Batik Fosfor Surabaya Karya Putri Aprilia Tembus Pasar Global di 4 Negara
Pelaku UMKM Surabaya, Putri Aprilia, membawa batik fosfor ke pasar internasional.
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: irwan sy
Putri menyebut, produknya banyak dilirik para bule dan tersedia di toko pusat oleh-oleh di Bali.
Selain Bali, produk ekraf dari UMKM binaan Bank Indonesia, Diskop UKM Jatim dan Pelindo ini juga dipasarkan di Jakarta dan Surabaya.
Di Surabaya, Putri menyebut, telah bekerjasama dengan lebih dari 10 hotel yang menampilkan karyanya.
Lembaran kain batik forfor dibanderol Rp 450 hingga satu juta dalam ukuran dua meter, variasi harga tersebut tergantung motif dan tingkat kerumitan desain.
Membawa karakter yang khas dari tampilan batik beda daripada umumnya, diakui Putri menjadi tantangan tersendiri.
Apalagi masih banyak masyarakat yang kurang percaya diri memakai busana atau olahan kain berwarna terang.
Dari sana, Putri dapat memetakan pasar dan minat masyarakat.
Rata-rata penyuka batik fosfor disebut kalangan anak muda, usia 25 tahun ke atas.
Sementara kalangan 45 tahun ke atas, disebut menyukai batik fosfor namun ada rasa kurang percaya diri.
“Jualan batik fosfor tidak mudah, apalagi dengan mindset di sini yang kurang percaya diri dengan warna terang. Nah gimana caranya biar ini bisa disukai banyak orang. Kalau anak muda sekarang banyak yang main warna, suka warna terang, tapi usia 45 tahun suka cuma kurang percaya diri,” ujarnya.
Panggung-panggung fashin show, pameran dan menjalin koneksi, menjadi cara Putri memasarkan produknya.
Menurutnya platform digital atau digitalisasi juga berperan penting dalam pengembangan produk hingga go global.
Ia memanfaatkan sejumlah platform digital untuk melihat selera pasar di banyak negara, tujuannya dapat mengembangkan produknya sesuai terget market.
“Selalu ingin tahu, kuncinya itu. Kalau ingin satu tangga lebih naik lagi, cari tahu ada apa di atas kita. Kadang kalau sudah berkenaan dengan selera tiap negara, keinginanannya, kita kadang waduh kok banyak, tapi fokus saja misal pasar Asia, cari tahu apa yang diminati, misal produk baju, nah bikin saja baju. Kalau mau ekspansi ke negara lain, cari tahu lagi apa minatnya,” ujarnya.
Terus aktif pada berbagai acara, pelatihan dan media sosial disebutnya menjadi kunci UMKM berkembang.
Ia pun berharap produk-produk kreatif daerah bisa tembus lebih banyak market luar negeri.
“Memag butuh waktu, dan harus benar-benar cari tahu informasi apa saja, pameran, gelaran fesyen, media sosial juga harus dipantengin, karena itu penting. Harapannya, UMKM bisa ekspansi global,” ujarnya.
batik fosfor
UMKM
Surabaya
MatalokalUMKM
cenderaloka
Putri Aprilia
surabaya.tribunnews.com
SURYA.co.id
Jalan-Jalan Ponorogo Rusak Akibat Aktivitas Tambang, Kang Giri Setujui Pemasangan Banyak Portal |
![]() |
---|
Ponorogo Dihukum Akibat Pengolahan Sampah Tidak Inovatif, KLH Tutup TPA Mrican Mulai 7 Oktober |
![]() |
---|
SOSOK Lora Moh Ubaidillah Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny Ambruk, Putra Kiai Ponpes di Blega |
![]() |
---|
Pemerintah Akan Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang Ambruk |
![]() |
---|
Lirik Sholawat Bahriyah Kubro, Doa Ketenangan Hati dan Pengabulan Hajat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.