Berita Viral

Fakta Miris Anak Penjual Es di Ponorogo yang Masuk ITB, Juarai Ratusan Lomba Tapi Tak Dapat Beasiswa

Kisah Avan Ferdiansyah Hilmi, anak penjual es di Ponorogo yang berhasil masuk ITB, memang sangat menginspirasi. Tapi terungkap fakta miris.

kolase SURYA.co.id dan Kompas.com
ANAK PENJUAL ES - Kolase foto Avan, anak penjual es di Ponorogo yang masuk ITB. Terungkap fakta miris ini. 

SURYA.co.id - Kisah Avan Ferdiansyah Hilmi, anak penjual es di Ponorogo yang berhasil masuk ITB, memang sangat menginspirasi.

Mampu berprestasi di tengah kesederhanaan ekonomi orangtuanya, tentu hal ini membuat orang berdecak kagum.

Namun, ada fakta miris di balik kehidupan Avan yang baru terungkap.

Ternyata, Avan sama sekali tak tersentuh beasiswa semenjak masuk SMA.

Padahal ia telah menjuarai ratusan lomba. Piala dan piagam di rumahnya menjadi bukti.

Meski prestasinya hingga tingkat nasional sudah terbukti, Avan tak pernah mendapatkan beasiswa dari pemerintah daerah.

Baca juga: Sosok Avan Anak Penjual Es di Ponorogo Diterima di ITB, Awalnya Cuma Mimpi, Ibu: Cuma Orang Kecil

Untuk meringankan biaya pendidikan, sang ayah kerap mengajukan keringanan biaya sekolah. 

"Biasanya untuk meringankan biaya sekolah saya minta keringanan biaya ke sekolah. Umpama ada biaya urunan Rp 200.000, saya minta bayar separuhnya,” kata Ibu Avan, Umi, Selasa (8/7/2025).

Beberapa yayasan pernah membantu Avan selama menempuh pendidikan di jenjang SD dan SMP.

Namun, bantuan tersebut tidak berlanjut ketika Avan masuk ke SMAN 1 Ponorogo.

“SD-nya dulu dapat dari PLN. Kemudian SMP-nya dapat bantuan dari Baznas, tetapi masuk SMA sama sekali tidak ada bantuan,” ucap Eko Yudianto, Ayah Avan. 

Keluarga Avan tidak tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan belum terdaftar sebagai peserta BPJS.

Kondisi ini membuat orang tua Avan khawatir terhadap kemungkinan biaya kesehatan anaknya ketika kuliah di luar kota.

“Yang kita khawatirkan adalah kesehatan Avan kalau nanti kuliah keluar kota, karena dia tidak memiliki BPJS,” ujar Eko.

Avan mulai serius menargetkan beasiswa sejak masuk SMAN 1 Ponorogo.

Ia melakukan riset dan menemukan bahwa ada warga Ponorogo yang berhasil masuk ITB lewat prestasi di bidang ilmu bumi dan merupakan alumni sekolahnya. 

Hal itu menjadi motivasi kuat untuk mengikuti O2SN. 

“Kelas 1 SMA ikut O2SN tapi hanya sampai di tingkat provinsi. Kemudian belajar keras untuk mengejar O2SN di kelas 2 karena ini kesempatan terakhir untuk mengikuti lomba. Kalau ikutnya kelas 12, finalnya itu kelas 13. Alhamdulillah terpilih untuk final,” katanya.

Semangat Avan semakin besar setelah dirinya diundang oleh ITB sebagai finalis lomba ilmu bumi.

Kegagalan meraih juara di ajang lomba di ITB sempat membuat Avan patah semangat.

Namun, dukungan dari pembinanya membangkitkan kembali kepercayaan dirinya untuk tetap mendaftar kuliah.

Avan akhirnya mendaftar ke ITB melalui jalur SNBP dan dinyatakan lolos. Ia pun segera mengajukan keringanan biaya kuliah.

Meskipun tidak terdaftar dalam DTKS, ia menyertakan surat keterangan tidak mampu dan akhirnya mendapat beasiswa dari Paragon.

Kisahnya Viral

Diketahui, Avan Ferdiansyah Hilmi, anak penjual es keliling asal Ponorogo, diterima Institut Teknologi Bandung (ITB).

Kisah itu diunggah oleh dosen ITB Imam Santoso dalam Instagram pribadinya dengan akun @santosoim, yang sempat mengunjungi rumah Avan di Jalan Bali, Kelurahan Mangkujayan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jatim.

Rumah lulusan SMAN 1 Ponorogo itu berlokasi di dalam gang sempit, hanya bisa dilintasi satu sepeda motor.

Saat SURYA.co.id tiba di rumah Avan, bertepatan dengan ibu Avan, Umi Latifah baru pulang dari berjualan es.

Umi Latifah menuntut sepeda ontelnya ketika memasuki gang rumahnya.

Avan dengan kaus dan celana pendek menyambut ibunya, lalu membantu ibunya menurunkan dagangan.

Diketahui ibu dan bapaknya berjualan es kocok.

Selain itu, Avan juga sibuk melayani pembeli yang membeli di toko kecil-kecilan miliknya.

“Setiap hari begini kalau pas longgar. Mumpung masih di Ponorogo, belum ke Bandung, bantuin ibu dan bapak,” ungkap Avan Ferdiansyah Hilmi sambil berkelakar, Selasa (8/7/2025).

Ketika masuk rumah yang hanya berukuran 6x10 meter dipenuhi dengan piala.

Maklum saja, kalau ada yang menyebutnya toko piala.

Rumahnya sangat sederhana, ruang tamu, ruang makan hingga toko kecil menjadi satu.

Avan kemudian berkisah, ITB adalah kampus impiannya, seperti diketahui ITB adalah salah satu universitas terbaik, juga dalam jajaran kampus di Asia maupun dunia.

“Hanya mimpi saja awalnya. Karena tidak munafik masalah biaya juga saya pikirkan. Selain itu siswa SMAN 1 Ponorogo bertahun-tahun tidak ada yang keterima ITB,” katanya.

Dia kemudian konsultasi kepada guru Bimbingan Konseling (BK) SMAZA—sebutan—SMAN 1 Ponorogo. Oleh gurunya diyakinkan untuk tetap optimistis.

Seiring dengan itu, dia terus melakukan persiapan agar bisa lolos ITB dalam jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

Dia belajar keras sampai mengikuti lomba yang diadakan ITB.

“Kalau pas ujian begitu saya pulang sekolah sampai malam hari sekitar pukul 00.00 wib belajar. Dan tentu tidak lupa beribadah,” tambahnya.

Sehari-hari, siswa kelahiran 2006 itu juga tetap belajar, akan tetapi tidak seperti mau ujian maupun lomba.

“Hanya review siang, malam dilanjut tetapi secukupnya,” tambahnya.

Seperti pepatah usaha tak mengkhianati hasil, Avan pun diterima dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

Dia keterima Fakultas Ilmu dan teknologi Kebumian, ITB.

Jauh sebelum SMA, Avan pun rajin mengikuti lomba. Prestasi perdananya adalah lomba penalaran Matematika di salah satu Mall di Ponorogo pada kelas 2 SD di SDN Mangkujayan 1 Ponorogo.

“Lama-lama uda siap, lomba resmi yang diadakan oleh sekolah di Ponorogo. Sampai ikut di tingkat provinsi sampai tingkat nasional,” tambahnya.

Ibu dari Avan, Umi Latifah mengatakan bersyukur anaknya diterima di ITB.

Terlebih dia dan bapaknya hanya penjual es keliling.

“Istilahnya saya cuma orang kecil mbak, tapi anak keterima itu rasanya nano-nano. Alhamdulillah sekali,” pungkasnya.

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Avan, Anak Penjual Es Viral di Ponorogo yang Lolos ke ITB Lewat Jalur SNBP ".

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved