Saat bergabung pun dia sempat mengikuti challenge BJorka untuk emmberikan NIK, nama atau nomor ponsel.
Dan Bjorka pun berhasil menyebutkan data-data dari nomor yang diberikannya termasuk nomor KK, alamat hingga nama ibu kandung.
Artinya dia benar-benar mempunyai data itu.
"Saya agak menyangsikan apakah agung yang buat chanel dan lakukan take over chanel., karena dari awal chanel ini ada," katanya.
Tama juga menyangsikan jika MAH membantu Bjorka seperti yang diungkapkan polisi.
"Benar gak dia membantu Bjorka, kenal gak dia sama Bjorka. Kalau membantu artinya bekerjasama bareng, melakukan aksi bocorkan data yang dimiliki Bjorka. Si MAH kalau pun benar jual akunnya, motifnya cuma ekonomi, tanpa tahu digunakan untuk apa. Bjorka kan sudah cukup terkenal, ya udah dia jual akunnya saja. Jadi kalau bekerjasama, membantu kok agak jauh ya," katanya.
Tama menyarankan di kasus ini pemerintah terutama Satgas yang merupakan gabungan antara BSSN, BIN, Polri dan Kemenkominfo tidak lagi mengejar-ngejar Bjorka.
Justru lebih baik melakukan audit informasi serta mengamankan sistem informasi pemerintah saat ini.
"Kalau semua aman, kuat baru ofensif, cari Bjorka," tegasnya.
Seperti diketahui, Juru Bicara Divisi Humas Polri, Kombes Pol Ade Yaya Suryana, mengungkapkan bahwa MAH membantu Bjorka karena ingin terkenal dan mendapatkan banyak uang.
"Adapun motifnya, motif tersangka membantu Bjorka agar dapat menjadi terkenal dan mendapatkan uang," kata Ade.
Dalam penangkapan tersebut, kata Ade, timsus gabungan bentukan Mahfud MD mengamankan sejumlah barang bukti.
Di antaranya, 1 buah SIM card seluler, 2 unit ponsel, 1 lembar KTP atas nama inisial MAH.
Ade mengimbau masyarakat agar tidak mengikuti jejak Bjorka. Menurutnya, menyebar data pribadi ke publik merupakan tindakan yang melawan hukum.