Berita Viral

Ternyata Prada Lucky Sempat Kabur dari Barak dan Menolak Kembali, Mengaku Dianiaya Senior

Pada keluarga, Prada Lucky mengaku mengalami penganiayaan oleh seniornya di Batalion Teritorial Pembangunan 834

|
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Kolase Kompas.com
DUGAAN PENGANIAYAAN - Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) ternyata sempat kabur ke rumah orang tua angkatnya. Kakak kandung Lucy Namo ungkap fakta mengejutkan. Sementara ibu kandunh Prada Lucy berlutut di kaki Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto, Senin (11/8/2025). 

Surya.co.id - Sebelum meninggal, Prajurit Dua (Prada) Lucky Chepril Saputra Namo (23) ternyata sempat kabur ke rumah orang tua angkatnya dan menolak kembali ke barak tempatnya bertugas yakni Batalion Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Pada keluarga, Prada Lucky mengaku mengalami penganiayaan oleh seniornya. 

Saat itu keluarga juga sempat memberikan pengobatan pada luka di tubuh Prada Lucky. 

Namun, para seniornya berhasil menemukan keberadaan Prada Lucky dan menjemputnya untuk kembali ke barak.

Baca juga: TNI AD Ungkap Dalang Kasus Kekerasan Prada Lucky Seorang Perwira, Sudah Ditahan

Tubuh Penuh Luka 

Kakak kandung Lucky, Lusy Namo, menceritakan bagaimana adiknya memilih kabur dari barak dan mencari perlindungan ke rumah orang tua asuhnya di Nagekeo. 

Menurut Lusy, orang tua asuh sempat merawat luka-luka yang ada di tubuh Lucky. Luka itu diduga muncul akibat perlakuan kasar yang ia terima di barak. 

"Orang tua asuh sempat mengobati luka di tubuh Lucky," ungkap Lusy, Senin (11/8/2025), dikutip dari Kompas.com

Setelah menerima perawatan, Lucky menolak untuk kembali ke barak. Ia merasa tidak aman. 

Namun, penolakannya tidak bertahan lama. Para seniornya akhirnya berhasil menemukan dan membawa Lucky kembali ke barak. 

Sejak saat itu, penderitaan Lucky kembali berlanjut. Lusy mengungkapkan, selama satu pekan setelah dibawa pulang, adiknya mengalami penyiksaan setiap hari. 

"Dia sempat telepon saya. Lucky mengaku sering dipukul seniornya. Kemungkinan dia kena siksa selama satu minggu," ucap Lusy. 

Komunikasi terakhir antara Lusy dan Lucky terjadi pada 27 Juli 2025. Beberapa hari setelah itu, Lusy justru menerima kabar duka yang mengabarkan kematian adiknya. 

Setelah kematian Lucky, muncul berbagai versi cerita dari pihak TNI mengenai penyebabnya. Ada yang menyebut Lucky meninggal akibat jatuh dari gunung, ada pula yang mengatakan karena kecelakaan motor. 

Namun, hasil pemeriksaan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aeramo mengungkapkan fakta lain. 

Dokter menemukan sejumlah luka mencurigakan di tubuh Lucky. Luka tersebut antara lain berupa bekas sulutan api rokok, memar di berbagai bagian tubuh, hingga luka akibat pukulan dengan benda tajam. 

Temuan itu semakin menguatkan dugaan bahwa kematian Lucky bukanlah kecelakaan biasa. 

Lusy pun berharap agar kasus ini diusut tuntas dan semua pelaku penganiayaan mendapatkan hukuman yang setimpal. 

"Saya ingin keadilan untuk Lucky," tegasnya.

Penyebab Prada Lucky Terima Kekerasan dari Senior

Terungkap penyebab Prada Lucky menjadi korban penyiksaan seniornya di barak.

Dikutip dari Kompas.com, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, menjelaskan bahwa aksi kekerasan itu bermula dari kegiatan pembinaan prajurit. 

Namun, pembinaan yang seharusnya membentuk karakter justru berujung pada kematian.

“Motif, saya sudah sampaikan semuanya atas dasar pembinaan,” kata Wahyu saat ditemui di Gedung Mabes AD, Jakarta, Senin (11/8/2025)

Ia menegaskan bahwa kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka pembinaan internal.

“Jadi pada kesempatan ini saya menyampaikan bahwa kegiatan ini terjadi semuanya pada dasarnya pelaksanaan pembinaan kepada prajurit,” lanjutnya.

Namun, proses pembinaan itu dilakukan secara tidak manusiawi. Prada Lucky diduga dicambuk, diinjak, dan dipukuli secara bergantian oleh para seniornya hingga sekarat dan akhirnya meninggal dunia.

Wahyu menyebut bahwa pembinaan dilakukan terhadap beberapa personel, termasuk korban, dalam rentang waktu berbeda.

Proses ini melibatkan banyak prajurit, sehingga penyidik membutuhkan waktu untuk mengusut peran masing-masing tersangka.

“Tentu kita perlu mendalami beberapa hal yang nanti akan menjadi esensi pemeriksaan terhadap para tersangka,” ujarnya.

“Tapi bisa saya katakan bahwa kegiatan-kegiatan pembinaan prajurit itu yang mendasari suatu hal terjadi pada masalah ini.”

Baca juga: Rekam Jejak 6 Pangdam Baru, Ada Mayjen TNI Kristomei Sianturi, Lucky Avianto hingga Zainul Arifin

Ia menegaskan bahwa pimpinan TNI AD tidak pernah memberikan toleransi terhadap pembinaan yang menggunakan kekerasan, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa.

20 Tersangka Ditahan, Termasuk Perwira

Sebanyak 20 prajurit TNI resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan terhadap Prada Lucky. Panglima Kodam IX/Udayana, Jenderal TNI Piek Budyakto, mengumumkan penetapan tersebut saat mengunjungi rumah duka di Kelurahan Kuanino, Kota Kupang.

Usai berdialog dengan keluarga, Piek menyampaikan bahwa seluruh tersangka telah ditahan dan sedang menjalani pemeriksaan lanjutan. “Ada satu orang perwira,” ujarnya.

Piek tidak menyebutkan inisial para tersangka, namun menyatakan bahwa motif kejadian masih dalam penyelidikan oleh Polisi Militer. Ia meminta semua pihak bersabar menunggu proses hukum berjalan.

“Siapapun yang melakukan perbuatan ini harus diusut tanpa pandang bulu. Semua harus diperiksa sesuai mekanisme hukum dan prosedur yang berlaku,” tegasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa hukuman terberat akan dijatuhkan sesuai permintaan keluarga dan hasil pemeriksaan. “Proses hukum akan kami jalankan secara transparan tanpa ada yang ditutup-tutupi,” lanjutnya.

Baca juga: Inikah Penyebab Prada Lucky Diduga Dianiaya Senior hingga Tewas? Dosen Hukum: Ada Kecemburuan

Panglima Kodam IX/Udayana tersebut menyampaikan duka cita mendalam atas kejadian memilukan ini.

“Saya kehilangan anggota saya, Prada Lucky Chepril Saputra Namo, anak kandung Sersan Mayor Kristian Namo. Ini sangat menyedihkan dan kami sesalkan,” ujarnya.

Piek juga menyampaikan bahwa Menteri Pertahanan dan pejabat Mabes TNI telah memerintahkan agar pengusutan kasus ini dilakukan secara terbuka dan sesuai aturan yang berlaku.

Sebelumnya, Staf-1/Intel Yonif 834/WM telah melaksanakan pemeriksaan terhadap personel yang diduga terlibat dalam penganiayaan. Rekonstruksi kejadian juga sedang berlangsung.

Daftar Pelaku

Dalam laporan resmi, sejumlah nama prajurit disebut sebagai pelaku pemukulan terhadap Prada Lucky. Mereka berasal dari berbagai pangkat, termasuk satu perwira.

Personel yang terlibat dalam pemukulan dengan benda keras antara lain:

  1. Letda Inf Thariq Singajuru,
  2. Sertu Rivaldo Kase,
  3. Sertu Andre Manoklory,
  4. Sertu Defintri Arjuna Putra Bessie,
  5. Serda Mario Gomang,
  6. Pratu Vian Ili,
  7. Pratu Rivaldi,
  8. Pratu Rofinus Sale,
  9. Pratu Piter,
  10. Pratu Jamal,
  11. Pratu Ariyanto,
  12. Pratu Emanuel,
  13. Pratu Abner Yetersen,
  14. Pratu Petrus Nong Brian Semi,
  15. Pratu Emanuel Nibrot Laubura, dan
  16. Pratu Firdaus.

Sementara pemukulan dengan tangan dilakukan oleh:

  1. Pratu Petris Nong Brian Semi,
  2. Pratu Ahmad Adha,
  3. Pratu Emiliano De Araojo, dan
  4. Pratu Aprianto Rede Raja.

Kadispenad Wahyu Yudhayana menegaskan bahwa TNI AD tidak akan mentolerir kekerasan dalam bentuk apa pun.

“Ini betul-betul suatu hal yang di luar dari apa yang sudah digariskan,” ujarnya.

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved