SURYA.CO.ID I PASURUAN - Dua cewek yang diduga sebagai wanita penghibur terlibat cekcok dengan dua pemuda yang mengajaknya ke Tretes, Pasuruan.
Cekcok di tepi jalan Tretes itu pun berhasil direkam oleh seseorang dan langsung menyebar ke jagat medsos hingga viral.
Di antaranya akun Instagram @undercover.id.
Dalam unggahan itu terlihat dua orang pria berkaos hitam naik motor matic warna pink.
Kondisi motor yang dinaiki pemuda, mesinnya sudah menyala dan siap meninggalkan lokasi
Namun kedua pemuda itu dihadang oleh dua wanita yang diajaknya.
Pemuda itu berbicara keras namun tidak jelas.
"Ya ojo ngunu, lah perjanjianmu ya opo lho. Ojo sak karempu dewe. (Ya jangan begitu ya perjanjianmu gimana, jangan seenakmu sendiri)" ucap seorang wanita.
Rupanya pria yang merekam adegan itu menyuruh dua pemuda tersebut membayar jasanya.
"He bayaren, arek kui arek kerjo, bayaren, kek ono, sakno, ojo ngawur. Nak ra duwe duit gak usah nek Tretes (Hay bayar, anak itu anak kerja, bayar, kasihkan, kasian jangan ngawur. Kalau nggak punya uang jangan ke Tretes)" ucap perekam video.
Rupanya video yang diunggah ke jagat maya mendapat banyak komentar dari netizen.
@yogibro_33 "Gapunya duit sok-sokan jajan"
@sitiwul2002 "Kalo ga punya uang ya ga usah jajan toh mas"
@ferryhartanto8168 "dikira barang negara, disubsidi"
@aferryhartanto816 "barang negara, disubsidi"
@therealdeaparamita "Dosanya double dah. Ngutang dan"
Dilansir dari sejumlah sumber, kejadian itu benar terjadi di Tretes, Kabupaten Pasuruan.
Hal itu dibenarkan oleh Kapolsek Prigen, Bambang Tri Sutrisno.
Pihak polisi. mengatakan pria dalam video itu sudah datang ke polsek untuk melaporkan penyebar video.
Namun niat tersebut diurungkan karena pihak polsek mengarahkan pria itu untuk melapor ke Polres.
Polsek belum bisa menanganani kasus ITE karena keterbatasan sarana dan prasarana.
Akhirnya pria itu akan menempuh jalur kekeluargaan dengan pihak penyebar video.
Keduanya juga merasa bersalah karena telah mengganggu lingkungan sekitar.
Kedua pria ini merupakan warga Kecamatan Gempol.
Keduanya membawa dua wanita asal Bangil untuk nyanyi di lokasi.
Namun setelah selesai jasanya tidak dibayar.
Sedangkan orang yang merekam kejadian itu ada;ah warga setempat karena merasa risih dengan cekcok antara dua pihak. (Tribunjateng)
Sekte Elite Tante-tante
Video viral serupa di wilayah lain juga pernah menghiasi jagat maya. Film Arisan Brondong yang booming di era 2010an disutradarai Helfi Kardit yang dibintangi Bella Saphira, Heather Storm, dan Randi Fadillah, nampaknya terjadi di dunia nyata.
Namun kemasan arisan ini sedikit berbeda bukan hanya mengandalkan syahwat brondong saja. Namun sin perempuan atau tante-tante justru menjadikan si bronsong sebagai tumbal.
Mulai tumbal pesugihan, kecantikan, kekayaan dan karier.
Acara yang diduga menyimpang itu dikemas dalam acara ulang tahun si tante yang digelar di kawasan elite Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Rupanya ritual aneh ini terbongkar setelah master ceremony (MC) yang akan dikontrak untuk memandu acara tersebut mengungkap di video berikut screen shot.
Seketika itu, video yang diunggah akun tiktok @dinskidiary dibanjiri ribuan akun.
Video itu mengungkap praktik pesugihan dengan cara menumbalkan brondong di sebuah acara ulang tahun.
Pengalaman mengerikan itu dijelaskan sendiri oleh seorang master of ceremony (MC) acara ulang tahun.
Brondong Dieksekusi Pakai Mesin dan Manual
Di video itu juga dijelaskan, pihak penyelenggara menawarkan menjadi MC di acara tersebut dibayar Rp 8 juta untuk dua orang MC.
Namun, partner MC harus seorang perempuan.
Wanita yang bakal didaulat sebagai MC itu, tidak diperbolehkan bersama MC pria.
"Terus dia mau nawarin harganya satu sendiri jadi Rp 10 juta satu jam. Tergiur enggak sih? Ya tergiur lah. Nge-mc cuma satu jam dibayar Rp 10 juta. Siapa enggak mau," ujarnya di video itu.
Pihak penyelenggara juga menjelaskan, setelah acara ulang tahun akan diadakan sebuah eksekusi.
Brondong di acara itu menyetujui akan menjadi tumbal dalam ritual pesugihan.
"Pesugihan untuk awet muda, kecantikan, kekayaan, karier dan lain-lain," lanjutnya.
Ritual eksekusi itu dilakukan dengan dua cara yaitu manual dan mesin.
Menurut penjelasan di video itu, para brondong tidak dipaksa ditumbalkan.
Mereka telah dibayar ratusan juta sampai miliaran.
"Ini sekte elite karena acaranya juga diadakan di Jakarta Selatan di mana itu tempat rumahnya orang-orang kaya," ceritanya.
Katanya acara itu sudah sampai 16 kali digelar.
Para brondong yang dijadikan tumbal itu juga diceritakan memang menjadi simpanan dari peserta atau tante-tante.
"Kalau udah waktunya, si brondong ini baru dibeli lagi dengan harga yang mahal untuk dijadikan tumbal. Dan, biasanya background si brondong berbeda-beda. Ada uang dipakai bayar utang, orang tuanya kelilit utang atau orangtuanya di kampung sakit," ucapnya.
Ia menjelaskan bahwa pengalaman itu benar-benar dialaminya.
Tanggapan Lurah Pondok Pinang
Dilansir dari TribunJakarta.com mengonfirmasi kebenaran video viral itu kepada Lurah Pondok Pinang, Rizky Januar.
Rizky belum bisa memastikan kebenaran video tersebut.
"Saya juga baru dengar itu. Saya belum dapat info, nanti saya cek dulu ya kebenarannya. Saya lagi urusin jenazah melulu ini," ujar Rizky.
Sementara Kapolsek Kebayoran Lama Kompol Donni Bagus Wibisono, mengaku baru mengetahui video tersebut.
Namun, ia mengatakan bakal menyelidiki video itu.
"Saya lacak dulu sejauh mana kebenarannya. Lagi ditelusuri. Nanti kita kabari perkembangannya," ujar Kompol Donni saat dikonfirmasi, Rabu (30/6/2021).
Arisan Tante Berhadiah Brondong Tarif Rp 20 Juta
Kejadian ini pwrnah terjadi di Palembang. Bahwasanya, kelompok wanita usia 40an tahun aktif menggelar arisan berhadiah brondong. Sekali lelang, nilainya bisa mencapai Rp 20 juta. Arisan digelar tertutup di rumah mewah atau di VIP room karaoke.
Dikutip dari Tribun Sumsel (Tribunnews.com Network), transaksi ini terorganisir, terdapat peran makelar yang menyediakan berbagai tipe pria sesuai selera tante-tante girang itu.
Beberapa germo yang berkeliaran di kota metropolis ini berprofesi sebagai sopir taksi dan karyawan swasta.
Mereka mengenalkan koleksi brondong ke pemesan dengan imbalan fee sekitar 20 persen dari nilai transaksi.
Tanpa makelar, tante-tante ini kesulitan mendapatkan brondong sesuai keinginannya.
Akses mendapatkan brondong itu tidaklah mudah.
Butuh relasi sesama penyuka brondong. Karena itulah dibuat sistem arisan brondong agar para tante-tante kesepian ini bisa mendapat kepuasan. (TribunJateng/TribunJakarta/TribunSumsel)