Tabrakan KA Turangga Vs KA Lokal

Pesan Terakhir Pramugara KA Turangga ke Anak Sebelum Tewas saat Tabrakan Vs KA Baraya: Jagain Bunda

Editor: Musahadah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jenazah Ardiansyah, pramugara KA Turangga, korban tabrakan dengan KA Baraya saat dimakamkan di kampung halamannya, Sabtu (6/1/2024)

SURYA.CO.ID - Terungkap pesan terakhir Ardiansyah, pramugari KA Turangga sebelum tewas saat keretanya tabrakan dengan KA Lokal Bandung Raya (Baraya) di Cicalengka, Kabupaten Bandung pada Jumat (5/1/2024). 

Pesan terakhir pramugari KA Turangga itu disampaikan kepada anak pertamanya, Faiza Hoirul Gibran yang kini berusia 7 tahun.

Sebelum berangkat bekerja pada Rabu (3/1/2024) lalu, Ardiansyah sempat berpesan kepada anak pertamanya untuk menjaga ibunya dengan baik. 

Akhirnya, pihak keluarga menafsirkan amanat almarhum kepada anak pertamanya itu sebagai petanda bawa Ardiansyah akan pergi untuk selama-lamanya. 

"Ke anak yang paling gedenya bilang kalau papih kerja, titip si bunda ya, jagain si bunda. Yang terakhir itu seperti itu aja sih ke istrinya," ungkap Kakak Ipar korban Robby Dzulfaqor dikutip dari kompa.s.com, Sabtu (6/1/2024). 

Baca juga: Nasib Pilu Bayi 2 Minggu Anak Pramugara KA Turangga Tewas di Tabrakan Vs KA Baraya, Ibunya Berjuang

Diketahui, Ardiansyah bersama istrinya, Elsi Rosdiana (30) memiliki dua putra Faiza Hoirul Gibran dan Bryan yang masih berusia 2 minggu.

"Almarhum tinggalkan dua anak pertama yaitu kelas 1 SD dan kedua baru dua minggu, istrinya baru lahiran," ucap Robby, Jumat (5/1/2024).

Dikatakan Robby, Istri Ardiansyah kini juga tengah berjuangan penyembuhan luka caesar saat melahirkan.

Kepergian Ardiansyah untuk selamanya ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya dan kerabatnya. 

Ia menambahkan, di mata keluarga, almarhum dikenal dengan sosok yang saleh. 

Ardiansyah, kata Robby, merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

Selama ini, selain menafkahi istri dan dua anaknya, Ardiansyah juga mesti menghidupi orang tua dan adik perempuannya.

"Betul, dia merupakan tulang punggung keluarga," ujarnya Robby saat ditemui di rumah duka di Kampung Balekambang, RT 3 RW 18, Desa Sukamaju, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (6/1/2024). 

Meski masih menyisakan duka mendalam, Robby meyakini Ardiansyah dapat diterima di tempat terbaik Allah SWT.

Apalagi, Ardiansyah meninggal dunia pada hari yang baik menurut pandangan Islam yakni Jumat.

"Dia (Ardiansyah) itu bukan orang besar tapi Alhamdulillah yang nyambut sama dari pihak pemerintahan dan dari pihak swasta, Alhamdulillah. Malam juga Pak Bupati ke sini dan itu membuktikan bahwa almarhum itu salah satu anak yang saleh," kata dia.

Pantauan dari rumah korban, sejumlah karangan bunga menghiasi kediamannya.

Tak hanya itu, sanak saudara dan rekan-rekan Ardiansyah terlihat berdatangan serta siap mengantarkan almarhum ke peristirahatan terakhir.

Sebelum disemayamkan, jenazah lebih dulu disalatkan di Masjid Al-Mukarrom yang letaknya tak jauh dari rumah duka. 

Setelahnya, jenazah dibawa menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) Balekambang-Dangdeur. 

Isak tangis, mengiringi perjalanan terakhir Ardiansyah.  

Pun dengan ratusan doa, terlihat dikecapkan dari mulut sanak-saudara serta rekan yang turut mengantar. 

"Sim kuring Camat Majalaya atas nami Pemerintah Kabupaten Bandung, Pemerintah Kecamatan Majalaya dan hadir Alhamdulillah Pak Danramil dan Polsek, bade ngadugikeun turut berduka cita nu sedalam-dalamnya (Saya Camat Majalaya atas nama Pemerintah Kabupaten Bandung, Pemerintah Kecamatan Majalaya dan hadir Alhamdulillah Pak Danramil dan Polsek, mau menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya)" kata Camat Majalaya, Gugum Gumilar, saat menyampaikan sambutan dalam prosesi pemakaman Sabtu (6/1/2024). 

Tak hanya itu, Gugum pun mengajak warga yang hadir di pemakaman mendoakan Ardiansyah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. 

Ia menyebut almarhum meninggal dunia di hari yang baik menurut pandangan Islam yakni hari Jumat.

"Sakali deui urang doakeun almarhum ditampi iman Islamna, Insya Allah almarhum khusnul khatimah (Sekali lagi, kita doakan almarhum ditampi iman dan Islamnya, Insya Allah almarhum khusnul khatimah)" katanya. 

Perjalanan Karir Ardiansyah

Ardiansyah, pramugara yang tewas dalam tabrakan KA Turangga VS KA Lokal Baraya di Cicalengka, Jumat (5/1/2024). Dia baru saja memiliki bayi 2 pekan lalu. (kolase istimewa/kompas TV)

Menurut Robby, Ardiansyah pertama kali bekerja di PT Reksa Mukti Usaha (anak perusahaan PT KAI) pada 2020 sebagai pramugara. 

Pada 2021, almarhum sempat mengundurkan diri sebagai pramugara dan bekerja di Bank Syariah Indonesia (BSI). 

Sayangnya, hobi travelling yang digandrungi Ardiansyah memaksa dia memutuskan kembali bergabung di PT Reksa Mukti Usaha pada 2023 dan menjadi pramugara. 

Tak hanya ditugaskan di KA Turangga, Ardiansyah juga acap kali ditugaskan di kereta jurusan lain seperti KA Malabar.

"Passion-nya dia itu traveling, jadi saat bekerja di BSI juga dia komunikasi sama saya pengen balik lagi ke PT KAI dan dia beberapa kali daftar dan terakhir itu dia keterima lagi sebelum istrinya melahirkan," tutur dia. 

Namun, nasib berkata lain. Dua bulan bekerja kembali, maut menjemputnya di Cicalengka.

Robby Dzulfaqor mengatakan sebelum meninggal dunia dalam tabrakan kereta api itu, tidak ada firasat apapun yang dirasakan keluarga.

Namun, ada gelagat aneh yang dilakukan Ardiansyah kepada istrinya.

Ardiansyah terlihat lebih manja dan romantis kepada istrinya tersebut.

"Enggak ada yang aneh, cuman kata Mamah, almarhum itu ke istrinya ada yang beda, lebih manja, romantis," katanya.

Robby menyebut jadwal tiba Ardiansyah di rumah adalah hari ini setelah bertugas dari Surabaya.

Akan tetapi, alih-alih pulang, keluarga malah mendapatkan kabar duka.

"Kami tahu tadi sekitar pukul 10.00 melalui orang tua. Kemarin Ardiansyah sempat WhatApp bahwa yang bersangkutan tugas ke Surabaya."

"Saya tadi telepon nomornya. Aktif tapi enggak diangkat," kata Robby di sekitar lokasi kejadian.

Tak sabar ingin tahu bagaimana nasib adiknya, Robby, yang tinggal di Rancaekek, bergegas menuju RSUD Cicalengka.

"Saya sempat ke RSUD, tapi belum ada jenazah adik saya. Saya langsung ke TKP," katanya.

Meninggalnya Ardiansyah menyisakan luka dan duka mendalam bagi Robby, umumnya bagi keluarga.

Sebab, meski berposisi sebagai ipar, bagi Ardiansyah, tak ada kata ipar.

"Ke saya sudah seperti ke kakak kandung. Tak ada beda bagi dia apakah ibu kandung atau mertua, sama-sama dia berbuat baik."

Sementara itu, adik korban, Bagas (27) mengatakan Ardiansyah adalah sosok yang begitu hangat kepada keluarga.

Ardiansyah juga selalu ada untuk keluarganya.

Bagas mengaku tidak menyangka bahwa kakaknya menjadi korban kecelakaan kereta tersebut.

"Almarhum sosok yang hangat dan selalu ada untuk keluarganya," ujarnya, Jumat (5/1/2024).

Selain itu, Ardiansyah juga dikenal cukup humoris dan tidak pernah memperlihatkan keluh kesanya di depan keluarga.

Bahkan, Bagas menyebutnya bahwa sang kakak selalu ada untuknya saat dirinya membutuhkannya.

"Sosok yang periang dan beliau selalu ada ketika saya butuh sosok yang menemani," ucapnya.

Sementara itu, orang tua Ardiansyah, Nunung Nurhayati (60) dan Endang Kurnia (65), membenamkan wajah pada telapak tangan mereka.

Sambil menangis tersedu-sedan, Nunung memanggil-manggil nama anaknya.

Dalam tangisnya yang tak terbendung itu, Nunung, ibunda Ardiansyah (30), bertanya: kini dengan siapa dia akan berbagi hari-harinya?

"Mamah jeung saha (Mamah nanti dengan siapa)?" kata Nunung sambil terus menangis.

Sejumlah orang berseragam PT Kerta Api Indonesia (KAI) mendekatinya dan mencoba menenangkan Nunung.

Begitu juga suaminya, Endang, yang sejak awal duduk di sampingnya.

Ardiansyah (30) sedang bertugas di KA Turangga jurusan Surabaya-Bandung ketika tabrakan terjadi.

KA Turangga bertabrakan dengan KA Bandung Raya jurusan Padalarang-Cicalengka, Jumat (5/1/2024) pagi.

Dapat Beasiswa hingga S2

Orang tua pramugara KA Turangga tak kuasa menahan tangis saat anaknya, Ardiansyah, menjadi korban meninggal dunia dalam kecelakaan kereta api, pagi ini, Jumat (5/1/2024). (Kolase Surya.co.id)

Sementara itu, PT KAI akan memberikan santunan kepada korban yang terlibat insiden kecelakaan Kereta Api (KA) di jalan Petak Cicalengka - Haurpugur, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jumat (5/1/2024).

Diketahui sebelumnya KA Turangga 65A dan KA Commuter Line Bandung Raya terlibat "adu banteng" saat akan menuju tujuannya masing-masing pada pukul 06.03 WIB. Akibatnya terdapat puluhan orang yang mengalami luka-luka hingga meninggal.

"Dari kami PT KAI, Jasa Raharja, dah BPJS akan memberikan santunan. Yang rencananya akan diberikan besok. Mulai dari uang duka, santunan meninggal dan dari BPJS Ketenagakerjaan," ujar Corporate Secretary PT KAI, Raden Agus Dwiananto saat ditemui di RSUD Cicalengka, Kabupaten Bandung pada Jumat, (5/1/2024).

Berdasarkan informasi terakhir yang dikeluarkan RSUD Cicalengka pada pukul 15.00 WIB, umlah korban yang dievakuasi ke rumah sakit ini sebanyak 31 orang.

Namun data tersebut, belum termasuk satu korban meninggal dunia terakhir yang tiba pada pukul 18.00 WIB.

Dengan banyaknya korban itu, Agus menjelaskan, PT KAI akan memperhatikan dengan betul para korban yang terlibat insiden kecelakaan tersebut.

Salah satu caranya yaitu dengan memberikan beasiswa kepada anak-anak korban.

"Untuk yang punya anak, kami akan memberikan santunan sampai dengan S2. Kemudian kami akan mempertimbangkan beberapa keluarga korban untuk menjadi pekerja PT KAI. Tapi, Kami tetap melakukan seleksi," tambahnya.

Di sisi lain, Agus mengungkapkan, dari total yang mengalami luka-luka, terdapat empat orang yang dinyatakan meninggal dunia.

Empat korban tersebut yaitu Julian Dwi Setiono selaku Masinis KA KRD Lokal Padalarang-Cicalengka, Ponisan selaku Asisten Masinis KA KRD Lokal Padalarang-Cicalengka, Andrian selaku Pramugara KA Turangga, dan Enjang Yudi selaku Security KAI.

"Total meninggal ada empat. Yang pertama masinis dan asisten masinis. Lalu pramugara, dan security kami yang sedang luar dinas. Total sudah terevakuasi semua di RSUD Cicalengka," katanya.

"Namun dua korban sekarang sedang penanganan di Inafis. Untuk melakukan pengecekan sebelum di berikan ke keluarganya masing-masing," ucap Agus. 

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Isak Tangis Iringi Pemakaman Ardiansyah, Pramugara KA Turangga yang Meninggal Saat Bertugas"

Berita Terkini