Berita Viral
Beda Nasib Sahdan dan Balqis Gen Z Punya Jabatan: Perbaiki Jalan Desa, Satunya Koruptor Termuda
Sahdan, pemuda 19 tahun jadi ketua RT dan perbaiki jalan rusak. Kontras dengan Nur Afifah, Gen Z termuda tersandung kasus korupsi.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Generasi Z sering kali dicap apatis, terlalu sibuk di dunia maya, dan alergi tanggung jawab sosial.
Namun dua sosok berikut justru menunjukkan dua sisi kontras dari generasi ini.
Satu terseret ke penjara karena korupsi, tapi satunya lagi memilih memperbaiki jalan kampung dengan dana swadaya.
Mereka adalah Sahdan Arya Maulana dan Nur Afifah Balqis.
Mereka merupakan Gen Z yang sama-sama dipercaya mengemban jabatan di daerahnya.
Namun, nasib mereka berbeda karena jalan yang mereka pilih saat mengemban jabatan.
Nur Afifah Balqis, perempuan berusia 24 tahun yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2022 karena diduga terlibat dalam skandal suap bersama Bupati Penajam Paser Utara, Abdul Gafur Mas'ud. Balqis bahkan disebut sebagai koruptor termuda di Indonesia.
Baca juga: Sosok Sahdan Arya Ketua RT Termuda yang Bikin Gebrakan Perbaiki Jalan Pakai Dana Pribadi Pengurus RT
"Tersangka AGM (Abdul Gafur Mas'ud) diduga bersama NAB (Nur Afifah Balqis) menerima dan mengelola uang-uang dari rekanan proyek dalam rekening milik NAB," kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dalam konferensi pers, Kamis (13/1/2022).
Balqis, yang saat itu menjabat Bendahara DPC Partai Demokrat Balikpapan, menjadi bagian dari lingkaran penerima suap proyek infrastruktur senilai lebih dari Rp112 miliar.
Uang tersebut disalurkan melalui berbagai modus, termasuk fee proyek hingga perizinan perkebunan dan pertambangan.
Sementara itu, Sahdan Arya Maulana, pemuda berusia 19 tahun dari Kelurahan Rawa Badak Selatan, Jakarta Utara, memilih jalan berbeda.
Ia menjadi ketua RT dan langsung turun tangan memperbaiki jalan rusak, bukan menunggu dana pemerintah.
Arya baru dua bulan menjabat sebagai Ketua RT 07 RW 08, namun sudah membuat gebrakan. Ketika sebuah truk terguling di jalan lingkungan yang rusak, ia langsung bertindak.
"Saat itu ada kejadian truk terguling... Sehingga malam itu juga kita langsung perbaiki jalan itu," ujar Arya saat ditemui pada Minggu (13/7/2025).
Yang mengejutkan, seluruh pengerjaan dilakukan secara swadaya: warga urunan dan Arya tak mengambil sepeser pun dana operasional RT-nya.
"Biaya operasional kita alihkan ke pembangunan semua. Selama dua bulan ini saya tidak pernah ambil biaya BOP sepeser pun," tegas Arya.
Perbaikan sepanjang 100 meter jalan di Jalan Kelapa Hijau itu rampung dalam dua hari.
Selain memperlancar akses warga, perbaikan ini juga ditujukan untuk mencegah banjir, karena aliran sungai di belakang pemukiman sering meluap saat hujan.
Menariknya, Arya tak sendiri. Ia bekerja bersama dua sahabatnya, sesama anak muda Gen Z.
Vemmas Wahyu Rianto (20) sebagai sekretaris RT, dan Riski Saputra (21) sebagai bendahara. Ketiganya membagi waktu antara kuliah, kerja, dan mengurus warga.
"Kita pengen bermanfaat dan mengabdi kepada wilayah. Karena kita lahir di sini, besar di sini. Sebagai manusia, kita harus berkontribusi," tutup Arya.
Arya adalah mahasiswa semester 5 Universitas Muhammadiyah Jakarta, Vemmas kuliah di STIE Indonesia Jakarta, sementara Riski sudah bekerja di sektor swasta.
Dapat Dukungan Keluarga dan Pihak Kampus

Perjalanan Sahdan menjadi Ketua RT tak lepas dari dukungan kuat orang tua, terutama sang ayah.
“Ngedukung banget sih. Ayah seneng banget. Dia yang bimbing juga. Ya, support banget lah mereka,” ujar Sahdan.
Teman-teman kampusnya juga memberikan dukungan, meski dibalut candaan khas anak muda.
“Kalau di kampus semua pada tahu. Ya, mereka juga seneng sih saya jadi ketua RT, pada bercanda-bercandain lah, ‘Ketua RT, ketua RT,’ gitu-gitu,” ucap Sahdan sambil tersenyum.
Meski aktif sebagai mahasiswa jurusan Teknik Industri, Sahdan mengaku tidak terlalu aktif di organisasi kampus.
Ia lebih memilih fokus mengurus lingkungan tempat tinggalnya di kawasan Tanah Merah Atas yang dihuni sekitar 150 kepala keluarga atau 750 jiwa.
Dengan semangat muda dan visi jangka panjang, Sahdan Arya Maulana bertekad membawa perubahan nyata bagi lingkungannya sekaligus membuktikan bahwa anak muda juga mampu memimpin.
Dan baginya, jabatan Ketua RT hanyalah langkah awal menuju cita-cita besarnya yakni menjadi Gubernur Jakarta.
Kisah Sahdan dan Nur Afifah adalah potret kontras dari generasi yang sama. Yang satu menyalahgunakan kepercayaan dan jabatan, yang lain justru memaksimalkan peran kecilnya demi warga.
Sahdan menunjukkan bahwa kekuasaan tak perlu menunggu tua, dan pengabdian tak butuh jabatan besar.
Sementara kasus Nur Afifah jadi pengingat bahwa akses politik tanpa integritas hanya akan menjadi jalan pintas menuju jeruji besi.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Sama-sama Gen Z Beda Nasib, Sahdan Jadi Ketua RT Bantu Warga, Nur Afifa Balqis Jadi Koruptor Termuda.
berita viral
Sahdan Arya Maulana
Ketua RT Gen Z
Perbaiki Jalan Desa
koruptor termuda
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
3 Rekam Jejak Wahyudin Moridu Anggota DPRD Gorontalo yang Viral Berucap Mau Merampok Uang Negara |
![]() |
---|
Dua Orang yang Dilaporkan Hilang Usai Demo Jakarta Ditemukan, Ternyata Merantau |
![]() |
---|
Alasan Menkeu Purbaya Tolak Program Tax Amnesty Berlanjut, Singgung Kredibilitas dan Pilih Fokus Ini |
![]() |
---|
Telanjur Bikin Heboh Diduga Hilang saat Demo Jakarta, Bima dan Eko Minta Maaf Beber Keberadaannya |
![]() |
---|
Rekam Jejak Dony Oskaria yang Ditunjuk Jadi Plt Menteri BUMN usai Erick Thohir Jabat Menpora |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.