupaten Lebak, Banten saat menanggapi terkait kebijakan THR Ojol, Kamis (13/3/2025) (kanan)

SURYA.CO.ID - Kabar Tunjangan Hari Raya (THR) ojek dan kurir online bakal cair dalam bentuk tunai, ternyata berbuntut panjang.

Mitra aplikasi transportasi online menyambut baik keputusan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) untuk menyejahterakan para sopir ojol.

Di sisi lain, para sopir ojol juga merasa was-was jika hal tersebut hanya wacana saja. 

Dipukul Rata

Seperti sopir ojek online (ojol) di Surabaya, Jawa Timur, Tri Novi (39), yang berharap THR diberikan secara merata tanpa pandang bulu.

“Sebenarnya THR ini secara umum menguntungkan sih."

"Tapi kan kasian sama teman-teman (driver ojol) yang misalnya beberapa bulan terakhir enggak aktif, masa ya enggak dapat,” kata Tri dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.

Dia mengatakan, sekitar lima atau empat tahun lalu juga pernah menerima THR dari penyedia aplikasi ojek online.

Saat itu, ia mendapat THR ojol sebesar 10 sampai 20 persen dari rata-rata pendapatan bersih bulanan selama 90 hari kerja. 

“Jadi meskipun misalnya 3 hari kerja, lalu 3 hari libur, itu tetap dihitungnya (rata-rata pendapatan) selama 90 hari."

"Biasanya turunnya (THR) itu tujuh hari sebelum Hari Raya dan lansgung masuk ke saldo,” ujarnya. 

Baca juga: Syarat Dapat THR Ojol 2025 dari Gojek, Grab dan Maxim, Catat Tanggal Cair dan Besaran yang Diterima

Tetapi, selama tiga tahun terakhir dirinya tidak lagi mendapatkan THR, melainkan digantikan dengan sembako.

“Tiap tahun beda-beda, kalau tahun kemarin itu ada beras sekitar tiga kilogram, minyak, mi instan lima bungkus, terkadang juga pernah dapat uang Rp 50.000,” tuturnya.

Menurutnya, jumlah THR sebesar 20 persen dari rata-rata pendapatan bersih bulanan selama 12 bulan terakhir tersebut sudah terbilang cukup besar. 

Dia berharap nominal THR yang didapat oleh pengemudi ojol bisa mencukupi kebutuhan untuk Lebaran.

“Kalau jumlah segitu lumayan sih sebenarnya, kan bisa dipakai untuk kebutuhan Lebaran,” ucapnya.

Was-was Cuma Wacana

Sementara Djuanda (56) pengemudi ojol lainnya, mengaku was-was. 

Sebab, pemberian THR bagi ojol belum pasti kapan direalisasikan.

“Kalau saya sih enggak mau berharap banyak sama manusia, tapi harapannya mudah-mudahan tercapai program itu,” katanya. 

Pria kelahiran 1969 itu mengaku, selama ini belum pernah mendapatkan apapun secara cuma-cuma dari penyedia aplikasi ojek online sejak bergabung sebagai jadi pengemudi ojol pada 2017.  

Baca juga: Cara Hitung Besaran THR Ojol 2025 Sesuai Aturan Kemenaker, Ini Skema jika Punya 2 Akun

Bahkan, setiap hari raya, untuk mendapatkan bonus, dia harus mengejar poin untuk memenuhi target bonus yang akan dia dapatkan menjelang Lebaran.

 “Tapi kalau sekarang saya enggak terlalu ngejar (bonus-bonus) itu lagi, ya yang penting setiap hari bawa uang Rp 150.000 ke rumah karena secara ekonomi juga sudah dibantu sama istri,” ujarnya.

Baca juga: Kapan THR Ojol 2025 Cair? Ini Jadwal, Besaran, dan Syarat Penerima untuk Mitra Gojek, Grab dan Maxim

Baginya, berapa pun jumlah THR yang diberikan akan sangat menguntungkan sebagai tambahan untuk kebutuhan Hari Raya.

“Saya sih doa saja semoga benar-benar terwujud, mau dikasih 20 persen atau berapa pun tetap bersyukur daripada enggak dikasih,” ucapnya sembari tertawa.

Minta Diprioritaskan

Pengemudi ojek online (ojol) meminta aplikator atau penyedia layanan ojol memprioritaskan mitra yang sudah lama bekerja untuk mendapatkan tunjangan hari raya (THR) 2025.

Sejumlah ojol di Lebak, Banten, misalnya, berharap ada prioritas lebih untuk mitra yang sudah lama bekerja tanpa melihat besaran jumlah pendapatan harian pengemudi.

"Infonya kan dapat 20 persen rata-rata pendapatan per tahun, kalau bisa sih dipertimbangkan juga durasi kerja sebagai mitra," kata Teguh (39), koordinator ojol wilayah Rangkasbitung di Lebak, Banten, Kamis (13/3/2025).

Teguh mengatakan, jika tidak mempertimbangkan masa durasi kerja, bisa jadi skema THR 20 persen dari rata-rata pendapatan yang dijanjikan pemerintah akan merugikan ojol di daerah.

Pasalnya, lanjut dia, jumlah trip yang diterima pengemudi tidak sebanyak di kota besar. 

"Jumlah penumpang sekarang cenderung menurun, rata-rata sehari dapat Rp 100.000, itu pun enggak tentu," ujar Teguh yang sudah enam tahun menjadi pengemudi ojol.

Karena itu, dia berharap masa durasi kerja dimasukkan ke dalam skema pemberian THR agar pengemudi yang sudah lama menjadi mitra bisa mendapatkan THR lebih besar.

Pengemudi lain, Doni (42), juga mengatakan hal yang sama. 

Menurut dia, perlu ada apresiasi dari aplikator untuk mitra yang sudah lama bekerja. 

"Apalagi kan sudah sejak lama tidak ada bonus, terakhir sebelum pandemi-lah ada bonus," kata Doni.

"Bukan berarti enggak adil ke mitra baru, tetapi kami ingin diperhatikan sama aplikator, mereka mungkin tidak tahu betapa sulitnya kami mencari penumpang sekarang ini," tambah dia.

 

Berita Terkini