Caleg DPR RI Otak Pembunuhan

Terjawab Motif Didot Alfiansyah Mau Membunuh Indriana Dewi, Kondisi Asli Caleg DPR Si Dalang Terkuak

Editor: Musahadah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Motif Didot Alfiansyah menuruti permintaan sang pacar yang juga caleg DPR RI untuk membunuh Indriana Dewi, akhirnya terungkap.

SURYA.CO.ID - Terjawab motif Didot Alfiansyah menuruti perintah caleg DPR RI Devara Putri Prananda untuk membunuh Indriana Dewi Eka Saputri.

Di depan penyidik Polda Jawa Barat, Didot Alfiansyah berdalih sakit hati terhadap Indriana Dewi Eka Saputri yang diakui masih menjadi kekasihnya. 

Didot sakit hati karena Indriana diduga bermain hati dengan pria lain. 

Didot yang masih berstatus pacaran dengan Devara, ternyata cemburu dengan hubungan Indriana dan pria tersebut. 

Didot akhirnya memilih kembali bersama Devara Putri. 

Baca juga: Sosok Driver Ojol Pengirim Sate ke Orangtua Indriani Dewi Usai Pembunuhan Ternyata Sang Dalang

Namun, Devara mau menerima Didot dengan syarat, menyingkirkan Indriana dari muka bumi ini selama-lamanya. 

Mereka merencanakan pembunuhan Indriana itu seminggu sebelum waktu eksekusi. 

Dirkrimum Polda Jawa Barat Kombes Pol Surawan mengatakan, perencanaan pembunuhan ini dilakukan sekitar tanggal 15 Februari 2024.

"Otak pembunuhan itu Devara dan Didot. Mereka melakukannya berencana, jadi pada tanggal 15 atau seminggu sebelum kejadian mereka merencanakan pembunuhan korban,"

"Jadi yang pertama soal membunuh korban, apakah diracun, atau menggunakan tali. Kemudian, mereka juga merencanakan terkait lokasi pembunuhan, mereka berusaha mencari tempat yang tidak ada CCTV," kata Surawan dikutip TribunJakarta.com dari YouTube tvOneNews, Rabu (6/2/2024).

Untuk memuluskan rencananya, mereka meminta bantuan Muhammad Reza, sebagai eksekutor-nya. 

Awalnya, Reza menolak. Namun, karena terhimpit hutang, dia akhirnya menerima tawaran dengan bayaran Rp 50 juta tersebut.

Indriana dibunuh dengan cara lehernya dijerat ikat pinggang selama 15 menit oleh Reza di dalam mobil sewaan, di Bukit Pelangi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Selasa (20/2/2024). 

Setelah membunuh Indriana, para pelaku bingung bagaimana menghilangkan jasad korban tanpa meninggalkan jejak. 

Mereka hendak membuang jasad Indriana ke Pangandaran, tetapi gagal karena mobil sewaan mereka mendadak rusak di sekitar Kuningan. 

Empat hari berselang, mereka baru membuang jasad Indriana ke dasar jurang di Dusun Cilengkong, Desa Neglasari, Kota Banjar pada Minggu (25/2/2024) pagi. 

Kondisi Keluarga Devara 

Sosok Devara Putri (kiri dan tengah), otak Pembunuhan Indriana Dewi (kanan). (KOLASE TRIBUN JAKARTA)

Dalam penyidikan kasus ini juga mengungkap kondisi keluarga Devara Putri Prananda.

Ternyata Devara bukan berasal dari  keluarga kaya.

"Bisa dibilang bukan orang berada," kata Kombes Surawan.

Ia mengungkap sehari-harinya Devara Putri Prananda otak pembunuhan di Bogor ini membantu ibunya berjualan nasi kuning.

"Sehari-hari bekerja membantu menjual nasi kuning orang tuanya," ungkap Kombes Surawan.

Devara yang lahir pada 28 Maret 1999 juga hanya lulusan SMK Ksatrya.

Dalam kartu identitasnya, Devara Putri Prananda tertulis berprofesi sebagai karyawan swasta.

Ketika daftar menjadi caleg DPR RI dari Partai Garuda, Devara Putri Pranada terdata sebagai warga Johar Baru, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.

Tak hanya menjadi dalang pembunuhan Indriana, Devara ternyata juga berpura-pura sebagai driver ojek online yang mengantarkan sate ke rumah orangtua Indriani Dewi. 

Kiriman sate ini sempat menjadi misteri karena terjadi enam hari setelah Indriani Dewi dibunuh di Sentul, Bogor, Jawa Barat. 

Eko Sudiyanto, Ketua RT 06 RW 14 kelurahan Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, kawasan tempat tinggal korban, mengatakan, sate tersebut dikirim pada malam hari oleh seorang perempuan yang menggunakan atribut lengkap ojek online (ojol).

Perempuan itu memberitahu kalau sate tersebut dipesan oleh Indriana. 

“Malam hari dikirimin sate sama perempuan ngakunya ojol yang dipesan sama Indriana. Terus besok paginya polisi baru datang ke lokasi mengabarkan ada temuan jenazah,” kata Eko saat ditemui WartaKota, Minggu (3/3/2024).

Baca juga: Kenapa Didot Alfiansyah Ikuti Perintah Caleg DPR RI Bunuh Indriana Dewi? Kriminolog Soroti Hal Ini

Eko menjelaskan sate tersebut kemudian diterima oleh sang ibu korban.

Hanya saja tidak dikonsumsi lantaran sudah kenyang dan kemudian disimpan.

Hingga keesokan paginya, pihak kepolisian datang ke kediaman korban untuk memberitahu perihal informasi dugaan mayat Indriana dan mengetahui informasi adanya pengiriman makanan tersebut, sate tersebut langsung dibawa pihak kepolisian sebagai barang bukti.

“Satenya tidak makan jadinya, karena kenyang ibunya, katanya. Terus pas polisi datang dan tahu ada informasi itu langsung dibawa. Takutnya itu sate ada racun atau gimana kan tidak tahu. Jadinya buat bukti data penyelidikan,” ucapnya.

Hasil penyidikan polisi terungkap, sosok driver ojol yang mengirim sate itu adalah Devara Putri. 

Devara mengirimkan sate ke orangtua Indriana atas perintah dari Didpt Alfiansyah, sang pacar yang juga tersangka pembunuhan Indriani. 

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar, Kombes Pol Jules A Abast mengatakan, setelah Indriani dibunuh, tersangka Didot Alfiansyah (DA) mengirim pesan singkat via WhatsApp kepada Devara Putri (DP) bahwa Indriana telah dihabisi oleh Muhammad Reza (MR).

"Tersangka DA mengirim WA (WhatsApp) kepada tersangka DP dengan tulisan 'done' (selesai)," kata Kombes Pol Jules A Abast, saat rilis pengungkapan kasus di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Jawa barat, Senin (4/3/2024).

Setelah itu, Dodit menyuruh Devara ke rumah Indriana untuk memastikan orangtua korban tidak panik.

"DA menyuruh DP ke rumah korban dengan mengantar makanan berpura-pura sebagai Shopee Food untuk memastikan ibu korban tak panik," ucapnya. 

Kepada orangtua Indriana, Devara menyebut makanan itu berasal dari Indriana.

Tak berselang lama, ibu korban menerima pesan chat yang dikirim dari ponsel Indriana.

Pesan tersebut menanyakan soal sate yang sudah dikirimkan.

"Pas kiriman sate, ada pesan WhatsApp dari nomor almarhumah. Isinya 'enak enggak, Bu? Coba dimakan'. Tapi karena waktu itu sudah malam, satenya enggak dimakan," ujar Eko, ketua RT.

Kini, setelah terancam hukuman mati karena dijerat Pasal 340 KUHP, Devara mengurai penyesalannya saat  dihadirkan saat konferensi pers di Polda Jawa Barat pada Senin (4/3/2024). 

Caleg DPR RI dari Partai Garuda daerah pemilihan (dapil) IX Jabar tersebut bersama dua pelaku lainnya mengenakan baju tahanan berwarna biru. 

Ia menunduk dan menangis. 

Devara meminta maaf kepada orang tua Indriana atas perbuatan sadisnya itu. 

Ia khilaf dengan apa yang dilakukannya bersama dengan Didot dan Reza. 

"Saya menyampaikan permintaan maaf bagi keluarga korban dan keluarga saya karena perbuatan ini," kata Devara. 

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Penyesalan Tiada Arti Devara Putri Otaki Pembunuhan Indriana Dewi, Akhirnya Minta Maaf ke Ibu Korban

Berita Terkini