Tangisan RA pertama kali berlarian dari tengah gang menuju ke teras dalam rumahnya itu, sempat memantik rasa penasaran Andre yang kala itu sedang memperbaiki motor di dalam teras rumah.
Memang, rumah Agus yang dikontraknya sejak 1,5 tahun lalu itu, didesain pada lantai dasarnya sebagai area bengkel atau tempat mereparasi motor para pelanggannya.
Dan Andre sejak awal dilatih keterampilan oleh sang ayah untuk mampu memperbaiki mesin motor, agar dapat membantu bisnis kecil-kecilan keluarganya itu.
"Saya sedang memperbaiki motor. Bawa alat. Kenapa nangis. Di depan lihat dia (pelaku) sudah enggak ada (kabur)," ungkap Andre.
Korban RA dengan kondisi kulit sekitar mata sembab dan pupilnya yang tampak memerah seusai menangis, mengaku, kedua tangannya dipegang lalu ditarik-tarik oleh si pelaku untuk diajak mengamen.
"Ayo melok ngamen (ayo ikut mengamen). Iya ditarik," ujar RA seraya menganggukkan kepala dan memperagakan cara si pelaku menarik dirinya, saat itu.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Lakarsantri Polrestabes Surabaya Ipda Bambang membenarkan, adanya penyerahan terduga pelaku kejahatan yang dilakukan oleh warga di Kelurahan Bringin, Sambikerep, Surabaya.
Namun, setelah dilakukan serangkaian penggalian informasi lanjutan terhadap sejumlah saksi termasuk terduga pelaku.
Kasus tersebut, lanjut Bambang, akhirnya dilimpahkan ke pihak Unit PPA Polrestabes Surabaya, untuk dilakukan pengembangan lanjutan proses penyelidikan dan penyidikan.
"Itu PPA, diduga membawa anak-anak, dibawa ke Polrestabes Surabaya," ujarnya.