Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Begini situasi Kabupaten Intan Jaya setelah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua menembak mati dua anak buah Jenderal Andika Perkasa.
Diketahui, dua prajurit TNI yakni Pratu Roy Vebrianto dan Pratu Dedi Hamdani gugur di Intan Jaya karena ulah KKB Papua.
Tapi saat ini kondisi Kabupaten Intan Jaya kembali kondusif.
• Tak Cuma Sombong Tantang Perang, KKB Papua Sebar Hoax Tewaskan 2 TNI AD, ini Klarifikasi Pangdam
• 5 Fakta KKB Papua Tantang TNI-Polri Perang, Sebelumnya 2 Anak Buah Jenderal Andika Perkasa Gugur
Warga di Kabupaten Intan Jaya pun kembali mulai beraktivitas seperti biasa, perekonomian warga pun kembali bergeliat.
"Sudah aman, kondusif," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal, Rabu (3/2/2021) sore.
Seperti dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel 'Intan Jaya Kembali Kondusif Pascakontak Tembak'
Sementara itu, Stevanus Belau, Kepala suku Marga Belau, Suku Moni mengatakan, aktivitas masyarakat di Desa Bilogai, Distrik Sugapa, Kab. Intan Jaya sudah normal.
Aktifitas di Sugapa berjalan seperti biasanya.
Masyarakat banyak yang kembali berkebun, berlalu lalang dan berkumpul2 di depan warung-warung masyarakat.
"Aktivitas di Sugapa berjalan normal.
Pada hari selasa dan jumat (hari pasar) juga masyarakat dari luar sugapa juga datang berjualan hasil kebun mereka," terangnya.
Aktivitas sekolah yang berada berjalan lancar, Anak-anak yang berasal dari Distrik diluar Sugapa seperti Hitadipa, Homeyo, Biandoga dan Tomosiga sudah datang ke Sugapa untuk bersekolah.
"Mereka yang berasal dari luar Sugapa di Asramakan sementara yang berada di Sugapa tinggal dirumah masing," imbuhnya.
Sebelumnya, kabar duka menimpa dua anak buah Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa yang gugur di medan tempur melawan KKB Papua.
Dua prajurit TNI AD itu dari satuan Yonif Raider 400 atas nama Pratu Roy Vebrianto dan Pratu Dedi Hamdani.
Saat ini jenazah Pratu Roy Vebrianto dan Pratu Dedi Hamdani telah dievakuasi ke Kabupaten Mimika menggunakan helikopter dari Bandara Bilogai, Sugapa.
Keduanya bertugas di Intan Jaya dan gugur setelah kontak senjata dengan KKb Papua dari pagi hingga siang, Jumat (22/1/2021).
Berikut kronologi kontak senjata yang terjadi di Intan Jaya seperti disampaikan oleh Kepala Penerangan Kogabwihan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa.
Suriastawa menjelaskan, Pratu Dedi Hadani yang bertugas di Pos Hitadipa gugur saat mengejar KKB yang menyerang Pos Titigi, Intan Jaya.
Dalam kontak senjata di Pos Titigi itu, Pratu Roy Vebrianto gugur karena tertembak di dada kanan.
"Pratu Dedi Hamdani dari Pos Hitadipa, gugur saat melakukan pengejaran kepada KKB yang melakukan penembakan terhadap Pos Titigi.
Korban ditembaki secara membabi buta dari arah ketinggian di hutan yang terletak antara Kampung Sugapa Lama dan Kampung Hitadipa," kata Suriastawa lewat keterangan tertulis, Jumat.
Suriastawa menambahkan, jenazah Pratu Roy Vebrianto dan Pratu Dedi Hamdani telah dievakuasi ke Kabupaten Mimika menggunakan helikopter dari Bandara Bilogai, Sugapa.
Ratusan Brimob Polda Sumbar Siap Hadapi KKB Papua dalam Operasi Amole 2021 (Istimewa/Antara)
Kedua prajurit yang gugur itu merupakan anggota Yonif Raider 400 yang sedang bertugas di Intan Jaya.
Selama 2021, sudah terjadi beberapa aksi kekerasan yang melibatkan anggota KKB di Kabupaten Intan Jaya.
Pada 6 Januari, KKB membakar pesawat PT MAF di Kampung Pagamba, Distrik Mbiandoga.
Kontak senjata juga terjadi antara Batalyon 400 dengan KKB di Kampung Titigi pada 10 Januari 2021.
Saat itu, Prada Agus Kurniawan gugur setelah tertembak di punggung.
Sebelumnya, kelompok kriminal bersenjata (KKB) kembali berulah di Kabupaten Intan Jaya, Papua, pada Jumat (22/1/2021) pagi.
KKB menyerang Pos TNI Titigi, Distrik Sugapa, dari lokasi yang lebih tinggi.
Akibat serangan itu, Pratu Roy Vebrianto gugur setelah mengalami luka tembak di dada kanan.
"Ya, Pratu Roy (gugur)," ujar Dandim 1705/Nabire, Letkol Benny Wahyudi saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat siang.
Kesombongan KKB Tantang TNI Polri Perang Terbuka
Selain itu, KKB Papua baru-baru ini juga berlagak sombong dengan menantang TNI Polri perang terbuka.
Ajakan KKB Papua itu dengan cara menyebarkan selebaran bernada provokasi di Kabupaten Intan Jaya.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Saya Pastikan kalau KKB Ajak Perang TNI-Polri Tidak Takut, Kita Akan Hadapi...'
Mengenai tantangan tersebut, Wakapolda Papua Brigjen Matius Fakhiri tak mau terpancing.
Brigjen Matius Fakhiri khawatir jika perang terbuka terjadi, akan dipolitisasi dan dipelintir oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Karena itu, Matius memilih untuk mengambil langkah hukum yang pas daripada meladeni KKB Papua.
Kendati demikian, Matius menyatakan TNI Polri tidak takut dengan tantangan perang terbuka itu.
Menurut Matius, memilih tidak meladeni provokasi KKB Papua agar tidak ada korban dari warga sipil.
Termasuk menghindari kesalahan yang terulang dalam proses penegakan hukum.
"Saya pastikan kalau ajak perang TNI-Polri tidak takut, kita akan hadapi.
Cuma kan kita tidak mau ada dampak lain yang akan timbul bila kita mengambil langkah tegas dan terukur yang nantinya bisa dipolitisasi dipelintir oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang ingin suasana di Papua ini selalu kisruh," kata Matius di Jayapura, Selasa (2/2/2021).
Dirinya tidak memungkiri bahwa aksi kekerasan yang dilakukan KKB di Intan Jaya Papua belakangan ini semakin meningkat.
Hal itu, kata dia, tidak terlepas dari eskalasi politik yang sedang tinggi dalam beberapa waktu terakhir.
Untuk itu, dalam menyikapi masalah tersebut aparat keamanan tidak boleh bersikap gegabah.
"Kejadian di Intan Jaya ini selalu berulang dan ini harus kita sikapi dengan tenang agar kita bisa mengambil langkah-langkah penegakan hukum yang pas dan soft.
Kita tidak mau mengulangi kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi beberapa waktu lalu," kata Matius.
Soal tantangan perang terbuka tersebut, dijelaskan Matius, disampaikan KKB melalui selebaran yang diedarkan di Intan Jaya.
Upaya provokasi itu dilakukan KKB bukan kali ini saja terjadi.
Kasus serupa pernah ditemukan di Jayapura dan Puncak Jaya.
"Ini biasanya terjadi saat eskalasi sedang tinggi," kata dia.
Sementara untuk menjaga situasi keamanan di Intan Jaya, pihaknya mengaku akan menambah sejumlah personel di Polres setempat.
"Ke depan kita akan memperkuat Polres Intan Jaya, salah satunya kita akan menggeser 45 personel untuk mem-back-up pasukan yang sudah ada di sana," kata dia.(*)