SURYA.CO.ID, SURABAYA - Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Surabaya tahun 2024 mencapai 84,69 atau meningkat 0,70 poin (0,83 persen) dibandingkan tahun sebelumnya.
IPM Surabaya pun tercatat jauh di atas kabupaten/kota lain, termasuk tingkat provinsi (75,35).
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), ada sejumlah dimensi pembentuk IPM yang mengalami peningkatan. Di antaranya standar hidup layak.
Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, bayi yang lahir pada tahun 2024 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 76,02 tahun.
Angka tersebut meningkat 0,20 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada dimensi pengetahuan, harapan lama sekolah (HLS) penduduk umur 7 tahun meningkat 0,02 tahun dibandingkan tahun sebelumnya (14,85 menjadi 14,87 tahun).
Rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk umur 25 tahun ke atas juga meningkat 0,19 tahun (10,70 tahun menjadi 10,89 tahun pada tahun 2024).
Sedangkan dimensi standar hidup layak yang diukur berdasarkan rata-rata pengeluaran riil per kapita per tahun turut meningkat.
Peningkatan mencapai 689 ribu rupiah (3,63 persen) dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, keberhasilan tersebut merupakan hasil gotong royong semua pihak.
"Ini merupakan hasil kerja bersama seluruh warga Kota Surabaya,” kata Wali Kota Eri Cahyadi ditemui di Surabaya.
Sejak ia menjabat sebagai Wali Kota pada 2021 lalu, rata-rata kenaikan IPM Surabaya mencapai 0,58 persen per tahun.
Puncaknya, capaian tahun ini pun melampaui target IPM Surabaya sebesar 85 persen pada tahun 2026.
"Ini adalah hasil dari semangat dan kekuatan warga Surabaya. Bukan hanya kerja pemerintah kota,” tuturnya.
Indikator sosial lainnya juga menunjukkan perbaikan signifikan.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Surabaya menurun drastis dari 9,68 persen pada tahun 2021 menjadi 4,91 persen per Agustus 2024.
Pun demikian dengan angka kemiskinan Kota Surabaya yang tercatat mengalami penurunan dari 5,24 persen pada tahun 2021 menjadi 3,96 persen per Maret 2024.
Wali Kota Eri menyebutkan bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari prioritas pembangunan sumber daya manusia (SDM).
"Sumber Daya manusia (SDM) yang menjadi fokus kita sudah berjalan, sehingga kita akan konsentrasi lagi kepada fisik. Nah, kalau semua ini berjalan, berarti pemerintah kota dalam jalur sustainable atau berkelanjutan," paparnya.
"Sekarang kita akan fokus meneruskan (infrastuktur), seperti diversi Gunung Sari dan Jalan Wiyung yang memang selesai di RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) 2021-2026, saya akan konsentrasi ke sana," kata dia.
Menurut mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini, pembangunan infrastruktur yang masif di era kepemimpinan wali kota sebelumnya, telah memberikan dasar yang kuat untuk mengembangkan SDM.
"Sehingga di 2025, saya tetap mengerjakan RPJMD 2021-2026. Dan pada tahun 2027, baru ke (RPJMD) yang baru," katanya.
BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS