"Jadi atas hal tersebut kepolisian negara republik Indonesia mengimbau kepada seluruh masyarakat agar masyarakat jangan mengikuti perbuatan dari Bjorka dalam menyebar data yang bersifat pribadi ke publik melalui media apapun," jelasnya.
Tak hanya itu, dia meminta masyarakat juga waspada untuk menjaga data pribadinya agar tidak diretas oleh orang yang tak bertanggung jawab.
"Kemudian masyarakat tetap waspada menjaga data pribadi miliknya tidak dibenarkan untuk mendukung dan memfasilitasi penyebaran data pribadi secara ilegal sesuai dengan undang-undang," katanya.
Sementara MAH saat ditemui wartawan surya.co.id mengaku, Bjorka menawar channel miliknya di media sosial Telegram.
"Awalnya, dia tanya yang pegang channel ini, DM saya, nanti saya kasih 100 dollar," kata MAH mengulang perkataan Bjorka.
Ia lantas menjawab pertanyaan Bjorka melalui direct message (DM).
MAH pun mengaku bahwa dirinya yang mengelola sebuah channel di media sosial Telegram.
"Langsung saya chat, 'saya yang pegang (channel)'," terangnya kepada SURYA.CO.ID.
MAH mengaku, dirinya tiga kali mengedarkan informasi yang berkaitan dengan misi peretasan dari kelompok hacker Bjorka.
"Motivasi saya bikin Bjorkanism, karena ngefans, tapi gak terlalu banget."
"Saya tiga kali aja, itu akan copas dari private group. Saya masih di channel-nya itu, belum keluar. Soalnya belum transfer kepemilikannya, masih nunggu 7 hari ke depan," paparnya.
Tiga konten tersebut diunggah pada hari Kamis (8/9/2022), yang sinya terkait konten Bjorka yang berjudul 'Stop Being Idiot'.
Kedua, pada Jumat (9/9/2022), berjudul 'the next leaks will come from the president of Indonesia'.
Ketiga, Sabtu (10/9/2022), berjudul 'to support people who has stabbling by holding demonstration in Indonesia regarding the price fuel oil, i will publish myPertamina database soon'.
(kompas TV, kompas.com/tribunnews)