Penjual Seragam Sekolah di Tulungagung Jatim Ketiban Berkah Tahun Ajaran Baru

Tidak ada bantuan seragam sekolah, penjualan seragam sekolah di Kabupaten Tulungagung, Jatim, naik sekitar 45 persen dari situasi normal.

Penulis: David Yohanes | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/David Yohanes
PENJUALAN SERAGAM SEKOLH - Suasana penjualan seragam sekolah di Toko Lancar Jaya Jalan Basuki Rahmat, Kabupaten Tulungagung Jawa Timur, Selasa (8/7/2025). Menjelang tahun ajaran baru 2025-2026, penjualan seragam sekolah naik 45 persen, dibanding kondisi normal. 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Mohammad Fahrudin, pemilik toko seragam Lancar Jaya di Jalan Basuki Rahmat, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur (Jatim), ketiban berkah tahun ajaran baru.

Volume penjualan seragam SD dan SMP mengalami peningkatan, karena Dinas Pendidikan membebaskan orang tua membeli seragam di luar.

Selain itu, tidak ada bantuan seragam sekolah bagi siswa baru seperti periode sebelumnya, yang telat dibagikan.

“Kalau yang lama masih ada bantuan seragam, semua kan berharap dapat bantuan. Jadi banyak yang belinya belakangan,” ujar Rudi, panggilan akrab Mohammad Fahrudin, Selasa (8/7/2025).

Ia mengungkapkan, saat ini saingan toko adalah para penjual online.

Diakui Rudi, penjualan online lebih ramai dibanding dengan penjualan langsung di toko.

Namun, Rudi mengaku lebih fokus jualan offline, karena jualan online lebih ribet dan menguras tenaga.

“Ternyata juga banyak yang kecewa. Harganya lebih murah namun ternyata kualitasnya kurang memuaskan,” ungkap Rudi.

Untuk menarik pembeli, Rudi memberi layanan khusus, seragam bisa ditukar jika memang tidak cocok.

Pembeli diberi waktu 2 hari, jika ukurannya kurang pas masih bisa ditukar.

Selain itu, ia juga membebaskan pembeli untuk memeriksa kualitas barang yang dijual.

“Kalau di toko memang sedikit lebih mahal dibanding online. Tapi barang kami bisa dicek langsung, jika cocok baru dibeli,” tegasnya.

Penjualan seragam sekolah mulai mengalami peningkatan sejak awal Juni 2025.

Rudi memperkirakan puncak penjualan terjadi pada Sabtu (12/7/2025) dan Minggu (13/7/2025), karena Senin (14/7/2025) sudah hari pertama masuk sekolah.

Jika dirata-rata, setiap hari Rudi bisa menjual 40-50 setel seragam, atau naik sekitar 45 persen dari situasi normal.

“Yang paling banyak seragam SD dan SMP. SMA hanya sedikit, karena ada yang jualan seragam jadi,” jelasnya.

Satu setel seragam SD pendek dijual Rp 110.000, sedangkan yang panjang Rp 140.000.

Satu setel seragam SMP pendek dijual Rp 160.000, sementara yang panjang Rp 170.000.

Rudi juga menjual aksesori seragam, seperti ikat pinggang dan topi untuk SD dan SMP.

“Sabuk dan topi untuk SMP rata-rata Rp 20.000. Untuk yang SD lebih murah lagi,”  tambah Rudi.

Sebelum berjualan seragam, Rudi mempunyai toko sembako di tempat jualannya saat ini.

Namun, penjualan sembako kurang laris dibanding tetangganya yang berjualan seragam sekolah.

Rudi pun mencoba mengambil sejumlah seragam dari tetangganya untuk dijual, dan ternyata laku.

Tahun 2007, Rudi sepenuhnya mulai berjualan seragam sekolah dan menutup toko sembako miliknya.

Bahkan, kini dia membuka usaha konveksi sendiri dengan 5 karyawan, untuk memasok seragam untuk tokonya.

Jika pasokan seragam di tokonya kurang, Rudi akan mengambil barang dari konveksi lain.

“Asal sekolah tidak jualan seragam, maka akan ikut menggerakkan ekonomi. Konveksi lokal dapat untung, para penjual seragam juga untung,” paparnya.

Tahun 2011, Rudi juga membuka cabang di Ngunut untuk melayani pembeli dari timur.

Ekspansi usaha ini karena melihat peluang, banyak pembeli dari Kecamatan Rejotangan, Pucanglaban, bahkan Kabupaten Blitar.

Salah seorang pembeli, Lia, mengaku sudah langganan membeli seragam di Lancar Jaya.

Saat ditemui, Lia baru membeli 3 setel seragam untuk anaknya.

Menurutnya, membeli langsung di toko lebih praktis, karena bisa langsung memilih ukuran.

“Kalau dari sisi harga relatif sama, tapi di sini kualitas barangnya bagus. Sudah langganan di sini,” ucap Lia.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved