"Di depan saya ada tiang listrik, agar kendaraan bus itu berhenti, terpaksa saya putar ke kanan dan setelah itu saya sudah tidak tahu apa yang terjadi lagi," tuturnya.
Namun, keputusannya itu juga menimbulkan korban, yakni tewasnya sembilan siswa dan satu guru SMK Lingga Kencana serta seorang pengendara motor.
Kecelakaan ini juga mengakibatkan puluhan orang terluka.
”Saya minta maaf,” tandasnya.
Sadira mengatakan, rombongan siswa itu menggunakan tiga bus untuk berwisata sekaligus menggelar acara perpisahan murid kelas XII di Bandung.
Sebelum berangkat, ia menyatakan bahwa bus tersebut telah dicek oleh kantornya.
Kondisi bus yang dikemudikannya diklaim siap jalan.
"Setiap akan perjalanan menuju Bandung, seluruh unit selalu dicek, mulai dari kampas rem, mesin, kopling, semua sesuatunya sudah dikendalikan dari kantor," jelasnya.
Atas terjadinya kecelakaan di Subang ini, polisi berencana meminta keterangan Sadira.
Namun, interogasi belum dilakukan karena kondisi sopir tersebut belum pulih.
"Sopir masih sakit. Masih belum bisa memberikan keterangan. Kita masih menunggu (sopir) sembuh baru kita interogasi," terang Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Kepolisian Resor (Polres) Subang AKP Undang Syarif, Minggu.
Tak hanya itu, polisi bersama pihak-pihak terkait juga akan menyelidiki kondisi bus untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan maut.
Seperti diketahui, kecelakaan bus ini mengakibatkan 11 orang tewas, meliputi 9 siswa dan siswi SMK Lingga Kencana, satu guru, dan satu warga lokal.
Sementara untuk korban luka berat, totalnya ada 27 orang, sedangkan korban luka ringan kurang dari 13 orang.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul 7 Korban Kecelekaan Bus di Ciater, Subang, Masih Dirawat di Ruang ICU RS Universitas Indonesia