Berita Viral 

Mirip Kisah Sahdan Ketua RT Termuda, Sopir Ojol ini Sisihkan Hasil Ngojek demi Perbaiki Jalan Rusak

Hasan Fiidel, pengemudi ojek online (ojol) di Bandung, Jawa Barat, rela merogoh kocek pribadi untuk memperbaiki jalan rusak

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase TikTok/Tribun Jabar
PERBAIKI JALAN - (kiri dan kanan) Seorang sopir ojol di Bandung, Jawa Barat, rela merogok kocek demi memperbaiki jalan rusak. (tengah) Sahdan Arya Maulana, pemuda 19 tahun yang menjabat sebagai Ketua RT di wilayah RT 07 RW 08 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara 

SURYA.CO.ID - Kisah Sahdan Arya Maulana, pemuda 19 tahun yang menjabat sebagai Ketua RT di wilayah RT 07 RW 08 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, viral.

Di awal kepemimpinan, Sahdan membuat gebrakan yang cukup menyita perhatian.

Ia memperbaiki jalan rusak di lingkungannya tanpa uang bantuan dari pemerintah, melainkan dari uang pribadi pengurus RT. 

Namun, sebelum kisah Sahdan, pernah viral sosok Hasan Fiidel, pengemudi ojek online (ojol) di Bandung, Jawa Barat, rela merogoh kocek pribadi untuk memperbaiki jalan rusak. 

Bahkan, setiap hari Hasan menyisihkan pendapatan dari menarik ojol.

Hasan menceritakan, aksinya bermula pengalaman pahitnya.

Ia pernah terjatuh yang menyebabkan ponsel rusak. 

"Waktu itu saya lagi narik (ngojek) dan saya pernah jatuh karena jalan berlubang. Sampai wakru itu, handphone saya LCD-nya rusak.'

"Di situ saya berpikir, jangan sampai ada orang lagi yang jatuh karena jalan yang berlubang," ujarnya dikutip SURYA.CO.ID dari Tribun Jabar.

Meski penghasilannya tak pasti, Hasan selalu bisa menambal jalanan berlubang dari satu titik ke titik yang lainnya.

"Kalau modal, saya sisihkan dari hasil ngojek. Misalkan saya ngonten dari pagi sampai jam 10.00, beres itu jam 13.00."

"Selanjutnya, saya ngojek sampai malam, kadang dapet Rp 80 ribu bersih, nah pasti saya sisihkan buat beli cairan aspal," sambungnya.

Baca juga: Perjuangan Sahdan Arya Jadi Ketua RT Termuda di Usia 19 Tahun, Pernah Sakit Hati Diremehkan

Di media sosialnya, Hasan juga kerap membagikan kisahnya.

Peralatan menambal jalan rusak selalu dibawanya. Ia terlihat melakukan semuanya sendiri.

Kata dia, semuanya cukup melelahkan. Untuk satu lubang kecil saja, Hasan membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit.

"Kalau untuk pengerjaan di lapangan paling 20 menit sampai 30 menit, yang lama itu dari proses mencairkan aspalnya. Biasanya bisa sampai 2 atau 3 jam," ungkapnya.

Baca juga: Kisah Pilu Dea Anak Nelayan di Bali Diterima di ITB saat Rumahnya yang Penuh Piala Mau Digusur

Belajar Otodidak

Hasan mengaku tak memiliki pengalaman apapun menyoal perbaikan jalan.

Semua dilakukannya secara otodidak berbekal informasi yang didapat dari ponselnya.

Dari situ juga ia mengetahui jika jenis-jenis material sangat berbeda-beda. 

Sehingga ia harus membedakan kebutuhan antara jalan desa, provinsi, dan nasional. 

"Saya cari di internet, YouTube, Google dari AI, belajar selama dua hari. Terus waktu itu kepikiran untuk langsung praktik."

"Waktu itu enggak langsung ngonten, tapi percobaan dulu. Pas saya terjun ke lapangan, ternyata beda-beda, misalnya spek aspalnya," ujarnya.

Meski saat ini bekerja sendirian untuk menambal jalan berlubang, Hasan mengaku banyak warga dan rekan sesama ojol yang menawarkan bantuan, bahkan tanpa diminta bayaran.

Namun, Hasan menolak tawaran tersebutdengan alasan keikhlasan.

Ia mengatakan keikhlasan adalah landasan utamanya.

Dirinya tidak ingin niat tulusnya itu justru ternoda oleh pihak yang mungkin hanya ingin ikut-ikutan.

AKSI MULIA - Driver Ojol Hasan saat menambal jalan berlubang
AKSI MULIA - Driver Ojol Hasan saat menambal jalan berlubang (Kolase Kompas.com/M. Elgana Mubarokah)

"Bukannya saya menolak, cuma beda-beda orang itu."

"Ada yang betul niatnya membantu atau pengen memanfaatkan keadaan, kita enggak tahu. Jadi sekarang sendiri dulu. Tapi antusiasnya warga dan rekan ojol itu luar biasa," katanya. 

Terlepas dari semuanyau, Hasan ogah menyalahkan pemerintah yang dianggap sebagai orang lamban. 

Baginya tindakan tersebut hanya sebatas inisiatif, tanpa adanya niatan menjelekan pihak manapun.

"Saya enggak nyalahin pihak manapun. Saya yakin pihak terkait juga ingin membetulkan jalan, tapi mungkin dananya harus besar."

"Jadi harus nunggu. Tapi kalau saya kan waktunya luang, sambil nunggu di aspal sama pihak terkait, saya lakukan aktifitas ini dari pada enggak sama sekali ditambal," tandasnya.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved