Berita Viral

Terungkap 2 Alasan Jokowi Selalu Tolak Gabung Grup Alumni, Padahal Teman Sampai Memohon

Di tengah kisruh tudingan ijazah palsu, ada fakta menarik terkait Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Kompas.com Yustinus Wijaya Kusuma/
GABUNG - Presiden ke-7 RI Joko Widodo berbincang dengan teman-temannya saat menghadiri reuni angkatan 80 Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu (26/7/2025). 

SURYA.CO.ID - Di tengah kisruh tudingan ijazah palsu, ada fakta menarik terkait Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).

Bambang Surojo, teman sebangku saat kelas 2 dan 3 di SMA Negeri 6 Solo, menyebut bahwa Jokowi dikenal enggan gabung dalam grup alumni.

Bambang menyebut, Jokowi selalu menolak ajakan untuk masuk grup alumni di Whatsapp (WA). 

"Pak Jokowi tidak pernah mau (dimasukkan di grup alumni) di medsos-medsos, di grup-grup WA," ungkap pria yang kini tinggal di Solo itu, Kamis (24/7/2025), dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.

Berbagai upaya membentuk grup WhatsApp untuk para alumni, Jokowi tetap menolaknya.

"Tidak ada, tidak ada grup," lanjut Bambang.

Meski demikian, penolakan ini sudah menjadi pengetahuan umum di kalangan teman-temannya.

Ia pun menyebut, teman-teman sampai memohon.

"Kami pernah memohon, salah satu admin memohon, tapi (dijawab Jokowi) nanti saja. Selalu jawabannya kalau ketemu: nanti saja," ungkap Bambang.

Lantas, apa alasannya?

Baca juga: 3 Pengakuan Jokowi di Acara Reuni Angkatan: Singgung Ijazah Palsu, Bongkar Hubungan dengan Kasmudjo

Komunikasi Pribadi Lebih Disukai Jokowi

Menurut Bambang, Jokowi lebih memilih berkomunikasi secara personal jika ada keperluan.

"Jadi kalau dia (Jokowi) ada perlu, ya telpon aja," kata Bambang.

Meskipun banyak teman seangkatan yang mencoba untuk membuat grup, Jokowi tetap memilih cara komunikasi yang lebih pribadi dan tidak terhubung melalui platform media sosial.

Jaga Privasi

Dari penuturan Bambang, terlihat bahwa Jokowi memiliki pandangan yang berbeda terhadap media sosial.

Meskipun banyak tokoh publik lain yang aktif menggunakan media sosial, Jokowi lebih memilih untuk menjaga privasinya dan tidak terlibat dalam perbincangan atau interaksi di platform-platform tersebut.

Baca juga: Ternyata Jokowi Tahu Dalang Kasus Tudingan Ijazah Palsu, Ungkap Sosoknya: Semua Sudah Tahu

Fakta Lain Tentang Jokowi

Dalam kesaksiannya, Bambang Surojo menyampaikan bahwa ia dan Jokowi merupakan lulusan SMAN 6 Solo tahun 1980.

Ia mengisahkan, awalnya mereka mendaftar ke SMAN 5 Surakarta.

Namun, karena pengembangan sekolah, kelas dibagi menjadi dua sekolah: SMA 5 dan SMA 6.

“Jadi, kami yang masuk di kelas 1-7 sampai 1-11 dimasukkan ke SMA 6, dan masuknya siang. Maka disebut SMA 5 siang,” jelas Bambang.

Bambang juga membeberkan bahwa angkatannya menjalani masa sekolah 3,5 tahun atau 7 semester.

Hal itu akibat perubahan sistem dari catur wulan ke semesteran yang memperpanjang waktu belajar.

“Kami tidak hanya mengalami kurikulum yang berubah, tapi juga ritme belajar yang berbeda.

Namun, kami tetap lulus bersama-sama, termasuk Pak Jokowi,” ungkapnya.

Bambang menegaskan bahwa semua pengalaman itu tercatat rapi di ijazah mereka, yang tertulis tanggal kelulusan 30 April 1980.

3 Wasiat Jokowi untuk Teman-temannya 

Sementara pada kesempatan lain, Bambang membeberkan tabiat Jokowi setelah menjadi pejabat publik.

Menurut Bambang, sebelum resmi dilantik menjadi Presiden pada 2014, Jokowi pernah mengumpulkan sekitar 30 teman lamanya di Solo. 

Dalam pertemuan itu, Jokowi memberikan tiga pesan penting. 

"Ini yang unik, dan ini menjadikan saya sulit untuk membahasakan. Karena begini, saat itu Pak Jokowi mengumpulkan kita, teman-temannya di Solo,” ungkap Bambang. 

“Saya mengatakannya ada 3 fatwa keramat yang disampaikan oleh Pak Jokowi,” lanjut dia. 

“Jangan ngaku teman saya, jangan menjual nama saya, jangan minta pekerjaan kepada saya. Itu yang disampaikan dan saya pegang sampai detik ini,” tambahnya. 

Bambang menyebut tiga larangan tersebut sebagai "fatwa keramat" karena menurutnya akan membawa dampak buruk bagi semua pihak jika dilanggar. 

“Jadi saya mengatakan itu fatwa keramat yang disampaikan oleh beliau,” kata Bambang. 

Ia juga pernah mengalami sendiri teguran Jokowi saat muncul di media membela nama baik sang presiden. 

Peristiwa itu terjadi saat muncul laporan dugaan ijazah palsu Jokowi pada tahun 2022. Bambang yang kala itu berada di Banjarmasin langsung terbang ke Jakarta dengan membawa ijazah asli miliknya sebagai bukti. 

“Sore saya membaca berita, saya pagi-pagi dari Banjarmasin langsung ke Jakarta. Di sana saya banyak muncul di media, saya sampaikan ke teman wartawan."

"Yang membedakan ijazah saya dengan milik Jokowi ada 3, yaitu Pas Foto, Tanda Tangan dan Nomor Seri,” urainya. 

“Dengan peristiwa itu, (Jokowi menghubungi saya) Ngopo Bang kok koe ndadak belani aku. Iya (telpon),” sebutnya meniru gaya bicara Jokowi. 

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved