Semakin baik kinerjanya akan mendapat DID yang besar. Bisa mencapai ratusan miliar rupiah setiap tahun. Sebaliknya jika kinerjanya menurun tentu DID semakin kecil.
"Pak Sekkota silakan dibuka dan dicek di website kemenkeu. Bisa dilihat dengan jelas kinerja apa saja yang dinilai. Juga dicantumkan nilai dan besaran rupiah yang diterima," urai Imam. Rapor DID Kota Surabaya jelek.
Dia mencontohkan beberapa hasil penilaian DID Kota Surabaya tahun 2021 di website kemenkeu yang bisa diakses oleh publik itu. Belanja modal kesehatan dapat nilai E (35), belanja modal pendidikan dinilai E (50), kemandirian daerah D (50) dan pencegahan korupsi E (35).
Angka partisipasi murni pelayanan dasar pendidikan dinilai D (65), peta mutu pendidikan juga D (60).
Kemudian di bidang pelayanan dasar publik di bidang kesehatan. Balita mendapat imunisasi lengkap dapat nilai E (25), persalinan di fasilitas kesehatan C (70) dan sumber air minum layak dinilai E (35).
"Syukurnya angka penanganan balita stunting baik. Nilainya B (90) dan dapat hadiah Rp 9,35 miliar. Juga akses sanitasi layak dapat nilai B (80) dengan hadiah Rp 8,81 miliar," kata mantan jurnalis Jawa Pos ini. Yang diberi hadiah hanya yang mendapat nilai A dan B.
Yg nilainya juga kurang baik adalah penurunan angka pengangguran, yaitu D (65), penyelenggaraan pemerintahan E (45), peningkatan ekspor C (75), serta peningkatan investasi C (75).
Sementara penurunan penduduk miskin sudah baik. Nilainya B (80) dan mendapat reward Rp 11,15 miliar. Juga sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan (SAKIP) dapat nilai A (100) dihadiahi Rp 10,79 miliar.
"Kami minta pemkot fokus perhatian dan ada upaya nyata untuk terus meningkatkan besaran alokasi DID," pungkas Imam.