Berita Viral
Selain Lakban, 3 Benda Ini Akan Menguak Penyebab Kematian Arya Daru, Sosiolog Singgung Obat Bius
Selain lakban, tiga benda ini diprediksi akan menguak penyebab kematian diplomat Arya Daru Pangayunan
SURYA.CO.ID - Selain lakban, tiga benda ini diprediksi akan menguak penyebab kematian diplomat Arya Daru Pangayunan (39) di kamarkos kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Sebelumnya, lakban yang melilit bagian kepala Arya Daru disebut-sebut sebagai bukti kunci tewasnya Arya Daru.
Ada tiga tokoh yang menyebut lakban ini yang akan mengungkap penyebab kematian Arya Daru, yakni kriminolog, sosiolog hingga mantan Kabareskrim Polri.
Kini, tak hanya hanya lakban yang dipercaya bisa menguak teka-teki kematian Arya, namun tiga benda ini.
Berikut uraiannya:
Baca juga: Gelagat Penjaga Kos Sebelum Arya Daru Ditemukan Tewas Terlilit Lakban Disorot, Sempat Mondar-mandir
- Makanan Online
Sosiolog Kriminalitas Dosen Purna Universitas Gadjah Mada (UGM), Soeprapto, menilai makanan online yang dipesan Arya Daru bisa diselidiki oleh kepolisian.
Seperti diketahui, menurut pengakuan penjaga kos, sebelum ditemukan tewas, Arya Daru lebih dahulu memesan makanan online.
Menurut Soeprapto, makanan itu bisa saja diberikan obat bius untuk membuat korban tidak sadar.
"Ada informasi bahwa sebelum (tewas) si korban ini mendapatkan kiriman makanan, lalu dia keluar sebentar dan seterusnya sangat mungkin bahwa makanan itu berisi bius. Jadi, ketika dilakban tidur lelap, bius dalam dosis tinggi karena waktunya sangat pendek," katanya seperti dikutip dari MetroTV yang tayang pada Jumat (11/7/2025).
Namun, jika hasil penyelidikan menyatakan makanan itu bersih, maka polisi perlu melakukan pemeriksaan terhadap tubuh korban.
Ia mengharapkan pemeriksaan terhadap isi perut agar bisa mengetahui adanya bukti obat bius yang masuk.
"Sayangnya katanya makanannya itu bersih gitu ya sehingga mudah-mudahan hasil otopsi atau visum bisa menemukan di dalam perut korban itu ada sesuatu yang bisa memberikan informasi lebih lanjut," ujarnya.
2. Ponsel
Kriminolog Universitas Indonesia, Haniva Hasna, mengatakan polisi perlu mendalami ponsel milik Arya Daru.
Haniva mengingatkan jika ponselnya tidak bisa dibuka atau data di dalamnya sudah terhapus, perlu dicurigai kemungkinan adanya intervensi pihak lain.
"Kita harus curiga, apakah di ponselnya ternyata sudah terhapus semua? Berarti kalau sudah terhapus semua, berarti ya semakin meyakinkan kalau ada pihak lain," kata Haniva seperti dikutip dari Kompas.com pada Jumat (11/7/2025).
"Dan kalau hal itu terjadi, ini bisa merupakan rekayasa," lanjut dia.
Menurut Haniva, barang bukti ponsel milik korban bisa menjadi informasi yang sangat penting untuk mengembangkan penyelidikan.
"Ponsel itu kan (benda) yang paling dekat jaraknya (dengan ADP)," katanya.
Haniva menambahkan, ponsel bisa menjadi kunci untuk mengungkap penyebab kematian.
Selain itu, Haniva meminta polisi memeriksa kerabat terdekat diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ADP (39), yang ditemukan tewas di kamar kosnya.
Menurut Haniva, kerabat terdekat merupakan pihak yang terakhir berkomunikasi dengan ADP sebelum ia ditemukan meninggal dunia.
"Karena dalam setiap kali ada kejahatan atau pembunuhan, orang yang pertama kali wajib dicurigai adalah orang terdekat," ujar Haniva.
Haniva menilai, kerabat terdekat dapat memberikan informasi penting mengenai kondisi atau masalah yang dihadapi ADP sebelum meninggal.
Informasi ini juga dinilai krusial untuk membangun kronologi maupun mengidentifikasi penyebab kematian.
"Sehingga dari sini bisa diketahui sebenarnya, beberapa hari terakhir atau beberapa bulan terakhir ini (aktivitas ADP)," ungkapnya.
3. Isi tas kresek
Barang penting lain di pembunuhan ini adalah isi di dalam kantong kresek yang dibuang Arya Daru.
Berdasarkan hasil rekaman CCTV dari depan kamar korban terlihat Arya menenteng tas kresek hitam ke luar dari kamar menuju ke pintu depan.
Hal ini menjadi perhatian pakar mikro ekspresi, Handoko Dani.
"Yang perlu disorot adalah kresek hitam yang terlihat berat. Dan dibawa dengan bahas tangan yang agak jauh dari tubuh. Ini perlu didalami apa yang dibuang," kata Handoko dikutip dari tayanngan Kompas TV pada Jumat (12/7/2025).
Handoko lalu menganalisis gerak gerik Arya saat kembali menuju kamarnya usai membuang kresek hitam tersebut.
Handoko menilai secara umum saat Arya kembali dengan kemeja terbuka tidak nampak ketergesaan atau ketakutan.
"Biasanya kalau ketergesaan ada unsur ketakutan. Tapi saat kemeja terbuka, tidak nampak emosi takut," katanya.
Menurut Handoko perlu diketahui lebih mendalam aktivitas apa yang dilakukan Arya dalam jeda waktu yang tidak tampak sosoknya dalam CCTV.
"Nanti pasti ada teman fordnsik digital dan kepolisian yang harus mencari CCTV lainnya," tukasnya.
Lakban Bukti Kunci
Sebelumnya, tiga ahli menyebut lakban sebagai bukti kunci kasus meninggalnya Arya Daru.
Kriminolog Universitas Indonesia, Haniva Hasna menyebut penggunaan lakban ini menunjukkan adanya sesuatu yang tidak lazim.
"Lakban itu digunakan untuk menutup sesuatu atau membungkam sesuatu. Benarkah ini untuk membungkam diri sendiri, ketika dilakukan oleh korban itu sendiri. Atau oleh pelaku, dimana korban ini dianggap punya akses terhadap informasi sensitif karena dia profesinya seorang diplomat," kata Haniva Hasna dikutip dari tayangan Metro TV pada Kamis (10/7/2025).
Terkait kemungkinan kedua, berarti ada seseorang yang memiliki power sehingga dia bisa memanipulasi dengan membuat korban menjadi manut atau nurut atau brand wash terhadap perintah pelaku.
Haniva melihat selama ini lakban sangat jarang digunakan untuk kasus bunuh diri.
Kasus bunuh diri biasanya korban memilih menggunakan cara yang harus cepat.
Sementara kalau lakban ini lebih lama kehilangan nyawa, dan membutuhkan keterampilan khusus.
"Kondisi-kondisi ini harus dipahami sebagai latar belakang terbunuhnya korban ini. Tidak hanya dibunuh atau terbunuh, tapi ada apa?," katanya.
Menurut Haniva, dalam kasus ini juga harus dilihat siapa yang diuntungkan atas meninggalnya korban.
"Kalau memang ini pembunuhan sebenarnya apa yang dicari, apa yang diuntungkan? apa yang akan diraih. Karena almarhum dikenal sangat baik, bisa dipercaya dan bekerja dengan cara rapi," katanya.
Menurut Haniva, sangat memungkinkan kalau ini kasus ini pembunuhan.
Hal itu bisa dilihat dari seberapa keta lilitan lakban itu, dan diawali dari mana, a[akaj di kening, leher atau dagu.
"Kalau ini permulaan awal lakban dari mulut, ini untuk membungkam bahwa korban tidak boleh berteriak, ketika korban ini masih sadar. Tapi ketika korban ini sudah meninggal, berarti ada kondisi staging bunuh diri paska pembunuhan," katanya.
Stagung bunuh diri pasca pembunuhan adalah kondisi korban sudah terbunuh, tapi ada orang lain yang merekayasa sehingga membuat korban seolah-olah bunuh diri.
"Berarti kasus ini menjadi sangat kompleks karena dipersiapkan sangat rapi oleh pelaku," katanya.
Di bagian sosiolog kriminalitas dan dosen purnabakti Universitas Gadjah Mada (UGM), Soeprapto, juga menyoroti pentingnya analisis lakban dalam penyelidikan kasus kematian Arya Daru.
Menurut Soeprapto, posisi lakban pada wajah korban bisa menjadi petunjuk penting.
Penempatan lakban, apakah hanya di mulut, dahi, atau menutupi seluruh wajah disebut bisa memberi indikasi apakah itu dipasang oleh orang lain atau oleh korban sendiri.
“Apalagi juga kita sudah menerima informasi bahwa pada lakban itu juga sudah ditemukan sidik jari. Jadi lakban ini akan menjadi kunci untuk mengungkap lebih jauh,” ujar Soeprapto.
Sementara itu mantan Kabareskrim Komjen Purn Ito Soemardi juga mengatakan yang mencurigaan di kasus ini adalah kondisi korban yang dilakban dan menggunakan selimut.
Meski di lakban ditemukan sidik jari pelaku, namun dia meyakini polisi tidak akan terlalu cepat menyimpulkan kasus ini.
"Dulu saya pernah tangani kasus yang sama. Dimana lakban milik bersangkutan. Tapi bisa saja pelaku bisa dengan sarung tangan karet, dengan alat-alat lain yang sidik jari tidak bisa terekam di sana," kata Ito dikutip dari tayangan Kompas TV.
Menurut Ito, penyidik juga harus mencari sidik jari lain, tidak hanya di lakban.
"Mungkin ada orang lain yang sudah bertemu dulu. Bisa saja orang itu memberikan racun. Bisa saja dengan menggunakan alat sarung tangan, terus menggunakan lakban sehingga ada kesan dia meninggal karena bunuh diri," katanya.
Ito yakin penyidik akan mengungkap kasus ini secepatnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kriminolog UI Soroti Isi Ponsel Arya Daru: Kalau Terhapus Semua, Diduga Ada Intervensi Orang Lain
===
Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.
Klik di sini untuk untuk bergabung
Arya Daru Pangayunan
penyebab kematian Arya Daru
diplomat tewas di kamar kos
Diplomat Muda Tewas
Kriminolog Haniva Hasna
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
| Rekam Jejak Hamish Daud Sebelum Digugat Cerai Raisa, Kuliah Arsitektur di Australia |
|
|---|
| Mirip Kasus di Banyuwangi, Suami Bunuh Istri Kini Gemparkan Singapura, Datangi Polisi Usai Eksekusi |
|
|---|
| Petir Menyambar Rumah di Ponorogo, Genteng Rontok, Pemilik: Seperti Suara Bom |
|
|---|
| Di Tengah Dugaan Korupsi Whoosh, Menkeu Purbaya Angkat Bicara, Sepakat dengan Pernyataan Jokowi |
|
|---|
| Rekam Jejak Rizal Fadillah yang Demo di Solo Tuntut Gibran Dimakzulkan, Jokowi Diadili |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Lakban-dan-tewasnya-Arya-daru.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.