Kilas Balik

Pertempuran Sengit 30 Prajurit TNI AD di Timor Timur, Tak Seimbang hingga Cuma 9 Orang yang Selamat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Surawahadi SIP MSi saat melepas pemberangkatan Satgas Pamtas Penyangga RI-PNG Yonif 721/Makkasau di Pelabuhan Soekarno Hatta, Kota Makassar, Rabu (3/7/2019).

SURYA.co.id - Pertempuran sengit dan tak seimbang sempat dialami oleh prajurit TNI AD saat ditugaskan di Timor Timur

Dilansir dari buku '328 Para Battalion, The Untold Stories of Indonesian Legendary Paratroopers, Setia-Perkasa-Rendah Hati' terbitan Elex Media Komputindo, dari 30 prajurit TNI AD yang diberangkatkan hanya sembilan orang yang pulang dengan selamat

Pertempuran sengit dan tak berimbang di Timor Timur ini diceritakan oleh seorang prajurit TNI AD bernama Sersan Mayor Didin Somantri.

Didin Somantri memiliki pengalaman tempur yang mumpuni saat menjalankan misi di Mapenduma

Saat operasi di Timor Timur pada tahun 1978 lalu, Didin Somantri dan rekan-rekannya ditugaskan dalam misi perebutan Matabean.

VIDEO Perjuangan Anak Petani Jadi Perwira Korps Wanita TNI AD, Baru Bisa Masuk Akmil Usia 27 Tahun

Mimpi Aneh Komandan TNI AD Sebelum Gempur KKB Papua, Bermakna Kematian Tapi Endingnya Misi Sukses

Jenderal TNI Jebolan Kopassus ini Dibentak Soeharto Setelah Beri Saran, Ekspresi Pak Harto Berubah

Ilustrasi: prajurit TNI AD (KOMPAS.com/Ika Fitriana)

Didin Somantri yang merupakan ahli navigasi darat mengungkapkan, Batalyon 328 saat itu mendapatkan tugas merebut sasaran Matabean.

Menurutnya, saat itu selain medan tempur Matabean yang sangat berat, masyarakat setempat menurut Didin juga memiliki posisi yang menguntungkan.

Sebab, dengan kekuatan empat kabupaten, yaitu Bacau, Pile, Langen, dan Los Palos, mereka memiliki posisi yang lebih memungkinkan untuk melemparkan batu dari ketinggian tebing.

"Jadi pertempuran tak seimbang," tulis Didin dalam buku tersebut.

Didin Somantri saat itu mendapatkan tugas sebagai penembak senapan kompi C Peleton 2.

Akibat pertempuran yang tak seimbang itu, sejumlah personel prajurit TNI AD pun gugur.

"Danton Didi Haryadi gugur. Dari 30 prajurit, yang bisa kembali hanya 9 prajurit," tulis dalam buku tersebut.

Sejumlah pasukan TNI AD melakukan latihan perang di Hutan Baluran, untuk meningkatkan kemampuan dalam menjaga NKRI. (Ahmad Faisol)

Sehingga, bisa jadi yang gugur dalam pertempuran itu mencapai 21 orang.

Dalam buku itu disebutkan, sasaran 7 merupakan sasaran yang paling berat.

Didin Somantri ingat betul, saat itu dirinya diminta mengawal Edi Sudrajat, yang saat itu pasukannya juga masuk ke lereng Gunung Tiba Silo.

Halaman
1234

Berita Terkini