Berita Pasuruan

Ajak Dua Wanita Muda ke Tretes Tak Dibayar Lari Pakai Motor Dicegat di Jalan, Bayaren Arek Iku Kerjo

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Instagram/undercover.id Viral Dua Pemuda Cekcok dengan dua Wanita yang diajaknya karena tak dibayar.

Mereka telah dibayar ratusan juta sampai miliaran.

"Ini sekte elite karena acaranya juga diadakan di Jakarta Selatan di mana itu tempat rumahnya orang-orang kaya," ceritanya.

Katanya acara itu sudah sampai 16 kali digelar.

Para brondong yang dijadikan tumbal itu juga diceritakan memang menjadi simpanan dari peserta atau tante-tante.

"Kalau udah waktunya, si brondong ini baru dibeli lagi dengan harga yang mahal untuk dijadikan tumbal. Dan, biasanya background si brondong berbeda-beda. Ada uang dipakai bayar utang, orang tuanya kelilit utang atau orangtuanya di kampung sakit," ucapnya.

Ia menjelaskan bahwa pengalaman itu benar-benar dialaminya.

Tanggapan Lurah Pondok Pinang

Dilansir dari TribunJakarta.com mengonfirmasi kebenaran video viral itu kepada Lurah Pondok Pinang, Rizky Januar.

Rizky belum bisa memastikan kebenaran video tersebut.

"Saya juga baru dengar itu. Saya belum dapat info, nanti saya cek dulu ya kebenarannya. Saya lagi urusin jenazah melulu ini," ujar Rizky.

Sementara Kapolsek Kebayoran Lama Kompol Donni Bagus Wibisono, mengaku baru mengetahui video tersebut.
Namun, ia mengatakan bakal menyelidiki video itu.

"Saya lacak dulu sejauh mana kebenarannya. Lagi ditelusuri. Nanti kita kabari perkembangannya," ujar Kompol Donni saat dikonfirmasi, Rabu (30/6/2021).

Ilustrasi brondong dalam arisan tante-tante (Tribunsumsel)

Arisan Tante Berhadiah Brondong Tarif Rp 20 Juta

Kejadian ini pwrnah terjadi di Palembang. Bahwasanya, kelompok wanita usia 40an tahun aktif menggelar arisan berhadiah brondong. Sekali lelang, nilainya bisa mencapai Rp 20 juta. Arisan digelar tertutup di rumah mewah atau di VIP room karaoke.

Dikutip dari Tribun Sumsel (Tribunnews.com Network), transaksi ini terorganisir, terdapat peran makelar yang menyediakan berbagai tipe pria sesuai selera tante-tante girang itu.

Beberapa germo yang berkeliaran di kota metropolis ini berprofesi sebagai sopir taksi dan karyawan swasta.

Mereka mengenalkan koleksi brondong ke pemesan dengan imbalan fee sekitar 20 persen dari nilai transaksi.

Tanpa makelar, tante-tante ini kesulitan mendapatkan brondong sesuai keinginannya.

Akses mendapatkan brondong itu tidaklah mudah.

Butuh relasi sesama penyuka brondong. Karena itulah dibuat sistem arisan brondong agar para tante-tante kesepian ini bisa mendapat kepuasan. (TribunJateng/TribunJakarta/TribunSumsel)

Berita Terkini