Bangga Menjaga Warisan Bangsa, Pria Jombang Ini Setia 33 Tahun Membuat Patung Garuda Pancasila

Karya Ichwan tak hanya diminati masyarakat Jombang, tetapi juga menjangkau daerah luar, seperti Jakarta, Mojokerto, hingga Kalimantan. 

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Deddy Humana
surya/Anggit Puji Widodo (anggitkecap)
PENJAGA PANCASILA - Ichwan Erwantoro (73), warga Dusun Randulawang Krajan, Desa Bandung, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, menunjukkan beberapa kerajinan lambang Garuda Pancasila di rumahnya, Senin (4/8/2025). 


SURYA.CO.ID, JOMBANG - Salah satu atribut penting bagi perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia yang diperingati setiap tahun adalah Garuda Pancasila

Lambang negara berbentuk garuda emas dengan perisai Pancasila itu, tetap menjadi aksesoris penting di setiap instansi dan rumah.

Keberadaan patung Garuda Pancasila itu mungkin dianggap sekadar penghias ruangan, padahal sangat penting bahkan bagi perajin seperti Ichwan Erwantoro (73), warga Dusun Randulawang Krajan, Desa Bandung, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.

Erwantoro adalah salah satu dari banyak perajin patung lambang Garuda Pancasila di Jombang yang konsisten menghasilkan atribut itu sebagai warisan bangsa.

Mungkin kita berharap Garuda Pancasila tidak sekadar warisan yang kemudian dilupakan, meski sekarang banyak anak muda tidak hafal kelima sila Pancasila.

Namun berkat kesetiaan orang-orang seperti Ichwan inilah, Garuda Pancasila tetap ada. Di bengkel kerja sederhana di halaman rumahnya, Ichwan tampak tekun menyelesaikan pesanan burung garuda berukuran beragam. 

Ketelitian dan kesabarannya memahat setiap detail lambang negara itu tidak berkurang meski usianya telah memasuki kepala tujuh. Ia tetap bersemangat memenuhi permintaan konsumen yang meningkat menjelang 17 Agustus.

“Biasanya mulai Juli sampai Agustus permintaan naik. Tahun ini saya sudah mengerjakan sekitar 300 burung garuda, dan mungkin masih akan bertambah sampai Oktober,” ucap Ichwan, Senin (4/8/2025). 

Karya Ichwan tak hanya diminati masyarakat Jombang, tetapi juga menjangkau daerah luar, seperti Jakarta, Mojokerto, hingga Kalimantan. 

Harga produknya pun bervariasi, mulai dari Rp 100.000 untuk ukuran kecil hingga Rp 1,1 juta untuk burung garuda berukuran 1 meter.

“Paling banyak yang pesan ukuran sedang untuk dipasang di instansi atau toko. Kalau lagi ramai, omzet bisa sampai Rp7  juta,” katanya.

Ichwan memulai usahanya sejak 1992 atau sudah 33 tahun, setelah memutuskan kembali ke kampung halaman dari Jakarta. Awalnya, ia belajar secara otodidak. 

Kini, hasil tangannya dikenal memiliki kualitas tinggi karena pengerjaan yang masih dilakukan secara manual.

Dalam sepekan, dibantu sang istri, Ichwan mampu memproduksi hingga 100 unit. Meski begitu, ia mengaku kesulitan mencari generasi muda yang tertarik menekuni kerajinan ini.

“Anak-anak muda sekarang banyak yang nggak tertarik. Padahal ini lambang negara, bagian dari identitas bangsa. Saya merasa ikut menjaga warisan nasional lewat karya ini,” jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved