Berita Viral

Istri Arya Daru Sempat Minta Penjaga Mendobrak Pintu Kamar Kos di Malam Kejadian, Siap Ganti

Siswanto penjaga kos mengaku sempat dihubungi istri Arya Daru, Meta Ayu Puspitantri, yang tampak panik dan khawatir. 

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Kolase TV One/Instagram
DIPLOMAT MUDA TEWAS - Arya Daru Pangayunan tewas di kamar kos. Penjaga kos bernama Siswanto sempat diminta istri dobrak pintu. 

SURYA.CO.ID - Penjaga kos Arya Daru Pangayunan (39), Siswanto, mengungkap sejumlah hal janggal yang ia alami di malam kejadian. 

Ia mengaku sempat dihubungi istri Arya Daru, Meta Ayu Puspitantri, yang tampak panik dan khawatir. 

Meta meminta Siswanto memeriksa keadaan Arya Daru di dalam kamar kos. 

Permintaan itu bukan sekadar mengetuk pintu, melainkan menyuruh mendobrak masuk ke dalam. 

"Sama istrinya suruh didobrak itu. Suruh masuklah, dobrak saja saya siap ganti kerusakannya kata istrinya," ujar Siswanto, dikutip dari tayangan TV One, Selasa (5/8/2025). 

Siswanto menyampaikan bahwa ia harus izin dulu kepada pemilik kos sebelum melakukan tindakan tersebut. 

Namun, karena situasi darurat dan permintaan dari sang istri, ia akhirnya mendobrak kamar pada pukul 07.00 WIB, Selasa (8/7/2025). 

Menurut pengakuannya, Meta pertama kali menghubungi pukul 00.30 WIB, lalu kembali menelepon pukul 05.00 WIB. 

"Khawatir banget pokoknya dia itu udah gitu," kata Siswanto. 

Ia pun mencoba melihat dari luar melalui jendela kamar Arya Daru, tetapi semua tampak gelap. 

Padahal, menurutnya, Arya Daru biasa tidur dengan lampu menyala. 

"Gelap makanya saya bingung ada enggak. Waktu itu saya masih bingung, soalnya kalau nyala kelihatan dari sini," jelasnya. 

Tak hanya kamar utama, kamar mandi Arya Daru pun tampak gelap gulita. 

"Di dalam mati semua gelap. Makanya saya bilang saya gini, 'oh, Bu, gelap, Bu'," kata Siswanto. 

Siswanto juga sempat mengetuk pintu kamar nomor 105 yang dihuni Arya Daru. 

Namun, tidak ada jawaban dari dalam kamar. 

Istri Arya Daru terus menghubungi Siswanto untuk memastikan kondisi suaminya. 

Sementara itu, penghuni kamar nomor 106 yang berada di sebelah Arya Daru sempat bertanya. 

"Ada apa mas? Kayak orang bingung, ini pak, saya disuruh sama istrinya penghuni 105 suruh ngecek ketuk-ketuk," cerita Siswanto. 

Penghuni kamar sebelah juga sempat menanyakan soal kondisi lampu di kamar Arya. 

"Enggak, gelap. Wah, kalau gelap berarti di antara ada dan dia ada dong gitu kan gitu. Bingung kan gitu," imbuhnya. 

Akhirnya, Siswanto mencongkel jendela dan membuka pintu kamar kos Arya Daru. 

Ia pun menemukan jenazah sang diplomat muda dalam kondisi tak bernyawa. 

Wajah Arya Daru terlilit lakban, dan tubuhnya terlihat kaki dan tangan tergeletak di tempat tidur. 

"Cuma saya tarik gampang banget gini kan gitu," katanya. 

"Awalnya kan saya pikir kuning-kuning, saya pikir handuk nutupin ini kan. Terus saya dekatin lagi kepalanya gini ternyata lakban gitu kan," jelas Siswanto. 

Siswanto mengaku sudah tiga kali bertemu istri Arya Daru, dan tidak pernah melihat ada tamu lain selain istrinya. 

Ia juga menyebut Arya Daru kerap keluar malam seusai pulang kerja. 

"Cuma pada waktu pada hari itu sering keluar malam itu kan. Kalau pulang kerja malamnya keluar lagi gitu kan gitu," katanya. 

Siswanto menambahkan, kos tempat Arya Daru tinggal dilengkapi dengan 15 kamera CCTV. 

Ia juga menyebut Arya Daru sebagai sosok pendiam. 

"Kalau enggak ditegur enggak ngomong ya," ujarnya. 

Penyelidikan Polisi 

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menegaskan proses penyelidikan dilakukan secara ilmiah dan akuntabel. 

Pihak kepolisian juga menggandeng para pakar dari berbagai bidang keahlian.  

"Pendekatan scientific crime investigation diterapkan sebagai bagian dari komitmen Polri dalam mengungkap kebenaran secara profesional dan transparan," ucapnya dalam keterangan, Kamis (31/7/2025). 

Keterlibatan para ahli menjadi kunci penting dalam membongkar kasus ini. 

Proses penyelidikan dilakukan dengan pendekatan multidisipliner dalam menemukan titik terang. 

Mulai dari berbagai aspek yang diperiksa, baik kondisi psikologis korban, jejak digital, toksikologi, hasil autopsi, hingga sidik jari yang ditemukan di tempat kejadian perkara.  

"Melalui kerja sama lintas profesi ini, penyidik berhasil mengurai secara rinci penyebab serta konteks di balik kematian ADP," sambung Ade Ary. 

Dia memastikan semua data dan analisis dari para ahli ini kemudian disatukan untuk membentuk kesimpulan yang utuh dan objektif. 

Tak lupa, Polda Metro Jaya menyampaikan rasa duka cita yang mendalam kepada keluarga korban. 

Kematian Arya Daru 

Diplomat Kemlu Arya Daru Pangayunan ditemukan tewas di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi. 

Saat ditemukan, korban dalam posisi tergeletak di atas kasur.  

Kepalanya dibungkus plastik dan terlilit lakban kuning, sementara tubuhnya tertutup selimut biru. 

Ditreskrimum Polda Metro Jaya menyimpulkan bahwa tidak ada keterlibatan orang lain atas kematian Arya Daru. 

Dalam rilis besar kasus ini yang digelar Selas (29/7/2025) polisi juga belum menemukan peristiwa pidana. 

Polis menyita sejumlah barang bukti dengan jumlah 103 item antaranya gulungan lakban, kantong plastik, pakaian milik korban dan lainnya. 

Selain itu, ditemukan obat sakit kepala dan obat lambung, meskipun belum dipastikan kaitannya dengan penyebab kematian. 

Penyidik juga menemukan sidik jari Arya Daru pada permukaan lakban yang melilit kepalanya. 

Sebanyak 24 saksi sudah diperiksa yang terbagi menjadi tiga klaster yakni rekan kerja, rekan kosan, dan keluarga. 

Namun masih ada dua saksi yang belum menghadiri pemeriksaan penyelidik meski sudah diundang. 

Belum diketahui identitas dari dua saksi tersebut. 

Polisi enggan menyimpulkan kasus ini sebagai kasus bunuh diri. 

Adapun penyelidikan terkait kasus kematian Arya Daru belum dinyatakan dihentikan atau dikenal SP3.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kebiasaan Arya Daru Saat Tidur Terbongkar, Penjaga Kos Ungkap Hal Janggal Intip Kamar Diplomat.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved