Polda Jatim Musnahkan Puluhan Kg Sabu

BREAKING NEWS Polda Jatim Musnahkan Puluhan Kg Sabu, Ini Modus Penyelundupannya

Menurut Direktur Diresnarkoba Polda Jatim Kombes Pol Robert Da Costa, para tersangka yang ditangkap terkait dengan jaringan internasional

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Titis Jati Permata
Tribun Jatim/Luhur Pambudi
PEMUSNAHAN NARKOTIKA - Saat Direktur Diresnarkoba Polda Jatim Kombes Pol Robert Da Costa memasukkan barang bukti narkotika ke dalam tungku pemanggangan milik BNN Provinsi Jatim, di depan Gedung Diresnarkoba Mapolda Jatim, pada Rabu (9/7/2025). 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Sekitar 49,5 kg sabu hasil operasi tumpas narkotika selama setengah tahun; Januari-Juni 2025 dimusnahkan Diresnarkoba Jatim, dalam tungku pembakaran, di depan Gedung Diresnarkoba Mapolda Jatim, pada Rabu (9/7/2025). 

Selain sabu, ada juga narkotika jenis lain yang turut dimusnahkan. 

Di antaranya, pil karnopen 1,7 juta butir, ekstasi 2,8 ribu butir, obat keras 5,7 juta butir, dan puluhan batangnya tanaman ganja. 

Ada juga barang bukti hasil pengungkapan tiga kasus; tujuh orang tersangka, yang ditangkap pada akhir tahun 2024.

Ternyata, narkotika berbagai jenis yang dimusnahkan itu, adalah sebagian besar barang bukti dari keseluruhan hasil penyitaan yang tidak diperlukan dalam proses penyidikan hingga persidangan nantinya. 

Jumlah asli barang bukti yang diperoleh dari penangkapan terhadap 3.876 orang tersangka atas 3.022 kasus selama Januari-Juni 2025 itu, adalah sabu 64 kg, ganja 10 kg, 85 tanaman ganja, ekstasi 10 ribu butir, 3 juta butir pil okerbaya. 

Menurut Direktur Diresnarkoba Polda Jatim Kombes Pol Robert Da Costa, para tersangka yang ditangkap terkait dengan jaringan internasional yakni Asia dan Timur Tengah. 

"Iya ada hasil ungkap kami, yang ternyata jaringan Freddy Pratama. Masih kami dalami, yang pasti jaringan besar di Indonesia adalah Jaringan Freddy Pratama. Jadi. Masuk dari kalimantan dan Malaysia," ujarnya saat ditemui selepas acara pemusnahan, di depan Gedung Diresnarkoba Polda Jatim

Robert mengungkapkan, wilayah Jatim masih menjadi sasaran penjualan narkotika, terutama wilayah Pulau Madura.

"Wilayah Madura, termasuk daerah merah penyebaran atau kelompok sindikat peredaran narkoba," katanya. 

Biasanya, jaringan Fredy Pratama melakukan penyelundupan barang haramnya itu, melalui beberapa pintu masuk wilayah Pulau Sumatera dan Kalimantan, melalui jalur laut. 

Kemudian, berlanjut melalui jalur darat hingga ke Pulau Jawa dan ke Jatim. 

Agar tidak memantik kecurigaan petugas, biasanya proses penyeludupan barang haram tersebut disiasati dengan dikemas dalam wadah perkakas alat onderdil kendaraan. 

Seperti, shock breaker motor, sebagaimana modus penyelundupan yang pernah dibongkar oleh anak buahnya. 

Bahkan, ungkap Robert, ada juga modus penyelundupan menggunakan pengemasan kain karpet rumah tangga. 

Mengenai proses pengirimannya. Para sindikat atau bandar narkotika tersebut bakal merekrut warga biasa untuk menjadi kurir yang ditugaskan mengirimkan paket barang berisi sabu dengan metode ranjau atau sistem terputus. Nah, para kurir itu, diupah, sekitar Rp 5-10 juta. 

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved