Berita Viral
Dulu Idolakan Dedi Mulyadi, Kini Dahromi Kecewa Rumah Dibongkar: Menyesal Banget Milih Dia
Dahromi (43) warga Kampung Pulo Timaha, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, tak bisa sembunyikan kekecewaannya pada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID – Dahromi (43), warga Kampung Pulo Timaha, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya terhadap Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Ia bersama sang suami, Nasrulloh (47), mengaku menyesal telah memilih Dedi Mulyadi dalam Pilkada Jawa Barat 2024.
Kekecewaan mereka terhadap Dedi Mulyadi muncul setelah rumahnya termasuk dalam bangunan liar yang akan dibongkar oleh pemerintah.
Rumah tersebut berada di bantaran sungai yang dianggap berdiri di atas tanah negara.
Dahromi: “Menyesal Banget Saya Milih Dia”
"Kalau rasa menyesal, saya menyesal banget saya milih dia, Pak KDM (Dedi Mulyadi)," kata Dahromi, Senin (7/7/2025) dikutip dari Kompas.com
Dahromi berharap Gubernur Dedi Mulyadi mau mendengarkan keluh kesah warganya, terutama mereka yang terdampak langsung kebijakan ini.
Ia juga meminta agar pemerintah memberikan kompensasi bagi warga terdampak penertiban agar tidak terlantar.
"Saya merasa enggak dihargain sebagai manusia, sebagai warga Indonesia. Saya sebagai rakyat kecil, seharusnya didengar rakyat kecil kayak mana, usahanya kayak mana," ujar dia.
Nasrulloh: “Saya Seolah-Olah Bukan Warga Indonesia”
Nasrulloh juga mengungkapkan kekecewaannya kepada Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang.
Ia mengaku dulu memilih Ade saat Pilkada Bekasi 2024 karena sosoknya dikenal dekat dengan rakyat kecil.
Menurut Nasrulloh, saat itu Ade dikenal sebagai pemimpin yang suka menolong.
Namun, setelah rumahnya ikut dalam daftar bangunan yang akan dibongkar, pandangannya berubah.
"Kecewa banget, awalnya saya suka banget sama Pak Bupati, kalau lagi pemilu doang saya diperhatiin, kalau sekarang saya seolah-olah kayak bukan warga Indonesia," ungkap dia.
Dalam kesempatan itu, Nasrulloh menunjukkan stiker bergambar pasangan Bupati Ade dan wakilnya, Asep Surya Atmaja, yang masih menempel di kaca jendela rumahnya.
Menurut dia, pemasangan stiker tersebut membuktikan jika dirinya benar-benar mengidolai Ade walaupun pada akhirnya dibuat kecewa juga oleh sosok pujaannya.
"Rumah saya ditempelin stiker (ade-asep). Sekarang kalau begini enggak ada yang nyamperin. Boro-boro saya diajak mediasi, dilepas begitu saja saya," imbuh dia.
400 Bangunan Liar Akan Dibongkar
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 400 bangunan liar di sempadan jalan dan bantaran sungai Kampung Pulo Timaha, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, akan dibongkar pada Rabu (9/7/2025).
Sebelum pelaksanaan eksekusi, petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bekasi telah tiga kali melayangkan surat peringatan kepada ratusan pemilik bangunan liar.
Surat peringatan terakhir telah dikeluarkan Satpol PP Kabupaten Bekasi pada Senin (7/7/2025).
Pemberian surat peringatan sempat diwarnai aksi protes warga setempat. Dalam video yang diterima Kompas.com, terlihat sejumlah warga terlibat aksi saling dorong dengan petugas Satpol PP.
Sementara itu, beberapa anggota TNI dan Polri yang berada di lokasi berupaya menenangkan massa. Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat (Trantibum) Satpol PP Kabupaten Bekasi Ganda Sasmita mengonfirmasi aksi protes warga tersebut.
"Mereka menghalangi tim yang mau masuk (melayangkan surat peringatan), tapi mereka saling dorong. Intinya kegiatan sesuai yang kami harapkan," ujar Ganda.
Irwansyah Penjual Kopi Kecewa dengan Dedi Mulyadi
Irwansyah (51) seorang penjual kopi di Kampung Gabus, Desa Srimukti, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, punya alasan tersendiri kecewa dengan Dedi Mulyadi.
Kekecewaan terhadap Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi itu muncul setelah warung kopinya tiba-tiba digusur tanpa pemberitahuan.
Ia merasa dikhianati oleh sosok pemimpin yang dulu ia pilih.
“Enggak mau milih lagi (Dedi Mulyadi) saya, sudah kecewa. Saya rakyat kecil, jual kopi Rp1.000–Rp2.000, keuntungannya buat nafkahin anak saya, kalau begini kan saya mau makan dari mana, kerjaan susah,” kata Irwansyah dengan nada getir, melansir dari Kompas.com.
Irwansyah mengaku terkejut pembongkaran dilakukan hanya beberapa hari setelah Dedi Mulyadi datang berkunjung.
Ia menyayangkan tidak adanya pemberitahuan langsung saat gubernur hadir di tengah warga.
“Enggak dikasih tahu (saat Dedi Mulyadi berkunjung ke Kampung Gabus), cuma ngonten doang,” sindir Irwansyah.
Ia juga mengklaim mayoritas warga yang bangunannya digusur adalah pendukung Dedi Mulyadi saat pemilihan lalu.
Rasa kecewa itu pun membekas dalam harapan agar sang gubernur tidak melanjutkan masa jabatan lebih dari satu periode.
“Ya terserah pemerintah mau diganti ya syukur, kalau enggak ya sudah, saya ihklasin, paling Dedi Mulyadi satu periode,” imbuhnya.
Sementara itu, Camat Tambun Utara, Najmuddin, memberikan sedikit ruang harapan kepada warga.
Menurutnya, warga tetap bisa berdagang di lokasi yang sebelumnya digunakan, asalkan tidak mendirikan bangunan permanen.
“Kalau untuk berdagang selagi itu bermanfaat silakan saja, enggak dilarang. Yang enggak boleh itu dibangun bangunan permanen,” kata Najmuddin.
Diketahui, Kunjungan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ke Kampung Gabus, Desa Srimukti, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, menyisakan kekecewaan untuk warga.
Alih-alih membawa harapan, lawatan tersebut justru menjadi awal dari penggusuran 50 bangunan liar yang dihuni dan dimanfaatkan warga untuk tempat tinggal maupun usaha kecil.
Rabu (18/6/2025), Satpol PP Kabupaten Bekasi membongkar bangunan-bangunan yang berdiri di sepanjang Jalan Kong Isah.
Pembongkaran dilakukan karena bangunan tersebut menempati tanah milik Perum Jasa Tirta, BUMN yang bergerak di bidang pengelolaan sumber daya air.
Pemerintah daerah menyebut kawasan itu akan dinormalisasi dan dibangun fasilitas oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jawa Barat.
“Setelah penertiban akan melaksanakan normalisasi dari Perum Jasa Tirta, dari SDA Jawa Barat juga sama akan dilakukan pembangunan, kita juga dari pemerintah daerah juga sama,” kata Kepala Bidang Trantib Satpol PP Kabupaten Bekasi, Ganda Sasmita, di lokasi.
Pembongkaran ini merupakan perintah langsung Dedi Mulyadi, yang disampaikan melalui Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang usai kunjungannya ke lokasi.
“Ini didasari dari kunjungan Pak Gubernur, kemudian meminta kepada Pak Bupati untuk menertibkan bangunan yang ada di Srimukti,” ujar Ganda.
berita viral
Dedi Mulyadi
Kampung Pulo Timaha
rumah digusur
Gubernur Jawa Barat
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
5 Tokoh Penting yang Beri Bantuan Untuk Keluarga Driver Ojol Affan, Ada Pramono hingga Dedi Mulyadi |
![]() |
---|
Mahfud MD Bongkar Gaji DPR: Lebih dari Rp 230 Juta, Bisa Miliaran Rupiah |
![]() |
---|
Tabiat Farel Prayoga Bikin Kagum, Enggan Terima Hadiah Mewah untuk Konten, Pilih Usaha Beli Sendiri |
![]() |
---|
Sosok Pengemudi Rantis Brimob yang Resmi Tersangka Kasus Kematian Driver Ojol Affan Kurniawan |
![]() |
---|
Sosok Asli Affan Driver Ojol yang Tewas Dilindas Rantis Brimob, Tak Neko-neko, Kebaikan Terkuak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.