Berita Viral

Alasan Beathor Dipecat dari BP Taskin, Disebut Gegara Tuding Ijazah Jokowi Dicetak di Pasar Pramuka

Pemecatan Bambang Beathor Suryadi dari Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) menuai sorotan tajam.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Kolase youtube dan istimewa
POLEMIK IJAZAH JOKOWI - (kanan) Beathor Suryadi yang Sebut Ijazah Jokowi dicetak di Pasar Pramuka. 

SURYA.CO.ID – Pemecatan Bambang Beathor Suryadi dari Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) menuai sorotan tajam.

Pengamat politik Rocky Gerung menilai pemecatan ini berkaitan erat dengan pernyataan Beathor yang menuding bahwa ijazah Presiden RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi) dicetak di Pasar Pramuka.

Diketahui, polemik ijazah Jokowi masih bergulir hingga saat ini. Sejumlah pihak tidak percaya ijazahnya dikeluarkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM).

Surat Pemecatan Beathor Suryadu Resmi Diterbitkan

Beathor dipecat dari jabatannya sebagai tenaga ahli pimpinan BP Taskin.

Hal itu tercantum dalam surat bernomor B.116/KS.02/SES/6/2025 yang ditandatangani oleh Kepala Sekretariat BP Taskin, Eni Rukawiani.

Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa masa kerja Beathor berakhir pada 30 Juni 2025 dan tidak diperpanjang.

Alasan pemecatan juga dijelaskan dalam surat tersebut: Beathor dianggap melanggar kode etik serta tidak mencapai target kinerja yang telah ditetapkan berdasarkan evaluasi internal.

Namun, pemecatan ini muncul tak lama setelah Beathor melontarkan tudingan kontroversial mengenai ijazah Jokowi.

Tuding Ijazah Jokowi dari Pasar Pramuka

Pada pertengahan Juni 2025, Beathor menyebut bahwa ijazah milik Jokowi tidak berasal dari UGM, melainkan dicetak di Pasar Pramuka.

Beathor sendiri dikenal sebagai sosok aktivis dan pengacara yang sejak era Orde Baru dikenal vokal terhadap berbagai isu politik dan pemerintahan.

Saat masih menjadi mahasiswa Universitas Pancasila pada 1980-an, Beathor adalah salah satu aktivis kritis terhadap rezim Soeharto.

Rocky Gerung: Ini Bentuk Pembungkaman

Menanggapi pemecatan tersebut, Rocky Gerung menilai tindakan itu sebagai bentuk pembungkaman terhadap suara kritis.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved