Cerita Agus dari Sidoarjo, Temukan Semangat Hidup Kembali Lewat Prolanis BPJS Kesehatan
Bagi Agus, Prolanis bukan sekadar program kesehatan. Lewat program ini dia menemukan komunitas yang membuatnya merasa tidak sendiri.
Penulis: Eben Haezer Panca | Editor: Cak Sur
Mereka saling berbagi pengalaman, saling menyemangati dan merasa tidak sendiri dalam menghadapi penyakitnya.
Meski memiliki potensi besar, pelaksanaan Prolanis juga dihadapkan pada tantangan serius. Salah satunya adalah cara menjangkau generasi muda dengan rutinitas pekerjaan yang padat di tengah tuntutan keluarga.
“Mereka tahu pentingnya hidup sehat, tapi tidak punya waktu untuk menerapkannya,” terangnya.
Menyadari hal ini, pendekatan dalam sosialisasi kesehatan juga perlu disesuaikan. Untuk kelompok usia lanjut, pendekatan dilakukan lewat posyandu lansia, pengajian dan kunjungan langsung.
Sementara untuk anak muda, sosialisasi melalui media sosial, video edukatif singkat, atau kampanye daring lebih efektif.
“Tidak bisa satu cara untuk semua. Harus ada pendekatan lintas generasi yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing kelompok usia,” ujarnya.
Menurutnya, keberhasilan pencegahan penyakit kronis tidak hanya bergantung pada sistem layanan kesehatan, tetapi juga pada kesadaran individu yang dibangun melalui pendidikan kesehatan yang berkelanjutan.
Meski tantangannya tidak kecil, Sri Widati tetap optimistis bahwa perubahan pola hidup masyarakat bisa terjadi.
Ia percaya bahwa program seperti Prolanis bisa menjadi pintu masuk untuk membentuk kebiasaan sehat, jika dilaksanakan secara konsisten dan mendapat dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, fasilitas kesehatan hingga komunitas lokal.
“Kesehatan bukan sekadar tentang tidak sakit. Tapi tentang bagaimana kita menjaga tubuh agar bisa tetap produktif dan menjalani hidup dengan kualitas yang baik,” ucapnya.
Peserta Aktif
Humas BPJS Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, Wenan Setyo Nugroho mengatakan, Prolanis menjadi bagian penting dari strategi jangka panjang BPJS dalam membantu pasien untuk hidup berkualitas.
“Tujuannya agar peserta Prolanis bisa mengelola penyakitnya dengan lebih baik, tidak sering dirawat inap dan tetap produktif,” jelas Wenan.
Dia melanjutkan, secara nasional, BPJS Kesehatan telah memasukkan sembilan jenis penyakit kronis ke dalam cakupan Prolanis.
Di antaranya: Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK),Gangguan Kesehatan Jiwa Kronik, Stroke, Epilepsi, Skizofrenia, Systemic Lupus Erythematosus (SLE).
Prolanis
BPJS Kesehatan
Kabupaten Sidoarjo
Sri Widati
Wenan Setyo Nugroho
SURYA.co.id
Program Pengelolaan Penyakit Kronis
Bandeng Olahan Warga Jombang Ini Merambah Hingga Malaysia, Andalkan Pemasaran Via Medsos |
![]() |
---|
Rekam Jejak Erick Thohir saat Pimpin BUMN, Kini Diangkat Prabowo Jadi Menpora |
![]() |
---|
Ramalan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 18 September 2025: Cerah Seharian, Waspadai Suhu Udara Naik |
![]() |
---|
Dilaporkan Hilang Pasca Demo Jakarta, Bima Permana Putra Ditemukan Polisi di Malang |
![]() |
---|
BREAKING NEWS Bangunan Kontrakan dan Kos Terbakar di Wonocolo Surabaya, 10 KK Mengungsi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.