Gandeng PP Gontor Ponorogo, Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Dorong Penggunaan LPG Tepat Sasaran
Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus melalui Sales Area Ponorogo mencoba merancang inisiasi program yang dapat menjadi percontohan bagi masyarakat
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA - Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus melalui Sales Area Ponorogo mencoba merancang inisiasi program yang dapat menjadi percontohan bagi masyarakat agar dapat mendorong penggunaan LPG tepat sasaran.
Ponorogo salah satunya dikenal sebagai Kota Santri karena memiliki banyak pesantren, termasuk Pondok Pesantren Darussalam Gontor salah satu pondok pesantren yang terbesar di Indonesia.
Pondok Pesantren Darussalam Gontor telah memiliki banyak bidang usaha dalam menjalankan aktivitas pesantren, mulai dari laundry, rumah sakit, pabrik roti dan minuman hingga dapur umum yang mana semua aktivitas ini menggunakan produk LPG.
Selama ini pesantren mengalami kesulitan dalam perolehan LPG, sehingga penggunaan LPG sesuai dengan ketersediaan dan terkadang masih sering menggunakan LPG subsidi 3 kg.
"Melihat kondisi ini, sejalan dengan program pemerintah, Pertamina menawarkan program penetrasi LPG Bright Gas sebagai produk LPG non subsidi di Ponpes Gontor yang disamput baik oleh manajemen Pondon Pesantren Darussalam Gontor," kata Ahad Rahedi, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Sabtu (12/7/2025).
Dengan adanya program kerja sama ini, saat ini pesantren sudah memiliki outlet LPG non subsidi sendiri yang berada di area pondok pesantren sehingga pesantren tidak perlu lagi mencari LPG keluar, cukup menunggu agen mengantarkan ke outlet pesantren yang sudah tersedia.
Hal ini sangat menguntungkan bagi pesantren karena tidak ada lagi biaya operasional yang muncul untuk mencari LPG keluar pesantren.
Saat ini seluruh lini usaha pesantren sudah menggunakan LPG non subsidi Bright Gas.
Ahad menyampaikan, program kerja sama ini sudah diinisiasi sejak tahun lalu dan sudah sustain dalam memberikan dampak positif hingga saat ini.
"Dengan adanya keberadaan outlet, pesantren tidak hanya menggunakan LPG untuk aktivitas usaha pesantren tetapi juga menguntungkan dengan kesempatan melakukan penjualan LPG ke masyarakat sekitar," jelas Ahad.
Pada awal inisiasi program, Pertamina telah memberikan sosialisasi kepada pesantren terkait penggunaan dan peruntukan LPG subsidi dan non subsidi sehingga membuka wawasan lebih kepada pesantren yang kemudian melahirkan komitmen pesantren menggunakan LPG non subsidi, dalam hal ini Bright Gas.
Senada dengan Pertamina, pengurus Pondok Pesantren Darussalam Gontor menyampaikan apresiasinya atas terjalinnya kerja sama ini.
"Sejak berjalannya program ini, kami sangat terbantu dalam pengadaan LPG dan pada akhirnya juga membuka wawasan kami terkait peruntukan LPG kepada yang berhak. Saat ini seluruh lini usaha pesantren sudah menggunakan LPG non subsidi, mulai dari ukuran 5,5 kg, 12 hingga 50 kg. Di sisi lain, alhamdulillah kami juga bisa membantu masyarakat untuk perolehan LPG melalui outlet kami yang tersedia di pesantren. Semoga kedepannya program kerjasama ini semakin berkembang baik untuk pesantren maupun Pertamina," beber Dani Zakaria, pengurus Pondok Pesantren Darussalam Gontor.
Ahad menambahkan, saat ini program penetrasi LPG Bright Gas juga sudah direplikasi di salah satu pondok pesantren Ponorogo, yakni Pondok Pesantren Lirboyo dan selanjutnya akan dimasifkan lagi.
"Dengan adanya replikasi dengan sentralisasi pondok pesantren ini kami harapkan dapat menjadi salah satu upaya mendorong penggunaan LPG tepat sasaran bagi masyarakat, mari kita gunakan LPG sesuai peruntukan agar penggunaan LPG tepat sasaran sesuai dengan aturan pemerintah," pungkas Ahad.
Bikin Melongo, Ratusan Kasus HIV Baru di Ponorogo Ribuan Orang Diskrining, Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Dinkes Temukan Ratusan Kasus HIV Baru di Ponorogo, Penyebabnya Ada yang Laki Suka Laki |
![]() |
---|
Bayar PBB Dengan Sampah, Warga Perumahan di Bondowoso Juga Membantu Kurangi Volume TPA |
![]() |
---|
IAIN Ponorogo Berubah Menjadi UIN Kiai Ageng Muhammad Besari, Sejarah Diawali Akademi ASA 1968 |
![]() |
---|
Menag Kenalkan Kurikulum Cinta Saat Resmikan UIN Ponorogo, Agar Lulusan Jadi Cendekiawan Muslim |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.