Seluruh Koperasi Merah Putih di Tulungagung Tak Punya Rencana Bisnis, DiskopUM Siapkan Pelatihan

Total 257 desa dan 14 kelurahan di Kabupaten Tulungagung, Jatim, sudah membentuk Koperasi Merah Putih.

Penulis: David Yohanes | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/David Yohanes
KOPERASI MERAH PUTIH - Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Slamet Sunarto mengatakan bahwa seluruh desa dan kelurahan di Tulungagung sudah membentuk Koperasi Merah Putih, Selasa (15/7/2025). Namun, dari Koperasi Merah Putih tersebut, seluruhnya belum ada yang memiliki business plan atau rencana bisnis. 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo telah mengukuhkan seluruh pengurus dan pengawas Koperasi Merah Putih di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur (Jatim), Selasa (15/7/2025).

Pengukuhan serta soft launching ini dilakukan, setelah total 257 desa dan 14 kelurahan di Kabupaten Tulungagung sudah membentuk Koperasi Merah Putih.

Menurut Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Tulungagung, Slamet Sunarto, pembentukan Koperasi Merah Putih di seluruh desa dan kelurahan tuntas sejak 16 Juni 2025.

“Periode pembentukan mulai dari Maret sampai Juli 2025 ini. Kami per 16 Juni sudah beres,” ujar Slamet.

Setelah soft launching ini, maka periode Agustus-Oktober masuk pada masa pengembangan.

Menurutnya, masa pengembangan adalah masa paling krusial, karena akan menentukan core business (inti bisnis) setiap Koperasi Merah Putih.

Sementara periode November-Desember 2025 masuk masa monitoring dan evaluasi (monef).

“Kami sudah siapkan pelatihan untuk penguatan Koperasi Merah Putih, terutama penguatan SDM,” jelas Slamet.

Setidaknya akan ada 7-8 pelatihan untuk para pengurus Koperasi Merah Putih di Kabupaten Tulungagung.

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (DiskopUM) Tulungagung juga sudah menyiapkan anggaran, sehingga tinggal menunggu pelaksanaannya saja.

Sampai kini, belum ada Koperasi Merah Putih yang sudah menyerahkan business plan atau rencana bisnis masing-masing.

“Sampai saat ini belum ada yang menentukan core business. Tapi sebagian besar mengandalkan potensi pertanian,” ungkap Slamet.

Karena banyak usaha yang bergerak di bidang pertanian, maka Slamet akan mendorong kerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog).

Jika kerja sama ini terjalin, diharapkan Koperasi Merah Putih bisa menjadi mitra Bulog di desa-desa.

Ada juga yang menjajaki usaha agen gas elpiji dan agen pupuk, bekerja sama dengan PT Pupuk Indonesia.

“Ada juga klinik dan apotek. Tapi masih perlu proses kajian lebih lanjut,” tutur Slamet.

DiskopUM Tulungagung juga akan membatasi Koperasi Simpan Pinjam, karena dinilai ada risiko pinjaman macet yang menyebabkan koperasi merugi.

Sebelum pembentukan Koperasi Merah Putih, gaji para pengurus sempat menjadi pertanyaan.

Menurut Slamet, untuk gaji para pengurus masih menunggu regulasi dari pemerintah pusat.

Slamet juga mengaku masih menunggu regulasi untuk langkah pengembangan selanjutnya.

“Semua perencanaan sudah kami siapkan. Tapi kami menunggu kepastian regulasi dari pusat,” tambah  Slamet.

Rencananya, Koperasi Merah Putih akan mendapat pinjaman modal dari Bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara).

Plafon yang ditetapkan bisa mencapai Rp 2 miliar hingga Rp 3 miliar, tergantung proposal bisnis yang disiapkan.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved