3. Pemilik menduga penyebabnya
Petugas dari Polsek Bungah langsung mendatangi lokasi kejadian. Air kolam renang tersebut dalam kondisi 'butek' atau keruh.
Polisi melakukan olah TKP, menggali keterangan dari saksi yang berada di lokasi kejadian. Kemudian saksi menunjukkan lokasi musibah yang merenggut korban jiwa.
"Lokasinya di kolam renang depan perosotan," kata dia.
Petugas langsung memasang garis polisi di pintu masuk wisata dan wahana kolam renang.
Sujiran menerangkan, keluarga korban membuat surat pernyataan menerima kematian anaknya sebagai musibah dan mengetahui kepala desa Cengkir, Kecamatan Kepuhbaru, Kabupaten Bojonegoro.
Dikonfirmasi terpisah melalui sambungan seluler, Zainudin pemilik wisata Bajak Laut mengaku tidak mengetahui pasti peristiwa itu.
Karena saat kejadian, ia tidak berada di lokasi. Ia berdalih kematian korban bukan karena tenggelam.
"Mungkin saja terpleset, karena posisi di kolam anak airnya hanya 40 cm," ujarnya saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya kepada awak media, Rabu (20/10/2021) malam.
Korban PN langsung dibawa menuju rumah duka di Kecamatan Kepuhbaru, Kabupaten Bojonegoro.
Tiket masuk korban saat masuk ke Wisata Bajak Laut Bungah itu menjadi barang bukti.
4. Disparbud turun ke lokasi
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Gresik mendatangi lokasi untuk mencari tahu faktor penyebab tewasnya bocah TK Ahmad Jaya asal Bojonegoro pada Rabu (20/10/2021) siang.
"Tiga orang saya suruh kesana," ucap Kadisparbud Gresik, Sutaji Rudi, Kamis (21/10/2021).
Korban berjumlah dua orang. PN dan AD mengalami luka di kolam renang dengan kedalaman 40 sentimeter. Tepat di depat perosotan Gurita warna biru, kedua bocah TK asal Kepuhbaru, Bojonegoro dilarikan ke rumah sakit.
Dalam perjalanan ke RS Mabarrot Bungah, PN meninggal dunia. Sedangkan AD harus dirujuk ke RS Muhammadiyah Lamongan. Rudi belum bisa memastikan apakah kematian korban karena faktor wahana wisata di lokasi kejadian atau human error.
"Nanti lihat laporan dulu. Mereka masih di sana," terang Rudi.